11 | Sakit Kan?

274 55 14
                                    

Kavi dan Kanaya pulang dari acara pernikahan itu sekitar pukul sebelas malam karena mereka harus membantu keluarga yang lain untuk kembali merapikan tempat acara. Tidak seperti pernikahan Kanaya dan Kavi yang dibantu orang-orang dari Wedding Organizer dan para vendor yang merapikan barang-barang mereka, pernikahan sepupu Kanaya ini semuanya disiapkan oleh dia dan keluarganya sendiri, jadi selesai acara pun harus keluarga lagi yang membereskannya.

Tadinya Bu Kalina pun sudah mengizinkan anak dan menantunya untuk pulang lebih dulu. Kanaya sudah setuju karena dia kelelahan, tapi Kavi yang punya sifat tidak enakan ditambah tidak tegaan itu tidak bisa melihat Pak Gian dan yang lain harus bekerja merapikan tempat acara semalaman itu akhirnya membantu mengangkat barang yang harus dipindahkan.

"Tidur aja kalo ngantuk, nanti gue bangunin kalo udah sampe." ucap Kavi yang melihat Kanaya dari tadi sudah berkali-kali menguap.

Kanaya mengiyakan ucapan Kavi dan memposisikan badannya lebih nyaman untuk terlelap di mobil. Lagipula jarak tempuh ke rumahnya masih lama, cukup untuk Kanaya tidur selama perjalanan.

Tapi sesampainya di rumah, Kavi tidak membangunkan Kanaya yang sepertinya sangat kelelahan karena dia sama sekali tidak bangun saat mobil sudah berhenti di garasi.

Daripada membangunkan Kanaya, Kavi lebih memilih repot-repot membuka pintu untuk Kanaya keluar, dengan pelan membuka seatbelt yang Kanaya gunakan kemudian menyelusupkan tangannya untuk membopong Kanaya masuk ke dalam rumah dengan sepelan mungkin agar Kanaya tidak terbangun.

Kavi memindahkan tubuh Kanaya ke kasur dengan hati-hati, tidak lupa Kavi juga melepaskan heels Kanaya dan meletakkannya di sofa kamar. Setelah itu baru dia keluar dan turun ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah beraktivitas seharian.

Setelah selesai mandi, Kavi memilih pergi ke dapur untuk membuat air hangat dan membawanya ke depan televisi tanpa menghidupkan alat elektronik itu. Kavi hanya duduk, meminum air hangat, dengan pikirannya yang tiba-tiba memikirkan banyak hal, terutama tentang dirinya dan Kanaya.

Kanaya tidak mau menikah dengan Kavi, sudah diucapkan sendiri oleh Kanaya bahwa perempuan itu menyukai rekan kerja Kavi. Sedangkan Kavi sendiri masih bingung dengan dirinya yang justru mempunyai rasa harusnya dia bisa mempertahankan pernikahan mereka. Tapi Kavi juga memikirkan bagaimana dengan perasaannya pada Jemima sebenarnya. Memikirkan itu membuat Kavi bingung sendiri sampai tidak tau harus melakukan apa.

Belum lagi memikirkan mba Aya dan mas Arthur yang sekarang entah berada dimana. Orang tua dari kedua belah pihak sudah mendapatkan kabar dari mba Aya yang mengatakan kalau dirinya dan mas Arthur berada di luar negeri untuk merenungi kesalahan mereka dan akan kembali jika emosi mba Aya sudah stabil.

Alasan yang sebenarnya tidak bisa Kavi terima.

Jika butuh tempat untuk merenungi kesalahan, lebih baik di rumah, meminta maaf kepada kedua orangtua atas apa yang mereka perbuat karena sudah mempermalukan nama keluarga. Urusan hidup Kavi yang seketika berubah drastis sudah menjadi urusannya sendiri, Kavi tidak butuh maaf dari kakaknya dan calon kakak iparnya. Dia hanya butuh mba Aya pulang, menjelaskan secara langsung pada Bunda dan Ayah tentang alasan kenapa dia dan mas Arthur harus melakukan tindakan kekanakan itu.

***

Kavi terbangun pukul enam pagi dan mendapati dirinya yang masih berada di sofa ruang tengah. Beban pikiran yang tiba-tiba muncul beruntun semalaman itu membuatnya tertidur di sofa dengan segelas air yang tadi malam hangat sekarang sudah dingin.

Cowo itu melihat ke sekitar, masing sepi, artinya orang tua Kanaya belum pulang.

Tapi ini sudah jam enam pagi, harusnya Kanaya sudah bersiap-siap pergi ke kantor.

Behind the Story • KaistalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang