13: Ditambal

1.2K 169 147
                                    

Apa yang biasanya dilakukan manusia pada umumnya di hari minggu? Tidur seharian setelah lelah melakukan kegiatan selama 6 hari penuh? Atau pergi berlibur sekalipun dalam waktu singkat? Harusnya sih seperti itu. Tapi hari minggu kali ini terasa sedikit berbeda bagi Hikaru. Biasanya dia bisa bebas tidur sampai siang, lalu menonton Doraemon sebelum sarapan baru setelah itu mandi. Tapi pagi ini dia sudah harus sudah bangun melebihi saat dia akan pergi ke sekolah. Julian bahkan langsung mengganti piayamanya dengan setelah baju olahraga. Rupanya dokter muda itu mengajak semua penghuni untuk berolahraga ke lapangan di pusat kota. Hikaru sebenarnya senang-senang saja, dia bisa bermain dan bebas berlarian kesana kemari disaat Abang dan Kakak berolahraga. Berbeda dengan Joe dan James, sejak bangun keduanya sudah sibuk misuh-misuh, mereka berdua berniat tidur sampai siang tapi Kakaknya malah membuat agenda yang menghancurkan semua rencana yang sudah keduanya susun.

"Aku naik odong odong... aku naik odong odooonggg... Aku pilih bentuk yang lucu syekaaliiii..." Hikaru tampak ceria saat turun dari mobil Hariz.

"Biduan kita makin lucu aja." Jovan yang sedang memakaikan topi di kepala sang Adik terkekeh, "Nyanyi lagi dong."

"Ihh apa ituu lucu sekali. Abaanggg mau ituuuu!!!" Tapi fokus Hikaru sudah teralihkan saat dia melihat banyaknya jajanan disana.

Hariz mengikuti arah jari telunjuk Hikaru. "Masih pagi masa mau makan permen kapas sih? Nanti makan dulu sarapan, olahraga terus jajan. Kamu nih minggu ini udah naik 3 kilo."

"Iya tuh jadi hibul kamu."

"Hibul apaan Joe?" Tanya Afif.

"Hikaru gembul."

"Gak boleh body shaling ya!!!! Kata Miss itu pelbuatan tidak baik selta tidak telpuji."

"Body shamingggg..." Javin mengoreksi, "Udah melotot tapi salah."

"Iya pokoknya enggak boleh ledek-ledek!"

"Udah jangan ribut. Kita lagi diluar. Malu diliatin orang-orang."

Setelah Julian melerai Adik-adiknya, waktu olahraga pun dimulai. Jovan memimpin di depan untuk pemanasan. Meskipun terlihat malas-malasan, pada akhirnya Joe dan James hanya bisa pasrah. Sudah lama juga mereka tidak berolahraga seperti ini karena banyak kegiatan sekolah yang harus keduanya lakukan. Jika semua Abang dan Kakaknya focus mengikuti gerakan Jovan, berbeda dengan Hikaru. Anak itu hanya bergerak sesuka hati tanpa tempo atau aba-aba yang jelas. Yose yang ada di belakang Hikaru sesekali akan tertawa saat dia melihat tingkah laku sang Adik. Khusus untuk Hikaru mereka akan memakluminya. Mau diajak olahraga sepagi ini saja mereka sudah bangga bukan main.

Pemanasan sudah selesai bertepatan bersama James yang bersiap untuk lari mengelilingi lapangan. Bocah paling kecil diantara tingginya orang dewasa itu juga tentu ikut. Bedanya Hikaru tidak berlari secepat Abang dan Kakak. Sesekali anak itu akan berlari lurus sesuai aturan, tiba-tiba fokus nya teralihkan saat matanya melihat makanan di pinggir lapang, atau dia akan berlari seperti Naruto, terus seperti itu sampai Hariz yang menjaganya tidak bisa menahan tawa. Badan yang sudah benar-benar gembul itu tampak seperti adonan roti, terlihat empuk dan mengembang.

"Iihh lali, lali, laliii telussss. Kapan jajannya Dede mau jajan Abaaanggg." Tiba-tiba Hikaru duduk diatas aspal.

"Eh gak boleh duduk disitu nanti ngehalangin yang lari Dede." Hariz buru-buru mengangkat Adiknya ke pinggir lapangan, "Dede baru 2 kali puteran loh, kan janjinya setelah 3 puteran baru boleh jajan."

"Dede masih kesyiiilll." Ucapnya dengan nada yang sengaja di rubah seperti bayi, "2 sudah cukup."

"Ngarang ah! Tunggu yang lain selesai dulu. Abis itu kita sarapan. Dede mau sarapan apa?"

HIKARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang