XVIII

139 12 20
                                    










Seunghan melamun di depan seribu karangan bunga pemakaman khas negeri gingseng.








Entah udah berapa lama remaja itu berdiam diri, menatap kosong bunga dengan tulisan sumpah serapah didepannya.








Perasaan tadi dia lagi pelajaran olahraga di sekolahnya, kenapa langit udah gelap? Juga dimana tempat dia berdiri sekarang ini?








Kini badan Seunghan bergerak dengan sendirinya, terasa suatu tarikan yang menyuruhnya untuk mendudukkan diri. Sebelum remaja itu terjatuh bebas ke jalanan tersebut, tempat itu kini berubah menjadi sebuah ruangan. Seunghan juga telah terduduk di sofa abu-abu di ruang minimalis tersebut. Matanya kini kebingungan melihat sekeliling, rasa familiar namun asing menyelimutinya.








"Riize tanpa kamu bukan apa-apa Hannie"








Suara tersebut membuat Seunghan menoleh ke sumber suara. Entah sejak kapan, sofa-sofa lain diruangan tersebut terisi oleh wajah wajah familiar namun buram, namun dari suaranya Seunghan sepertinya bisa menebak siapa saja enam orang yang bersamanya.








"Riize butuh kamu, agensi butuh kamu, fans butuh kamu..... Kita butuh kamu Han" Kini yang bersuara adalah sosok pemuda yang memiliki tubuh terbesar diantara mereka semua.








Seunghan ga paham, agensi? Riize? Apaansih. Lebih betenya lagi sesuatu dari dalam diri Seunghan merasa sedih, tertekan, kecewa, bingung. Seunghan ga paham apa yang dia rasain.








Dia hendak bertanya, namun mulutnya berkata lain.








"Oke, aku bakal balik ke Riize"








Entah itu benar atau ga, tapi Seunghan merasa seratus persen enam orang ini tampak tersenyum sumringah, walau wajah mereka semua masih buram dimatanya.








Kini tempat itu berganti kembali, bahkan Seunghan juga ga sadar badannya udah berdiri ditempat semula dia ngelamun.








Bedanya, disampingnya ada lelaki mengenakan Hoodie hitam, berdiri menatap ke arah ribuan benda yang ditatap Seunghan.








Tanpa Seunghan menoleh pun Seunghan udah tau siapa disampingnya itu.









Dia,   lelaki itu   Seunghan.








Sosok persis dirinya dengan fisik yang tampak lebih dewasa. Kurus, pucat, mata sembab, masker yang menutupi setengah wajahnya.









Ah, kini Seunghan paham.









"Gini banget ya, gue di kehidupan ini" Seunghan remaja memecah hening diantara mereka.








"Kalo gue jadi lu sih, gue bakal selfie dan gue kirim ke semua medsos gue. Gue tantangin tuh orang orang yang udah berani-beraninya nyumpahin gue kaya gini" Cerocosnya tanpa menunggu tanggapan dari lawan bicara.









Kini Seunghan remaja menghadap dirinya versi lebih tua tersebut yang juga sudah menghadap dirinya. Terlihat air mata mengalir di balik tudung Hoodie yang dipakainya.








"Sayang ya, lu terlalu baik, terlalu naif tau ga" Ucap Seunghan kembali sambil tetap menatap sosok Hoodie hitam itu.








ELITE CIRCLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang