Bab 9 Agresif

21 5 6
                                    


"Loe mau cari masalah...?" tantang Jonathan.

"Loe yang cari masalah. Ini sekolah bro. Tapi loe malah sengaja cekokin Xena rokok?" hardik Xavier.

"Loe perduli sama Xena? Urusannya apa?" teriak Jonathan dengan mata melotot.

"Stop... Stop...! Santai dong bro, santai...!" lerai Kenzo.

Jonathan dan Xavier saling menarik kerah baju, sementara tangan mereka terkepal seolah-olah siap untuk beradu tonjok. Mereka sama- sama mengeratkan giginya, sebelum akhirnya Kenzo datang untuk memisahkannya.

"Xavier, mending loe balik aja deh!" saran Damian.

Suara perintahnya laksana angin yang melewati telinga Xavier. Dia hanya  merapikan bajunya sembari memandang Jonathan dengan tatapan dingin. Tentu saja, Xavier tidak mungkin semudah itu merelakan wanita yang di sukainya, berada di tempat yang sama dengan rivalnya itu.

Kemudian bola matanya bergeser ke arah Xena. Dia menjulurkan tangannya dengan percaya diri, "Xena, mau ikut denganku?" pintanya.

Jonathan mengkerutkan dahinya, dengan cepat dia menghampiri Xavier dan langsung menepis tangannya dari hadapan Xena , "Masih aja loe ya..." sergahnya.

Merasa tersulut emosi, Xavier kembali membenturkan pundaknya pada Jonathan, "Apaan sih loe...! Emang lo siapanya Xena...?!" bentaknya.

"Eehh, udah udah...! Xavier, gue kan uda bilang mending loe pergi aja...!" desak Damian sembari melerai mereka.

Pemandangan yang cukup menghibur buat Xena. Dia tak bisa berhenti tersenyum menyaksikan sikap posesif cinta pertamanya itu. Kini Philophobia yang di deritanya hampir sepenuhnya hilang. Xena melangkahkan kakinya ke arah Xavier, lalu menepuk pelan pundaknya, "Xavier, kita bicara lagi nanti. Oke...!" ujar Xena seraya tersenyum hangat.

Seketika emosi Xavier mereda. Dia memandang Xena dengan tatapan hangat. Kemudian berjalan mundur pelan- pelan menjauhkan dirinya dari Jonathan.

"Oke my queen...!" sahutnya sembari mengedipkan sebelah matanya.

Xavier sempat menyipitkan sedikit matanya seraya tersenyum lebar, sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan Xena dan teman- temannya di rooftop.

Jonathan terperangah dengan ujaran hangat Xena kepada Xavier. Dia menarik nafas panjang beberapa kali. Sebatang rokok diambilnya dari kotak yang berada di dalam saku celana. Dia kembali menyundutnya lalu menghisap tembakau itu dengan cepat.

"Jo, kita balik duluan ya..." seru Kenzo sembari menepuk pundak Jonathan.

"Emh... Oke!"

Kenzo menghisap rokoknya untuk yang terakhir, lalu membuangnya ke lantai sebelum akhirnya di injak. Dia segera pergi meninggalkan Jonathan dan Xena di rooftop, di susul oleh sahabatnya Bryan dan Damian.

Jonathan menikmati nikotin di tangannya dengan perasaan frustasi. Senyuman hangat yang di berikan Xena untuk Xavier tadi, masih membekas di ingatannya. Hal itu membuatnya sangat jengkel.

Tapi tidak dengan Xena. Dia justru senang melihat cowok kharismatik itu memperlihatkan sikap posesif untuknya. Dengan nakal Xena mendekati Jonathan tanpa rasa canggung ataupun gengsi. Dia menarik rokok yang masih menempel di bibir Jonathan. Lalu menghisap bekas bibirnya tanpa rasa jijik sedikitpun. Ia membuang asapnya perlahan nan menggoda, di depan cowok pertama yang menyentuh bibirnya itu.

Menyebalkan, Jonathan masih saja membeku disaat Xena mulai agresif. Cewek tomboy itu tidak menyukainya, dia menjadi geram seperti semalam. Cell cintanya semakin hidup hanya karna satu kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Xena menjadi tidak terkendali dan agak brutal. Wajahnya seakan- akan menantang laki- laki yang saat ini ada di depannya.

XENA The Aggressive Friend ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang