XIII

91 10 2
                                    









Seperti yang Seunghan janjikan pagi tadi, dia dan adek kesayangannya menghabiskan sore dengan membuat kue bersama, serta kedua orang tua mereka yang malah ikut-ikutan juga. Kini kue itu lagi di dalam oven. Seunghan milih buat mandi sambil nunggu adonan tepung itu matang.








Kini dia lagi ngeringin rambut pakai hairdryer di depan kaca rias kamarnya. Tiba-tiba pikirannya melayang ke kegiatan sekolahnya tadi. Bukannya mengingat wajah crush kesayangannya, Seunghan malah keinget wajah Eunseok yang kecut menurutnya. Pandangannya kembali mengarah ke dua batang permen milkita yang sengaja dia taruh di meja rias setelah pulang sekolah tadi.








Seunghan cemberut, kembali merasa kesal ke si empu pemberi permen tersebut. Dia menaruh hairdryernya ke meja dan menyambar dua permen itu, lalu dengan sekuat tenaga dilemparnya dua benda manis itu ke tempat sampah di samping bawah meja riasnya. Bisa-bisanya Seunghan barusan senyum-senyum gaje sambil liatin permen itu. Serius, dia juga pasti ga nyadar kalau ga sengaja liat bayangannya di kaca.








Pokoknya Seunghan ga mau damai sama Eunseok, titik. Persetan sama janji damai, kan syarat damainya udah dia buang.








"KAKAK! AYO TURUN, KUENYA UDAH MATENG" Panggilan dari sang ayah narik Seunghan ke kenyataan.








"IYA AYAH! BENTAR" dia pun segera bergegas keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah.









Pemandangan pertama yang dia lihat adalah ayahnya yang terlihat ogah-ogahan menata meja makan, bahkan si Ayah nampak sengaja melempar sendok ke meja sambil terus memandang ke arah ruang TV.








Lebih tepatnya memandang ke arah Duo ibu anak yang lagi dusel duselan di sofa. Emang ga sadar umur ni bapak-bapak, produk hasil goyangannya sendiri masa sampe diplototin segitunya.








Tapi emang kayaknya si Anton juga mancing sang ayah deh, sampe meluk-meluk bundanya gitu. Bahkan sekarang Shotaro berada di setengah pangkuan si bontot yang mendusel ke dada sang bunda. Shotaro juga cuma ketawa manis kegelian gara-gara kelakuan si bontotnya, tanpa merasa ditatap tajam oleh sang suami.








Saking terbakar api cemburu, Sungchan ga sadar anak sulungnya udah berada di belakangnya. Pas beliau balik badan, Bapak Jung tersebut hampir menjerit melengking sambil otw nabok Seunghan. Untung gajadi.








"Paan sih Yah" Tanya Seunghan judes sambil bantuin sang ayah nata meja. Ga sih, orang Seunghan cuma bolak balik sendok sama garpu yang udah tertata di meja makan.








"Ayah kira penampakan tadi" jawab si Ayah.








"Mana ada penampakan secakep aku" Jawab balik Seunghan sambil buka kulkas, lagi liat liat doang soalnya dia gabut.








"Dih, narsis bener" Sindir Sungchan sambil kembali menatap sang istri dan anak bungsunya.








"Kan nurun dari Ayah" Counter Seunghan sambil nutup kulkas. Gaada yang menarik dimata Seunghan.








Melihat ayahnya yang kembali memandang dia, Anton semakin menjadi-jadi. Dia kini mencium pipi bundanya yang membuat suami bundanya naik pitam dan langsung berjalan ke arah mereka.








Tapi bukan Anton namanya kalau ga nantangin, dia otw nyium pipi bundanya yang sebelah. Tapi terhenti saat tubuh bundanya terangkat ke atas meninggalkan pangkuannya. Ayahnya berada di hadapannya sambil mengangkat istrinya bak mengangkat kucing.







ELITE CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang