Bagian 9

152 22 4
                                    

Sudah seminggu dari Seokjin membawa kookie belakang sekolah. Sejak saat itu juga, keduanya tidak bertemu. Dan itu menjadi biasa saja bagi kookie namun beda halnya dengan Seokjin.

"Ada apa denganmu"? Tanya Yibo yang baru masuk ke dalam kelas.

"Tidak ada. Bagaimana hubunganmu dengan Zhanie? Aku lihat kau semakin dekat dengan nya". Ujar Seokjin mengalihkan perhatian dari pertanyaan Yibo.

"Baik". Jawab Yibo.

"Yak! Apa kau kaku begitu jika bersamanya"? Tanya Seokjin kesal.

"Tidak". Jawab Yibo lagi.

Seokjin mendengus kesal, temannya ini terlalu irit bicara. Padahal dirinya pun sama, bahkan basanya akan pergi begitu saja tanpa bicara.

.

Kookie dan Zhanie duduk di kantin dengan makanan yang sudah tersaji di meja mereka. Memakannya hingga habis setelahnya keduanya pergi ke kelas.

"Astaga"! Ucap Zhanie tiba-tiba membuat langkah keduanya terhenti.

"Ada apa"? Tanya kookie.

"Kookie, aku akan ke koperasi sekolah untuk membeli pena. Tadi tintah penaku habis.

"Ya sudah, pergilah". Ujar kookie, dan Zhanie langsung pergi.

Kookie melanjutkan langkahnya dengan buku yang dia baca. Sesekali dia akan memperhatikan jalanan menuju kelasnya. Namun, sekarang kedua matanya tak sengaja melihat seseorang yang sudah seminggu tidak di lihatnya.

Tak lama dia melihat orang itu, dia langsung mengalihkan fokusnya pada buku yang ada di tangannya. Kookie melewatinya tanpa menegurnya dan melihatnya lagi.

Beda halnya dengan orang itu, dia terhenti dan membalikkan badannya ke belakang untuk melihat kookie yang berjalan semakin jauh. Terlihat dari raut wajahnya ketidak sukaan melihat kookie mengabaikannya.

"Akan ku berikan pelajaran karena kau mengabaikan ku". Gumamnya geram lalu pergi.

.

Kookie dan Zhanie telah bersiap untuk berangkat bekerja. Mereka berdua sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah restoran. Keduanya menjadi pengantar makanan.

Hari pertama kerja dan restoran sudah begitu ramai karena lokasinya yang begitu mendukung dan cantik.

Hingga pukul 11 malam, keduanya selesai bekerja. Mereka membawa sebagian makanan yang memang di berikan kepada setiap karyawan restoran itu, sungguh baik sekali bos mereka.

Seperti yang kalian tahu, keadaan di malam hari pasti sangat sepi dan seram. Takut bukan karena hantu atau semacamnya, namun takut di karenakan munculnya laki-laki hidung belang. Itulah yang mereka berdua rasakan.

"Hai manis".

Nah.

Baru saja di bicarakan lewat telepati, sudah ada saja yang mengganggunya. Pasti itu laki-laki hidung belang yang memang mencari kepuasan.

Kookie dan Zhanie tidak menghiraukannya, keduanya terus berjalan hingga dua laki-laki badan besar itu menghadang keduanya.

"Minggir"! Titah kookie.

"Hahaha tidak semudah itu manis, kalian harus menemani malam kami yang dingin ini". Ujar salah satu dari badan besar itu dengan dramatis.

"Menjijikan". Desis Zhanie.

"Banyak omong! Kalian hanya seorang gadis kecil, mana mampu melawan kami". Cibir si badan besar kedua.

Cih! Kookie dan Zhanie mendecak malas, dua orang besar perut bulat ini tidak mau menyingkir dari hadapan keduanya.

Kim and Jeon (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang