04: Pecah Tangisnya

1.5K 154 57
                                    

Jika ada yang berkata bahwa Hikaru adalah anak yang cukup tenang, menggemaskan dan penurut, semua penghuni kosan akan amat menyetujuinya. Namun jika ada yang bilang bahwa Hikaru masihlah bocah berusia 5 tahun yang hanya hidup bersama laki-laki bujang, mereka akan amat sangat setuju. Tidak ada sosok "Ibu" yang memberinya kasih sayang tulus sekalipun Abang dan Kakaknya selalu memberikan limpahan kasih sayang lebih dari peran orang tuanya sendiri. Tapi kali ini bukan masalah kasih sayang yang di permasalahkan. Hikaru masih anak-anak, berusia 5 tahun baru masuk TK beberapa bulan yang lalu. Layaknya siswa baru pada tahun ajaran baru, anak itu bersemangat sekali setiap pergi ke sekolah. Ya... setidaknya itu berlangsung selama 2 minggu.

Lalu setelahnya Hikaru berubah menjadi tuyul kelaparan, begitu kata Joe karena setiap pagi anak itu akan mengamuk tidak mau berangkat sekolah. Hikaru menolak bangun pagi, menolak memakan sarapan dan menolak diantarkan ke sekolah entah karena apa. Awalnya Yose mengira Hikaru mendapat perundungan di sekolah, tapi nyatanya anak itu sekarang sudah bisa bersosialisasi meskipun belum seperti anak-anak pada umumnya. Setelah dilakukan segala cek kesehatan, fisik Hikaru ternyata tidak bagus. Ada beberapa luka dalam yang sekarang sedang mereka obati, di kepala dan beberapa tulang yang bisa menghambat tumbuh kembangnya. Sedangkan psikisnya Hikaru juga harus konsultasi setiap 1 minggu 2 kali. Belum lagi ternyata imun Hikaru sedikit memiliki ke istimewaan, Havian bilang mungkin selama di dalam kandungan Hikaru tidak mendapat nutrisi yang cukup, sampai lahir pun kemungkinan Hikaru tidak mendapat gizi yang seimbang. Alhasil sekarang banyak sekali pantangan untuk Hikaru dari Abang dan Kakaknya.

Kembali pada masalah sekolah Hikaru, pagi ini anak itu kembali menolak untuk pergi ke sekolah. Alasannya hanya dia tidak ingin, katanya ada film Doraemon jam 8 pagi dan dia tidak mau melewatkan tayangan tersebut. Hariz tentu tau itu hanya akal-akalannya saja. Mereka sudah memakai smart Tv, Hikaru bisa menonton tayangan ulangnya setelah dia pulang dari sekolah nanti.

"Jahat sekali, semuanya tidak ada yang belpihak pada manusia sekecil ini."

Ini kebiasaan barunya, entah mendapat inspirasi darimana tapi Julian yakin ini adalah ajaran sesat dari Joe dan James. Hikaru jika sedang merengek, rengekannya terdengar dramatis sekali. Joe dan James sebagai pelaku perubahan drastis Hikaru hanya bisa tertawa puas, sedangkan Abang dan Kakaknya yang lain hanya bisa menggelengkan kepala. Untung Hikaru lucu, jika itu Joe dan James sudah di pastikan keduanya tidak akan mendapat jatah makan lagi.

"Ayo dipake tasnya." Yose menenteng tas milik Hikaru.

"Ihhh kan gak mau sekolaaahhhhh."

"Sekolah yang rajin. Katanya mau jadi petugas bombeu."

Hikaru cemberut. "Tapi nanti pulangnya makan bakso yang ada saus sama mayones nya ya?" Bakso bakar di depan sekolah maksudnya.

Yose yang hari ini mendapat giliran mengantar Hikaru mengangguk. "Boleh jajan tapi sekolah dulu."

Hikaru sudah sampai di sekolahnya. Sudah berpamitan dan melambaikan tangan pada Yose. Setelah 1 bulan sekolah Hikaru tidak lagi di tunggu oleh Abang atau Kakak. Dia akan diantarkan lalu akan dijemput oleh siapapun yang memiliki waktu luang. Awalnya mereka pikir Hikaru akan merengek, tapi ternyata dia anteng-anteng saja tidak rewel seperti teman-temannya yang lain.

"Halo Hikaru... diantar siapa hari ini?"

"Halo Miss. Dede diantal Abang Yose, bawa bekal nugget lucu-lucu telul lebus sama sayul-sayul. Di kasih uang juga 5 libu buat jajan jelly."

Miss Sarah tersenyum gemas. "Pintar sekali ya Hikaru ini. Duduk di tempat biasa ya? Sebentar lagi kelasnya dimulai."

Pembelajaran dimulai tepat pada pukul 8 pagi. Kali ini kelas Hikaru mendapat Pelajaran menggambar dan mewarnai. Memang sih Pelajaran di TK tidak jauh-jauh dari menggambar, melipat, mewarnai, menyanyi dan Pelajaran interaktif lainnya. Hikaru juga anteng menggambar beberapa bentuk sesuai imajinasinya lalu mewarnainya semenarik mungkin. Sekarang dia sudah bisa mengobrol bersama temannya dengan syarat dia harus diajak bicara lebih dulu. Jika tidak ada yang mengajaknya berbicara Hikaru hanya akan diam dan sibuk bersama dunianya sendiri.

HIKARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang