2. Bertemu kembali

17 8 1
                                    


Hay reader yang masih setia menunggu aku slv_ulanda di sini....

Terimakasih sebelumnya dan maaf jika masih ada typo

Cerita ini murni hasil pemikiran aku sendiri. Jadi bagi plaigiat di larang mampir




Mohon di tandai jika ada typo




Happy reading

                                         Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Oryza membuka perlahan matanya. Menatap bingung sekitaran jalan dari dalam taksi yang di tumpangi sebelumnya.

"Ini dimana? Jelas ini bukan jalan ke rumah aku." Oryza membuka pintu taksi dan keluar dari dalam. Pandangannya mengedar ke seluruh arah, mengingat ingat kembali tempat yang tengah dia pijaki sekarang.

"Tokoh buku ini..." Oryza ingat jelas jika toko buku di persimpangan jalan ini milik omnya. Namun, bukankah tokoh itu telah lama di bongkar untuk perluasan jalan.

Dari dalam toko ada sosok pemuda yang baru saja keluar, lengkap dengan seragam sma dan dua buku di tangannya. Pemuda itu tak sengaja bersitatap dengan Oryza yang memandangnya tanpa berkedip sedikitpun.

Oryza berjalan perlahan dengan mata berkaca kaca menghampiri pemuda itu. Tangannya terulur menyentuh kedua pipi sang pemuda. Ada kerinduan yang sulit untuk dia utarakan, ada kelegaan bercampur khawatir pada kedua mata itu, Oryza hanya takut jika semua ini hanya mimpinya belaka. Halusinasi yang tak ada ujungnya.

"Janggala," lirih Oryza, menerjang tubuh jangkung di hadapannya dengan dekapan kuat, sarat akan takut kehilangan. Pemuda yang di panggil Janggala tersebut mematung kaku, mencerna baik baik situasi saat ini.

"Tuhan jika ini hanya mimpi ku saja, tolong jangan bangunkan aku. Aku masih ingin bersamanya, merangkai kisah yang belum sempat terselesaikan, jangan renggut kembali kebahagian ku untuk sekarang. Tolong sekali ini saja Tuhan, aku mohon." Oryza menjerit pilu dalam hati, kendati Tuhan akan mengabulkan semua permohonannya.

"Lo siapa?" Pemuda itu seakan kembali tersadar mendorong kasar tubuh Oryza hingga tercipta jarak di antara keduanya. Mata tajam itu menghunus tak suka kepada gadis yang tengah menatap kecewa ke arahnya.

"Kamu nggak ingat aku Janggala? Aku pacar kamu." Oryza kembali melangkah mendekat. Sedangkan pemuda itu memundurkan langkahnya dengan kening berkerut samar.

"Lo stres? Gue nggak kenal lo, jadi nggak usah ngaku ngaku jadi pacar gue segala!"

Suara pintu terbuka kembali terdengar, sorang pria dewasa menatap heran kepada kedua remaja itu. "Oryza, kamu udah sampai? Kenapa tidak masuk ke dalam? Om dari tadi nungguin kedatangan kamu."

Pandangan Oryza teralihkan kepada sosok pria dewasa berkepala tiga itu. "Om Gunawan," panggil Oryza.

Tak menghiraukan kedua manusia beda generasi tersebut. Pemuda itu memungut buku yang sempat terjatuh akibat gadis aneh yang dia temui dan pergi berlalu dari sana.

Someday towards youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang