4.Awal

10 6 0
                                    




Yang belum follow
CUSS di follow dulu ya

Budayakan menjadi pembaca yang bijak sana
Jangan jadi pembaca yang silence riders

Sebelum baca jangan lupa vote dan rame kan kolom komentar

Tandai jika ada typo

                    Happy reading

                            *
                            *
                            *
                            *

                            *                            *                            *                            *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jayden menggowes sepedanya dengan cepat, meninggalkan Janggala di belakangnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Ingat peraturannya, Janggala! Siapa yang kalah wajib traktir yang menang!" seru Jayden setengah berteriak. Sesekali cowok itu menoleh ke belakang, melihat Janggala yang masih berusaha menyamakan posisi keduanya.

Janggala mendengus kesal, ingatkan dia untuk memukul kepala sahabat sengklek satu satunya itu. Bagaimana bisa Jayden dengan curangnya mencuri start darinya.

"JAYDEN! AWAS LO YA!!"

Teriak Janggala mengayuh penuh semangat pedal sepedanya, berusaha mengejar Jayden yang berjarak beberapa meter di depannya.

"NGGAK BOLEH NGAMUK DONG!" balas Jayden ikut berteriak, kembali menoleh pada Janggala sambil memeletkan lidahnya.

"JANGGALA BURUAN! JANGAN LELET!!"

Janggala yang melihat itu tersenyum kecil, Jayden seperti manusia paling beruntung di muka bumi ini. Pemuda itu tak pernah mengeluh, atau menceritakan masalah yang dia hadapi kepada Janggala. Cowok itu selalu menampilkan senyum tanpa beban, menghibur orang orang di sekitarnya.

"TUNGGUIN GUE, WOI!!"

Jayden memberhentikan sepedanya secara mendadak, pandangan cowok itu terhenti pada sosok gadis yang masih setia berjalan pelan di depannya. Senyum indah mengembang di kedua sudut bibir Jayden.

"Kenapa berhenti, Jay?" tanya Janggala ikut memberhentikan sepedanya. Pandangan pemuda itu mengikuti arah kemana mata Jayden tertuju.

"Oryza,"

Oryza menoleh kebelakang, melihat Jayden dan Janggala  menghampirinya dengan sepeda. "Kalian berdua naik sepeda ke sekolah? Tapi kenapa berhenti?" tanya Oryza penasaran.

"Lo ke sekolah naik apa?" tanya Jayden, mengabaikan pertanyaan Oryza sebelumnya.

"Aku, paling nunggu bus datang," jawab Oryza di sertai senyum tipisnya.

"Jam segini mana ada bus yang lewat," celetuk Janggala melirik sekilas jam di tangannya.

"Yang di bilang Janggala benar, 20 menit lagi bel masuk juga udah bunyi. Kalau lo tungguin bus datang yang ada telat ke sekolahnya," sambung Jayden ikut melirik jam tangan miliknya.

Someday towards youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang