Chapter 3

122 29 14
                                    

Happy reading! Jangan lupa vote dan commentnya. Terima kasih...

***

Hubungan Adipati dan Renjana benar-benar kandas. Yang lebih gilanya lagi, lelaki itu langsung balikan dengan Selina tidak lama setelahnya. Kembalinya Adipati dan Selina bersama membuat satu sekolah menjadi gempar, dan tentu saja tatapan kasihan mengiringi setiap langkah Renjana, kemanapun dia pergi. Lalu dua orang tersebut yang sudah balikan? Tentu saja tidak ada yang berani mengusik mereka. Siapa yang berani mengusik Adipati.

Selina sendiri sebenarnya masih seperti biasa. Tidak ada perasaan menyesal dari Selina setiap kali dia bertemu dengan Renjana. Sementara Renjana juga cuek. Hanya saja Selina sedikit banyak jadi lebih ketus dan tidak jarang menyindir Renjana di depan anak-anak lain. Sejauh ini Renjana masih diam karena ada Adipati yang mengingatkan Selina untuk tidak kelewat batas.

Renjana menjalani hari-harinya dengan biasa saja sambil menunggu Ujian Nasional dan kelulusan. Setiap ada Selina dan Adipati, dia tidak menghiraukan keduanya. Meskipun Selina kadang bertingkah. Target Renjana adalah lulus dari sekolah tanpa drama apa-apa. Namun sayang sepertinya impiannya itu tidak bisa terwujud. Selina benar-benar menguji kesabaran Renjana hingga diujung batas. Apalagi melihat Adipati yang seolah hanya menegur seadanya saja, tidak menghentikan aksi Selina sama sekali.

"Kasihan cuma dijadiin mainan doang sama lelaki." Celetuk Selina di kantin, yang otomatis membuat semua mata tertuju pada Renjana yang sedang menikmati siomay nya. Renjana memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam karena dadanya bergemuruh. Sudah cukup, jangan berani-berani kurang ajar lagi. Kata Renjana dalam hati. Renjana menatap Selina dengan nyalang dan menantang.

"Sok kasihan sama orang lain padahal sendirinya lebih kasihan..." celetuk Renjana dengan mata yang masih menatap Selina. Adipati langsung menahan Selina saat perempuan itu mau berdiri. Namun tangan Adipati langsung ditepis oleh Selina. Dia berjalan menghampiri Renjana yang sedang menyuapkan potongan terakhir siomay nya.

"Maksud lo apa? Nyindir gue?" Adipati langsung sedikit menarik Selina menjauh dari Renjana, membisikkan sesuatu yang tidak terdengar di telinga Renjana. "Harus dikasih pelajaran nih mantan sialan lo!" Kata Selina pada Adipati, namun kata-kata itu begitu menggelitik di telinga Renjana.

"Kalau gue mantan sialan, lo apaan? Mantan tapi balikan? Apa namanya kalau bukan lebih parah dari sialan? Balikan nya juga ngemis-ngemis sama Adipati dulu kan? Jangan kira gue nggak tahu kalau kalian sering berdua di lorong belakang sekolah. Lo nangis-nangis sama Adipati itu namanya apa?" Kata Renjana santai, tapi begitu menusuk.

Seketika sekeliling mereka langsung berisik. Menggoreng gosip memang terkadang menyenangkan. Renjana sedang patah hati, jadi dia tidak mau berpikir tentang perasaan orang lain lagi, apalagi perasaan Selina. Orang perasaannya saja sedang tidak baik-baik saja dan tidak ada yang peduli dengannya.

"Brengsek ya mulut lo!"

"Lebih brengsek mulut lo!" Jawab Renjana tidak mau kalah. Adipati yang mendengarnya langsung terkejut. Renjana tidak pernah berkata kasar. Ini kali pertama dia mendengar Renjana mengatakan kata brengsek. Selina sendiri sudah ingin menyerbu Renjana kalau tidak ditahan oleh Adipati.

"Jan, udah Jan. Jangan diteruskan. Mending lo balik ke kelas Jan, please..." mohon Adipati. Kini gantian Renjana yang menatap sengit pada lelaki itu.

"Ini tempat umum, kalau cewek lo problematik kenapa orang lain yang harus disuruh pergi. Yang bikin masalah yang pergi. Gue masih mau minum es jeruk gue!" Kata Renjana lancang sambil menunjuk segelas es jeruknya yang masih penuh.

Mantan GentayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang