24

818 40 0
                                    

Di hari ini dimana saat pria mungil itu tengah berusaha mengeluarkan bayi kecil yg berada di dalam perut nya.
Kein tengah menjalani operasi, sejak tadi perut nya terasa sangat sakit sekali, ternyata ini saat ia melahirkan.

Pria mungil itu tidak sadarkan diri, ini antara hidup dan mati.
Sagano yg tidak bisa duduk diam saja, dirinya mondar-mandir di depan pintu operasi, menunggu lampu itu berwarna hijau.

Sang suami sangat cemas akan keadaan sang istri yg tengah menjalani operasi

Mamanya sudah menyuruh sang anak untuk duduk dan menunggu, muka Sagano sangat pucat akan khawatiran Kein, ia melihat wajah Kein yg sangat kesakitan saat membawa nya ke rumah sakit

"Glandma... Mommy baik-baik saja kan?" Ucap Rei berada di pangkuan grandma nya

Sang grama menyakinkan cucu nya agar tidak cemas, mata Rei yg sudah berkaca-kaca bertanda akan mengeluarkan butiran air di matanya

"Iyaa sayang, mommy pasti kuat untuk mengeluarkan dedek nya Rei" Sara mengelus rambut hitam milik cucunya

*Eh.. mama nya Sagano udh punya nama ga sih? Author lupa*

Sudah 1 jam lebih Kein menjalankan operasinya, akhirnya kini lampu nya berwarna hijau. Menandakan operasi sudah selesai

"Permisi. operasi nya berjalan dengan lancar, bayi nya juga sehat. Pak" ucap sang dokter yg menangani Kein

Semua orang bernafas lega

"Anda bisa melihat pasien, usahakan jangan menganggu, saya pemisi pak" dokter itu pun meninggal semuanya.
Satu persatu pun telah masuk ke dalam ruang operasi.

Kein terbaring di atas hospital bed, ia masih belum sadar dari obat biusnya

"Terimakasih sayang.. kamu kuat" air mata Sagano mengalir.Sara yg melihat anaknya, ia terharu.. bahagia melihat pemandangan ini

Tak lama, suster mendorong box bayi, yg berisi anak mereka.
Bayi itu lucu, dan sangat tampan.
Setelah suster itu meletakkan di samping hospital bed yg Kein tiduri, ia mengejek Kein yg masih terbaring lemah

"Tunggu setengah jam, kemungkinan pasien sudah sadarkan diri" setelah mengucapkan kalimat itu, suster itu keluar dari ruangan.

"Lihat sayang, bayi nya sangat tampan. Mirip dengan ku" ucap Sagano memang benar, wajah bayi itu sangat mirip dengan nya. Tampan, hidung mancung dan matanya yg sangat indah

"Daddy, Lei mau lihat dedek nyaa"

"Kemari lah" Sagano mengajak anaknya untuk melihat bayi yg lucu ini.


Bener kata suster, butuh setengah jam untuk Kein terbangun dari obat biusnya.
Pria mungil ini membuka kan mata, ia tersadar dari tidurnya

"Ugh.."

Sagano yg baru saja meletakkan bayi kecilnya ke dalam box bayi. Ia mendengar suara manusia yg baru saja terbangun dari tidurnya.

Itu Kein, Sagano berjalan ke arah hospital bed menemui pria mungilnya

"Mau minum, sayang?" Tawar Saga
Kein mengangguk iya.

Sebelum Kein sadar, ia sudah di pindah ke ruangan VVIP. Bukan lagi di ruang operasi, bersama sang bayi

"Bayinya mana, Mas?"

"Di box bayi, tunggu" Sagano berjalan ke bayi kecilnya, ia mengendong nya

Sagano memberikan nya ke pria mungilnya, Kein menerima mengendong bayi nya dengan keadaan bersandar tapi seperti sedang duduk

"Bayinya tampan, mirip kamu semua"  Kein menatap bayinya dari rambut sampai di dagunya.

"Mas udh mikirin nama buat dedek?" Kein menanyakan hal ini pada suaminya

"Sudah. Xekano Zagexter, itu namanya" Sagano mengelus pipi pria mungilnya.

Terdengar lenguhan Rei, ia terbangun dari mimpinya.
"Mommyy.." Rei mengucek matanya yg buram akibat baru bangun tidur, ia melihat mommy sedang mengendong adeknya

"Rei, sini sayang.. sama mommy" Rei pun berjalan ke arah kein

"Mommy baik-baik saja?" Tanya Rei dengan wajah polosnya

Kein melihat nya, tersenyum manis pada anak sulung nya
"Iya sayang" mengelus rambut tebal Rei

"Adeknya lucuu mommyyy" ujar Rei dengan gembira

"Rei suka?"

"Iyaa, bgttt suka bgtt. Lei bakalan jaga adek dengan baikk, Lei juga sayang bgtt" ucapan Rei membuat kein dan Sagano terkekeh gemas melihat anaknya yg sudah mulai besar ini.

Sara dan devi kini masuk keruangan yg di tempat oleh anaknya. Sara tadi menjemput Devi di lobby

"Kein..." Devi memeluk tubuh anak manisnya

"Ibu.." mata Kein berkaca-kaca

"Ibu bangga sama kamu nak, kamu bisa. Maaf ibu baru menemui mu, akhir-akhir ini ibu sangat sibuk dengan urusan ibu, sampai-sampai tidak bisa melihat anak manis ibu yg cantik ini" ujar Devi masih memeluk Kein

"Iya Bu, tidak apa-apa.." kein mengaklumi ibunya yg sangat sibuk ini. dari dulu dengan perkejaan nya, apalagi di saat suaminya sudah tiada, dirinya harus banting tulang demi anaknya.










































Tbc

Alooww, akhirnya aing up lagii.
Author bingung dengan ending cerita ini.. mau Sad end atau Happy end:)

Vote and comen (⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

perjodohan dengan duda [BL] END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang