Bab 12 Pernyataan cinta

27 5 5
                                    

"Mau jalan- jalan sebentar?" ajak Xavier.

"Mau kemana?"

"Aku tau tempat yang bagus disini."

"Bukannya kamu baru pindah ke Surabaya?"

"Eemm, udalah ikut aja. Yuk...!"

Tak butuh waktu lama bagi Xena untuk menunggu Xavier di depan sekolah. Dari ujung sana ia sudah terlihat memelankan motornya sampai akhirnya berhenti tepat di hadapan Xena. Tak ada yang bisa memungkiri, Xavier memang tampak gagah di atas motor Kawasaki Ninja 300 berwarna hijau itu. Jaket kulit hitam yang dikenakannya tampak pas membingkai tubuhnya yang tegap, memberikan kesan bahwa ia memiliki karakter yang tangguh nan menawan. Xena terdiam menatapnya, hanya dalam hatinya yang bergumam, 'Gila sih, emang keren banget nih cowok!.'

"Ayo naik...!" perintahnya.

Xena masih tak bergerak seolah waktu berjalan melambat. Matanya membesar dan bibirnya sedikit terbuka, sebagai pertanda betapa terpukaunya ia dengan penampilan Xavier di atas motor itu.

"Xena, woy...!" teriak Xavier seraya menjentikkan jari di depan matanya.

Xena tersentak mundur, nafasnya tertahan sejenak sebelum akhirnya di lepaskan dengan cepat, "Hah, apa, iya- iya maaf..." sahutnya.

Xena mengangkat tubuh mungilnya itu dengan susah payah dan sedikit kaku. Ia berusaha mengatur posisi duduknya berkali-kali agar merasa lebih nyaman. Xavier meliriknya sedikit, dia melihat tangan Xena yang masih tidak bergerak di atas pahanya. Dia lantas menariknya dan menyabukkannya ke pinggang. Tubuh Xena tertarik, hingga menempel di punggungnya.

"Pegangan yang erat, aku gak rela jika aspal sampai menyentuk kulitmu."

"Maksudnya jatuh?"

Xavier melepaskan senyumnya. Dia lantas menarik gas dan berpacu dengan cepat. Hatinya terasa ringan, seakan melayang setiap kali merasakan degupan jantung Xena yang menempel di punggungnya. Ada getaran halus di dalam dadanya, seperti aliran kebahagiaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

***

Beberapa saat kemudian, sampailah mereka di sebuah Jembatan Pantai Kenjeran, yang didesain menyerupai busur dengan membelah garis pantai. Tepat di sebelah kanan jembatan tersebut terdapat air mancur menari. Di antara hembusan angin, air mancur tersebut bergerak meliuk-liuk berpadu dengan alunan lagu dan tata lampu yang berwarna-warni.

"Wow... Ini indah sekali vier." ujar Xena takjub.

Air mancur menari yang mirip dengan Wonder Full di Marina Bay Singapura tersebut begitu mempesona. Keindahannya mampu membuat mata Xena terpukau hingga matanya tak berkedip dan mulutnya masih terus terbuka.

"Ayo kita kesana..." ajak Xavier sembari menarik tangan Xena hingga sampai disebuah dermaga kecil.

"Ini mau ngapain?"

"Kita naik perahu. Dari tengah laut sana, air mancurnya akan terlihat lebih indah."

"Ooww..." angguk Xena sambil lalu memperhatikan sekitarnya. Dia hanya menurut saja dengan ajakan Xavier hingga akhirnya sampai di tepi pantai dimana perahu itu bersandar.

Xavier yang menaiki perahu itu lebih dulu, mengulurkan tangannya untuk membantu Xena naik. Xena sempat tertegun sejenak, sampai akhirnya dia menerima uluran tangan Xavier, kemudian mereka duduk berdampingan hingga perahu tersebut berjalan ke tengah lautan.

XENA The Aggressive Friend ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang