A lam sam sam, a lam sam sam
Guli guli guli guli guli lam sam sam
A lam sam sam, a lam sam sam
Guli guli guli guli guli lam sam sam!!
"Seneng ya mau pulang?"
Yose menjawil hidung sang Adik. Hari ini Hikaru sudah di perbolehkan pulang setelah 11 hari di rawat di rumah sakit. Harusnya di hari ke-8 juga dia sudah di perbolehkan pulang. Namun Hariz sengaja meminta Hikaru di rawat sampai benar-benar pulih. Jika dia pulang, Hariz sudah bisa menebak apa yang akan terjadi. Hikaru pasti tidak mau beristirahat dan akan langsung bermain bersama Kakaknya yang lain. Sedangkan tubuhnya masih rentan dan masih harus banyak istirahat. Akhirnya setelah Havian berkata bahwa Hikaru sudah benar-benar sembuh, Hariz baru membawa sang Adik untuk pulang ke rumah.
"Iya donggg. Dede udah kangen sama memimut Dede, kangen kasul, mau main lagi sama tluk-tluk telus mau jajan cilok. Pasti Mamangnya lindu Dede soalnya gak ada yang nunggu Mamang cilok lagi."
"Tapi janji ya enggak main-main sama jentik-jentik atau nyamuk lagi?" Hariz mengulurkan jari kelingkingnya.
"Plomisss Abang. Dede beljanji tidak akan main sama jentik-jentik atau nyamuk lagi. Mainnya sama mainan aja." Hikaru tersenyum manis.
"Pinternyaaa..." Yose memberi pujian, "Ayo let's go kita pulaangg!!"
Jika kemarin-kemarin Hikaru tidak mau turun dari gendongan Kakaknya, hari ini dia justru menolak untuk di gendong. Hikaru meminta untuk berjalan saja. Rasanya bosan terus di gendong kesana kemari. Tapi saat sakit kemarin jika dia tidak di gendong dia selalu merasa gelisah dan sedih tanpa sebab. Selain itu jika dia di gendong Hikaru jauh lebih merasa aman dan nyaman. Namun sekarang tidak lagi, Hikaru ingin berjalan dan berlarian seperti sebelum dia sakit kemarin. Meskipun ke-dua Abangnya terus memekik menyuruhnya agar tidak berlari Hikaru se-akan tidak peduli. Lagi pula Hikaru sudah berjanji untuk berhati-hati agar tidak jatuh kepada Hariz dan Yose.
Tubuh gempalnya bergoyang ke kanan dan ke kiri saat Yose memasangkan sabuk pengaman. Hikaru ketika sehat memang membuat mereka semua sering merasa kewalahan. Namun Hikaru yang lemas ketika sakit membuat mereka lebih kewalahan lagi. Kejadian kemarin benar-benar membuat mereka semua lebih berhati-hati lagi sekarang. Terutama memastikan kebersihan, udara dan makanan yang di konsumsi Adiknya. Hariz juga sudah merencakan bahwa rumah akan di bersihkan 1 minggu 2 kali oleh Bapak tukang yang sudah dia percaya. Mereka tidak ingin melihat Hikaru sakit seperti kemarin lagi. Cukup sekali saja seumur hidup.
"Abang Julian enggak ikut pulang?" Hikaru bertanya.
"Abang masih kerja. Nanti sore pulang." Jawab Yose.
"Abang Haliz sama Abang Yose enggak kelja? Lesign kah?"
Hariz tertawa, terlalu sering membawa Hikaru ke Perusahaan membuatnya mengerti tentang istilah-istilah perkantoran. "Enggak resign. Cuti dulu. Kalo Abang emang enggak masuk, tapi kalo Bang Yose namanya cuti, cuti itu libur dulu sebentar."
"Dede juga enggak sekolah. Belalti cuti juga?"
"Iya, cuti sakit." Yose terkekeh, "Kangen sekolah gak Dede?"
"Dede kangen Justin sama Monica."
"Kangen Justin aja, Monica nya enggak usah."
"Kenapa Dede enggak boleh kangen Monica Abang Haliz?"
"Gak boleh pokoknya. Monica kan cewek."
Alis Hikaru mengernyit, memang kenapa jika Monica wanita? Begitu pikirnya. Tadinya Hikaru akan kembali bertanya, tapi Yose malah mengalihkan perhatiannya dengan menawarinya jajan sebelum pulang. Jelas Hikaru tidak menolak. Sudah lama lidahnya tidak mengecap rasa makanan yang enak. Selama sakit dia hanya diberi bubur atau nasi yang rasanya hambar. Ya meskipun di hari ke-6 nafsu makannya sudah kembali. 1 porsi nasi dari rumah sakit dia habiskan, 2 porsi yang Julian beli juga tidak ketinggalan di habiskan juga. Padahal Havian sudah menyarankan Hikaru untuk sedikit menurunkan berat badannya. Dari hasil check up bulanannya memang Hikaru dinyatakan sehat, tapi berat badannya sedikit melebihi batas dari anak laki-laki se-usianya. Walaupun tidak terlalu berpengaruh, namun Havian tetap menyarankan Hikaru untuk sedikit mengurangi berat badannya agar tubuhnya bisa tetap sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIKARU
FanficUmurnya masih 5 tahun, namun dia sudah terjebak bersama laki-laki dewasa yang setiap hari mencubit pipi bulatnya.