Bab 7 My super hero

27 7 7
                                    

"Apa kamu sudah baikan?"

"Emh..." sahut Xena mengangguk.

"Kalau begitu mandilah air hangat. Aku akan ambil baju di mobil." saran Jonathan.

Xena mengangguk, lantas bergegas menuju sebuah kamar yang ada di lantai dua. Dia terpana melihat kamar yang luas dan sangat nyaman, laksana suite room di sebuah hotel. Ukuran toiletnya saja sebesar rumah kontrakannya. Tersedia bathtup serta di lengkapi dengan air panas dan juga dingin.

Xena sangat menikmati kehangatan berendam di bathtup itu. Seumur hidup, baru kali ini dia merasakan kenyamanan yang luar biasa. Xena memejamkan matanya, dia membayangkan seolah- olah tubuhnya  sedang melayang ke angkasa yang di selimuti hangatnya mentari.

Xena memainkan banyaknya gelembung sabun yang ada di dalam bak besar tersebut. Sesaat dia meniup- niupkan busa itu, disusul dengan mengayun- ayunkan kakinya ke atas sembari menaikkan ke dua ujung bibirnya. Untuk sejenak, dia berusaha merelaxkan otot tubuh serta otaknya itu.

Setelah cukup lama berendam, Xena turun ke lantai dan membilas dirinya di dalam kapsul kaca. Dia mengguyur badannya yang penuh memar itu dengan air hangat yang terjun dari atas shower.  Aliran air itu melewati setiap lekuk tubuhnya serta mengembalikan energi Xena  yang sempat menghilang. Kemudian ditariknya sebuah handuk putih untuk menyelimuti badannya yang mungil itu.

Xena keluar dari toilet dengan hanya berlilitkan handuk di badannya. Dia tercengang dalam beberapa detik, lalu dengan cepat membalikkan badan ketika menangkap Jonathan yang tengah asik bermain handpone di ranjang.

Jonathan mengangkat wajahnya setelah mendengar pintu toilet terbuka. Dia segera terperanjak dari duduknya saat melihat Xena yang tiba- tiba sudah berdiri memunggunginya. Ahh... Sudah terlambat. Jonathan terlanjur melihat Xena yang keluar dengan hanya berkemben handuk berwarna putih. Rambutnya yang basah terbungkus handuk kecil, hingga tampak dengan jelas daerah bahu sampai lehernya yang masih mulus.

Dengan tiba-tiba bulu kuduknya berdiri. Jonathan merasakan panas di sekujur tubuhnya. Matanya tak berkedip melihat tubuh Xena yang setengah terbuka untuk pertama kalinya. Sial, otaknya mulai berpikiran kotor. Sebagai pria, dia hampir tak bisa mengendalikan hasratnya.

 Sebagai pria, dia hampir tak bisa mengendalikan hasratnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf... Maaf. Aku tadi cuma mau ngasi baju aja. Bajunya aku letakkan di sini ya. Aku tinggal dulu ke bawah." ujar Jonathan kelagapan. Lantas berlari keluar seraya menahan gejolak dalam dirinya.

Dia menjatuhkan tubuhnya di balik tembok kamar Xena. Jonathan memegang dadanya yang berlari kencang bak pacuan kuda. Dia terus terbayang sosok Xena yang hanya mengenakan kemben handuk. Dalam batinnya bergumam, 'Sialan...! Kenapa aku harus lihat yang kayak gini sih...'

Xena membalikkan badan dan merasa lega dengan kepergian Jonathan. Dia tak mampu bicara apapun. Wajahnya merona bagai buah persik yang sudah matang. Dia menggigit bibirnya karna tak kuasa menahan malu. Jantungnya berdetak kencang laksana bom waktu yang hampir meledak. 'Ohh Tuhan... Kenapa Kau anugerahkan perasaan ini padaku?'

XENA The Aggressive Friend ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang