Oryza Stevia Dilara. Perempuan cantik berusia 23 tahun yang baru saja kehilangan pacar nya di hari anniversary ke -4 mereka.
Janggala Zerga Alaskar mengalami kecelakaan tepat di depan mata sang pacar dan meninggal di tempat.
Setelah kematian Jangga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oryza berdiri di depan toko buku Star Light sambil memainkan kerikil kerikil kecil yang ada di tanah dengan sepatunya. Gadis itu tengah menunggu kedatangan Janggala dan Jayden untuk pergi ke pasar malam. Pandanganya mengadah ke langit malam, taburan beribu bintang dan rembulan menghiasi suasana malam ini, membuat dirinya tersenyum tipis menikmati ke indahan ciptaan Tuhan itu. Suara mesin motor yang baru saja berhenti mengalihkan kembali perhatian Oryza.
"Om, habis dari mana?" tanya Oryza, menghampiri om Gunawan yang baru saja turun dari pespa kesayangannya sambil membuka helm.
"Ada beberapa buku yang baru saja siap cetak, jadi om pergi mengambilnya," jawab om Gunawan, sekilas memperhatikan penampilan Oryza yang terkesan rapi.
"Kamu mau pergi kemana, Oryza?" tanya om Gunawan, membuka pengikat kardus bagian belakang jok motor.
Oryza penuh semangat menjawab pertanyaan dari om nya itu. " Oza mau pergi ke pasar malam sama Janggala dan Jayden."
Kernyitan tercetak jelas di dahi pria berkepala tiga itu, "Sejak kapan kamu dekat sama Janggala? Kamu nggak mengancam dia sama hal yang aneh aneh, 'kan?" tuding om Gunawan penuh selidik kepada Oryza.
"Suudzon aja om! Aku ini anak baik baik ya, mana mungkin tega ancam anak orang. Tapi saran om barusan boleh juga." Oryza tersenyum penuh dengan ide ide yang sempat terlintas di benaknya.
"Jangan melakukan hal hal aneh kamu, Oryza!" peringat om Gunawan menatap tegas kepada sang keponakan.
"Habis dari pasar malam aku mau ke dukun dulu, minta mantra yang paling ampuh biar Janggala jatuh cinta sama aku." Oryza tertawa keras dengan mata menyipit seperti bulan sabit.
Om Gunawan hanya mampu menggelengkan kepala, pasrah atas kelakuan aneh milik Oryza. Tak menghiraukan sang keponakan lagi, pria dewasa itu mengangkat kardus berisi buku itu ke dalam toko, meninggalkan Oryza begitu saja.
•••••
"Lo udah dengar, besok Erina pulang dari Jerman?" tanya Jayden, menoleh sebentar ke arah Janggala. Keduanya kini tengah berjalan bersisihan menuju toko buku untuk menjemput Oryza. Janggala hanya diam, tak menanggapi Jayden.
"Apa yang nggak lo suka dari Erina?" Kini, Janggala yang menoleh ke arah Jayden sebentar, sebelum kembali menatap jalannya.
"Dia baik, pintar, primadona, dan jadi incaran satu sekolah. Tapi, kenapa lo tolak dia?" sambungnya.