Chapter 8

103 31 11
                                    

Renjana membiarkan Joel melakukan semaunya di apartemen mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjana membiarkan Joel melakukan semaunya di apartemen mereka. Lelaki itu sudah menghabiskan satu bungkus keripik singkong cemilan Winda. Membuka sekaleng minuman ringan, dan sekarang Joel sibuk menonton televisi sambil menyantap sekotak brownies yang ada di kulkas. Kali ini brownies nya milik Renjana.

Winda dan Joel duduk bersampingan di sofa. Kalau Joel cuek, berbanding terbalik dengan winda yang sejak tadi sudah mencuri-curi pandang melirik tidak suka pada Joel.

"Di rumah lo miskin ya? Nggak ada makanan sampai semua makanan disini lo makan?"

"Cuma makanan doang pelit banget. Pantesan lo gak laku-laku. Mana ada cowok yang mau sama cewek peli begini."

"Pantesan Jana males balikan sama lo. Nggak modal. Makan aja numpang di tempat orang."

Skak mat, Joel gagal mengunyah brownies nya. Kata-kata Winda barusan membuat brownies di tangan Joel hanya menggantung di udara saja. Kesal? Sudah pasti. Mulut Winda sebelas dua belas dengan Renjana, berbisa mematikan seperti ular derik.

"Kalau sama Jana gue gak pelit. Sama orang gak penting aja gue pelit. Memangnya kayak lo, sama orang pelit, sama diri sendiri pelit. Keripik singkong doang, nanti gue beliin tiga bal biar lo puas makan sampai batuk-batuk!"

"Bener ya! Awas kalau nggak! Gue tagih janji lo. Udah buruan pergi sekarang!" Usir Winda kesal.

"Ya elah Win, gue kan nungguin Jana. Dia aja masih beres-beres tadi. Masa gue keluar gak sama Jana, sia-sia perjuangan gue datang pagi-pagi kemari..."

Wajah Joel dia buat se memelas mungkin supaya Winda bisa iba padanya. Setidaknya dia sudah berjuang mati-matian untuk mendapatkan kembali hati Renjana. Dan sepertinya usaha Joel kali ini cukup berhasil. Winda menatapnya beberapa saat sebelum akhirnya wanita itu pasrah dan membiarkan Joel ada di sana.

"JANAAAAA!!! BURUAN SIAP-SIAPNYA!!! GUE MUAK SAMA JOEL! BAWA DIA PERGI NGGAK CEPETAN!"

Teriakan Winda membuat Joel menutup kedua telinganya karena dia tepat berada di samping wanita itu. Joel heran kenapa Renjana bisa betah tinggal satu atap dengan Winda. Sekarang dia jadi tahu dari mana sifat Renjana yang seperti sekarang. Pasti Renjana sudah tertular Winda karena terlalu sering mereka bersama.

Tidak lama setelah teriakan Winda, Renjana keluar dari kamarnya. Joel lumayan terpana karena Renjana benar-benar siap-siap dan berdandan dengan cantik seperti yang Joel minta. Hanya saja dia sedikit bingung dengan penampilan Renjana. Joel menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Renjana mengenakan mini dress hitam sedikit glossy, rambutnya dicepol ke atas, menyisakan sedikit anak rambutnya yang berjatuhan, lalu Joel tambah melotot saat Renjana mengeluarkan sepatu boots hitamnya yang tingginya diatas semata kaki.

"Kamu mau pergi kaya gitu?"

"Iya, kenapa? Ada yang salah?"

Renjana memperhatikan dirinya sendiri. Perasaannya tidak ada yang salah dengan penampilannya. Masih bagus dan juga sopan. Kemudian dia menatap cermin kecil yang tidak jauh dari sana. Riasan wajahnya juga biasa saja, tidak menor. Cenderung terlihat seperti tidak dandan malah. Kemudian dia menatap Joel dengan bertambah bingung.

Mantan GentayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang