Suara batuk nyaring yang keluar dengan jarak lumayan sering terdengar mengisi kekosongan rumah. Sesekali suara tarikan ingus juga terdengar seolah melengkapi suara batuk-batuk dari anak kecil berusia 5 tahun itu. Ternyata sakit Hikaru terus berlanjut sampai hari ke-3 setelah dia berenang bersama dua Kakaknya tempo hari. Alergi dan faktor cuaca yang tidak menentu menjadi alasan kenapa sakit Hikaru lumayan bertahan lama kali ini. Julian sudah memanggil Havian ke rumah karena Hikaru sempat sulit bernafas di iringi suara mengi yang membuat Abang dan Kakaknya khawatir. Hikaru juga sempat di pasangkan nebulizer karena tidak bisa tidur akibat hidungnya yang mampet juga batuknya yang sering terasa menganggu. Havian bilang seharusnya setelah berenang Hikaru tidak memakan ice cream karena sudah jelas selama ini anak itu alergi terhadap dingin. Tapi karena sudah terlanjur sakit maka sekarang Hikaru sedang dalam pantauan juga perawatan Julian.
Tidak ada lagi Joe dan James yang merawat Hikaru sekarang. Afif dan Javin yang bertugas menemani sang Adik bersama Hariz. Namun Kakak pertamanya itu tetap memantau semua pekerjaannya dari rumah. Sekarang Hariz sedang meeting di ruang kerjanya. Sedangkan Hikaru sedang sibuk memainkan lilin mainan yang dibelikan Joe kemarin. Sebagai permintaan maaf karena sudah merusak mobil kesayangan milik Adiknya, Joe tidak tanggung-tanggung langsung membelikan Roy dalam berbagai bentuk ditambah 1 set Playdoh Ultimate Ice Cream Truck Set F1039 sebagai bonus. Hikaru yang awalnya enggan di dekati Joe akhirnya luluh setelah dia melihat banyaknya mainan yang dibelikan sang Kakak. Maka tanpa memikirkan apapun lagi Hikaru langsung mengiyakan saat Joe mengajaknya berdamai. Joe lega bukan main rasanya, meskipun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tapi dia rela selama Hikaru memaafkannya.
"Jangan di jilat ingusnya!!!" Afif memekik, dia baru saja kembali dari dapur, "Dede jorok banget! Kakak aduin Bang Julian loh. Ingusnya di lap pake tissue."
"Hehehe..." Hikaru memamerkan deretan giginya, "Asinnn."
"Jangan di ulang."
"Maaf Kak Afif. Janji enggak di ulang lagi."
Afif mengangguk. "Ayo makan dulu biar bisa minum obat."
"Bubul lagi?"
"Enggak. Ini sup ayam, Kak Afif tambahin jahe biar anget ke tenggorokan nanti."
"Suapin ya?"
"Iya gemesss..."
Suapan demi suapan yang di berikan Kakaknya di terima dengan baik. Afif beberapa kali meringis saat dia mendengar suara batuk sang Adik. Batuk kering itu terlihat sangat menyakitkan sampai membuat Hikaru kepayahan. Dia bahkan beberapa kali meminta minum untuk mendorong makanannya agar cepat tertelan. Afif hanya bisa mengusap punggung serta dada Hikaru ketika Adiknya kembali batuk-batuk.
"Wihh Dede lagi makan ya?"
Hikaru mendongkak lalu tersenyum. "Iya Kak Javin. Udah 2 piling loh abis."
"Iya gitu?" Javin menatap Afif.
"Iya. Ini piring ke-tiga. Padahal kita udah takut nafsu makannya turun. Syukurnya enggak. Masih lahap makannya."
"Bagus deh. Biar cepet sehat ya De?"
"Iya. Nanti makan cilok."
"Cilok terus yang di pikirin." Javin terkekeh.
"Jav, tolong usapin dada nya Dede kalo batuk ya? Kasian soalnya."
"Okeeyy."
Hikaru kembali menerima suapan dari Afif. Sesekali Javin akan mengusap dada sang Adik sesuai perintah Afif tadi. Batuknya memang membuat semua Abang dan Kakaknya khawatir. Apalagi Joe dan James, keduanya benar-benar merasa bersalah sampai-sampai selama 3 hari ini mereka tidak berani menganggu Hikaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARU
FanfictionUmurnya masih 5 tahun, namun dia sudah terjebak bersama laki-laki dewasa yang setiap hari mencubit pipi bulatnya.