Chapter 2

125 30 15
                                    

Happy reading!!! Jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih...

***

Berakhirnya hubungan Adipati dan Selina memberi nuansa perang dingin di antara mantan kekasih itu. Selina yang terlihat cuek ketika berpapasan dengan Adipati, dan Adipati yang bodo amat dengan semua yang Selina lakukan. Satu sekolah tentu saja tahu apa yang terjadi dengan pasangan menggemparkan itu. Orang jelas-jelas bertengkarnya di depan umum.

Kedua orang tersebut masih tampak seperti biasa, seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Renjana juga tidak mau ambil pusing. Dia jatuh cinta pada Adipati, tapi bukan berarti dia bahagia kalau lelaki itu patah hati. Sebenarnya Renjana selalu menghindari intensitas percakapannya dengan Adipati, namun entah mengapa semesta sepertinya mendukungnya kali ini. Beberapa kali mereka terlibat dalam satu laboratorium yang sama. Mengharuskan mereka ada di satu kelompok yang sama. Hingga tanpa Renjana sadari, dia terlalu dekat dan nyaman dengan Adipati. Kurang lebih dua bulan kedekatan mereka, lelaki itu menyatakan perasaannya pada Renjana.

Sebagai anak remaja yang masih sedang bahagia-bahagianya jatuh cinta, mana mungkin Renjana menolak menjadi kekasih dari lelaki yang dia cintai.

"Kamu terlalu bikin nyaman, jadi pacarku saja mau gak?" Kata Adipati santai setelah mereka selesai piket dan membersihkan kelas. Renjana membeku di tempatnya. Terdiam sambil mendongak menatap Adipati yang begitu menjulang di hadapannya.

Ada sedikit keraguan di hati Renjana. Dia tidak lupa seberapa lelaki di hadapannya ini mencintai Selina. Tapi hubungan keduanya sudah berakhir kan, lalu Adipati akan menjadikan Renjana sebagai apa? Apa lelaki itu bisa memperlakukannya semanis dia memperlakukan Selina? Lalu apa kata satu sekolah nanti?

Semua pertanyaan itu berputar di otak Renjana dengan tidak henti-hentinya. Kalau mengikuti kata hati, tentu saja dia ingin langsung berlari pada Adipati. Namun pada akhirnya logika Renjana kalah dengan hatinya sendiri. Kepala Renjana mengangguk, menerima pernyataan cinta dari seorang Adipati. Dan selanjutnya, kehidupan remaja Renjana berubah drastis. Semua mata di sekolah langsung tertuju pada Renjana Senja.

Adipati benar-benar lelaki yang romantis menurut Renjana. Dia tidak segan untuk memperlihatkan perhatiannya di depan umum, memastikan kalau Renjana tidak terlambat makan, sekedar coklat di siang hari, atau menunggu Renjana selesai dengan semua kegiatannya dan pulang bersama. Lelaki itu sudah membawa mobil sendiri ke sekolah. Jadi tidak heran kalau sering kali Adipati mengantarkan Renjana pulang.

Hal-hal tersebut tentu saja tidak luput dari perhatian Selina. Perempuan itu mulai melemparkan tatapan sinis pada Renjana, namun Selina tidak pernah melakukan hal-hal diluar batas. Renjana sendiri tentu tidak mau ambil pusing dengan semuanya. Dia muncul ketika hubungan Adipati dan Selina sudah selesai, jadi dia tidak mau membiarkan perasaan bersalah apapun muncul dalam hatinya.

Adipati tidak pernah absen memberikannya kejutan. Mulai dari selalu mengajak Renjana ke toko buku, membelikan berbagai macam buku yang sebenarnya tidak Renjana minta. Tapi Adipati sengaja melakukannya, katanya supaya koleksi buku-buku Renjana banyak. Ada saja yang dilakukan Adipati untuk membuat Renjana senang.

Sayangnya hubungan mereka tidak bertahan lama. Hanya enam bulan, tepat saat mereka duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas, Adipati mengakhiri semuanya dengan alasan yang membuat Renjana terbengong-bengong.

"Maafkan aku, selama ini aku masih mencintai Selina..." sebuah kalimat pendek yang keluar dari mulut lelaki itu membuat Renjana terdiam. Dia tidak menangis, tidak juga marah. Entah mengapa Renjana biasa saja mendengarnya. Bukan karena dia tidak memiliki rasa lagi pada Adipati, tapi karena sejak awal tanpa lelaki itu bilang pun Renjana sudah tahu semuanya.

Mantan GentayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang