24 | Kavi dan Sikapnya

333 48 19
                                    

Akibat semalam pulang terlalu larut setelah berkelahi dengan jadwal kantor yang full lemburan itu badan Kanaya merasa kesakitan begitu dia bangun tidur.

Semalam dia dan Kavi pulang dari Gunung Kidul sekitar pukul dua malam baru sampai rumah, karena sudah tidak punya tenaga, mereka berdua langsung tertidur. Kanaya sempat mendengar suara Kavi yang mandi sebelum merebahkan diri di kasur. Berbeda dengan Kanaya yang langsung melempar diri ke atas kasur.

Kanaya bangun lebih dulu dari tempat tidur, dia memilih keluar kamar untuk turun ke lantai bawah dan membantu Bu Kalina yang sedang sibuk di dapur.

"Kamu sama Kavi semalem abis dari mana?" tanya Bu Kalina sambil mencuci sayuran di wastafel.

"Ke Bukit Bintang, Kavi yang tiba-tiba ngajakin kesana. Katanya aku butuh itu karena stress ngadepin kerjaan."

"Tapi udah bilang toh sama Mas Arthur?"

Kanaya mengangguk, "Naya udah bilang pas disana."

"Ya udah, soalnya semalem kasian Mas Arthur harus ada ngurus komplainan klien, makanya nyuruh kamu sama Kavi buat jagain Mba Aya."

Kanaya jadi merasa tidak enak karena membatalkan janjinya begitu saja pada Arthur yang meminta Kanaya mengajak Kavi ke Rumah Sakit sepulang kerja, tapi malah Kavi mengajaknya pergi cukup jauh dan berakhir pulang larut malam.

"Terus jadinya yang nungguin Mba Aya di Rumah Sakit siapa Mah?"

"Mama sama Bunda. Tapi Mama pulang jam empat Subuh, Papa ada jadwal pagi jadi Mama pulang duluan." jawab Bu Kalina yang Kanaya angguki. "Kavi belum bangun?"

Kanaya menengok ke arah kamarnya yang masih tertutup rapat dari tempatnya, "Belum, cape banget dia kayanya."

"Kalo ini udah mateng, bangunin Kavi suruh makan dulu. Hari ini kamu nemenin Mba Aya, gantian sama Bunda barangkali mau istirahat. Mama nitip nanti beli buah dulu di Supermarket ya, buat Mba Aya." tutur Bu Kalina yang beralih memotong-motong sayuran untuk dimasak.

Kanaya mengacungkan jempolnya menyetujui permintaan Mama yang menyuruhnya menemani Mba Aya di Rumah Sakit karena Mas Arthur masih harus mengurus pekerjaannya yang tidak bisa ditinggal. Kanaya merasa kasian dengan kakaknya yang dengan keadaan baru saja kecelakaan pun masih sibuk mengurus pekerjaannya karena komplain klien yang meminta secepatnya diselesaikan, jadi meskipun ini hari Minggu, Arthur tetap harus bolak-balik ke kantor dan Rumah Sakit untuk bekerja dan mengurus istrinya.

"Loh, udah bangun, Kav?"

Kanaya menoleh ke belakang saat Bu Kalina menyapa Kavi yang baru saja turun dari tangga. Cowo itu terlihat sudah mandi dengan rambutnya yang masih basah.

Gara-gara itu, Bu Kalina melihat Kanaya dan menatap putrinya dengan tatapan yang sulit Kanaya jelaskan. Yang pasti, Bu Kalina menatap Kanaya dengan senyam senyum sendiri.

Kanaya menghela napas karena tau maksud Bu Kalina mengarah kemana.

"Kenapa keramas pagi-pagi?" tanya Kanaya pada Kavi, sengaja.

"Lepek banget gara-gara nurunin kaca mobil dari Gunung Kidul sampe Sleman." jawaban Kavi membuat Kanaya tersenyum menang pada Bu Kalina yang pasrah karena ekspektasinya langsung ditenggelamkan oleh Kanaya.

Kanaya menarik kursi di samping Kavi untuk duduk menyantap sarapan paginya sebelum mengajak Kavi ke Supermarket membeli buah-buahan agar bisa dia bawa saat ke Rumah Sakit nanti.

"Kav, nanti minta tolong temenin Naya ke Supermarket dulu buat belanja buah ya."

Kavi yang sedang makan itu mengangguki permintaan ibu mertuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind the Story • KaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang