Pagi ini, kedua gadis di buat sibuk di rumahnya masing-masing. Kenapa? Karena dua orang laki-laki telah menunggu keduanya di depan rumah mereka.
"Kenapa mereka lama sekali"? Gerutu Seokjin.
"Bersabarlah Seokjin, kita datang yang tiba-tiba tanpa memberi tahu mereka". Ujar Yibo.
Tak lama, kedua gadis yang di tunggunya keluar juga. Sederhana namun terlihat anggun di mata pasangannya masing-masing.
Yap, kedua gadis itu sudah mempunyai pasangannya masing-masing. Siapa lagi kalau bukan ketua dan wakil ketua OSIS.
Kookie dan Zhanie menghampiri Seokjin dan Yibo yang berdiam diri di depan rumah.
"Kenapa kalian mendadak sekali sih? Kenapa tidak memberi tahu kami lebih dulu? Lihat, rambutku saja masih berantakan karena terburu-buru". Omel kookie sembari membenarkan rambutnya.
Seokjin membantu merapikan rambut kookie dengan hati-hati, takut menyakini sang empu.
"Maaf ya, semua ini karena Yibo yang mempunyai ide tiba-tiba. Karena sekarang hari libur, maka aku langsung menyetujuinya". Ujar Seokjin dengan entengnya tanpa tau ekspresi wajah Yibo seperti apa.
"Ck! Senior Yibo ini. Apa kau tidak sabar untuk bertemu dengan sahabatku ini, hah? Sampai tidak memberi tahu kami dulu"? Omel kookie lagi karena merasa kesal.
"Tidak! Kekasihmu yang tidak sabaran. Dia terus merengek seperti anak kecil meminta susu". Balas Yibo membela diri.
"Yak Yibo! Apa yang kau katakan?! Kau buat otakku traveling saja". Ujar Seokjin sedikit dengan senyuman di wajahnya.
Kookie membulatkan kedua matanya, terkejut dengan perkataan Seokjin yang menurutnya mesum itu.
"Yak kau! Sangat mesum! Ayo Zhanie kita pergi, mereka tidak waras"! Ujar kookie kesal lalu pergi dengan mengandeng tangan Zhanie.
Seokjin dan Yibo hanya saling menatap seakan berkata 'ini salahmu' dalam pandangan keduanya.
"Kelincimu galak sekali". Cibir Yibo lalu pergi menyusul dia gadis yang sudah berjalan jauh.
"Tapi aku menyukainya". Gumam Seokjin dan menyul mereka.
.
Di sinilah semuanya, di Bazaar dekat dengan taman. Dua pasangan itu berpisah ketika masuk kedalam Bazaar.
Kookie berbinar senang melihat makanan dan baju-baju yang di jual oleh orang-orang. Tapi dia tidak berniat untuk membelinya, sayang uangnya katanya.
Sampai pada sebuah kedai makanan yang menggugah seleranya, namun hanya bisa ia pandangi tanpa mau membelinya.
"Apa kau mau? Jika iya, belilah". Ujar Seokjin yang menyadari keinginan kekasihnya.
"Tidak, uangku sayang. Lebih baik aku gunakan untuk keperluan sekolah". Ujarnya dengan pelan.
Seokjin mengandeng tangan kookie dan berjalan mendekati kedai tersebut.
"Belilah, aku yang bayar". Ujar Seokjin dengan lembut.
"Tidak, nanti uang senior akan habis. Harganya cukup mahal padahal makanan di Bazaar". Bisik kookie.
Seokjin tersenyum dengan ucapan kekasih kecilnya. Dia belum tau saja jika kekasihnya ini orang kaya.
"Tidak akan, uangku cukup untuk menghidupi mu". Ujar Seokjin dengan tegas namun lembut.
"Benarkah? Tapi...senior jangan membuang-buang uang untuk hal-hal yang tidak penting, itu tidak bagus". Kookie memberikan nasihat.
"Baiklah sayangku. Tapi, bisakah kau jangan panggil aku senior? Aku adalah kekasihmu". Ujar Seokjin sedikit merengek.
"Aigo....aku akan memanggilmu kakak saja, itu lebih baik. Tidak ada penolakan". Ujar kookie ketika melihat Seokjin akan protes.
![](https://img.wattpad.com/cover/374227494-288-k669848.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim and Jeon (On Going)
Teen FictionJeon Jungkookie, seorang gadis yang sedikit bersifat bar-bar. Dia siswi SMA awal. Di awal masuknya, dia sudah langsung merecoki seniornya yang tak lain adalah seorang ketua OSIS. Di saat yang lain tidak berani, justru dia tidak ada takut-takutnya. B...