Acara berjalan dengan lancar hingga selesai, bahkan Suzy dan Hana juga tidak membuat ulah hari ini. Karena Seokjin dan Yibo selalu mengawasi keduanya dengan tatapan tajamnya.
"Hah~ lelah sekali. Seharusnya tadi kita tidak perlu menunggu sampai acara selesai, baju ini sangat panas". Keluh kookie sembari melepaskan pakaiannya di ruang ganti.
Zhanie sudah pergi terlebih dahulu karena Yibo memanggilnya, masih mengunakan pakaian hanbok.
"Kenapa susah sekali melepasnya ya sih"? Kesal kookie.
"Mau aku bantu"?
Kookie langsung menolehkan kepalanya kepada pintu masuk, spontan saja dia langsung menutupi tubuhnya dengan kain.
"Yak! Kenapa kau masuk kedalam, Seokjin"?? Tanyanya kesal.
"Kenapa? Aku punya kuncinya". Ujar Seokjin sembari melangkah mendekati kekasihnya.
Kookie memundurkan dirinya ke belakang hingga menabrak dinding, Seokjin semakin dekat.
"M-mau apa kau"? Tanyanya gugup.
Seokjin membordir setiap sisi tubuh kookie, membuat gadis itu gugup setengah mati. Tangan Seokjin terulur menyentuh pipi kulit kookie yang mulus dan bersih kemudian ke bibirnya.
"Bukankah aku sudah lama tidak merasakan bibir ini"? Tanyanya mengoda.
Kookie menolehkan wajahnya kesamping, menghindari tangan Seokjin di wajahnya.
"Kenapa hm"? Tanya Seokjin, rasanya dia ingin tertawa melihat ekspresi wajah kekasihnya.
"Bukankah kita sudah sepakat, jika kita tidak akan melakukan ciuman. Dan kau setuju, lalu kenapa sekarang kau seperti ini? Hiks...kau bilang tidak ingin merusak ku hiks...". Ujar kookie mulai terisak.
Seokjin menjadi terkejut, niat awal dia hanya ingin mengerjai kekasihnya itu. Tapi, liat sekarang, justru dia yang kelabakan karena kekasihnya menangis.
Seokjin langsung memeluk kekasihnya dan mengelus punggung itu dengan lembut dan menenangkannya.
"Jangan menangis, aku tidak akan melakukan itu padamu, sayang. Maafkan aku, aku akan memenuhi janjiku untuk menikahi mu nanti". Ujar Seokjin.
Kookie mendongakkan kepalanya, menatap wajah kekasihnya yang semakin tampan rupawan.
"Tapi, apa kedua orang tua mu akan menyukaiku? Aku bukan orang yang berada". Ujarnya dengan sisa-sisa air mata di kedua bola matanya.
Seokjin tersenyum dan menghapus jejak sisa air mata kekasihnya dengan lembut.
"Papa dan mama orang yang baik, dan aku akan berjuang agar kita bersama". Ujar Seokjin dengan tegas.
"Terima kasih".
"Sudah, sekarang ganti baju. Bukankah kita akan makan di Jinnie's restourant? Yibo dan Zhanie sudah menunggu". Titah Seokjin.
"Baiklah".
Kookie melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah kamar mandi, tidak mungkinkan dia ganti di hadapan Seokjin?
.
Di sinilah mereka berempat berada, di Jinnie's restourant. Seseorang datang untuk menyambut mereka berempat, tersenyum manis kepada mereka.
"Tu-".
Sebelum orang itu bicara, Seokjin dengan cepat mengelengkan kepalanya, mempertandakan jangan memanggilnya 'tuan'.
"Eh"? Bingung orang itu.
Seokjin mendekati dan menyalami tangan orang itu.
"Jangan panggil aku tuan di hadapan kedua gadis itu, oke". Bisik Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim and Jeon (On Going)
Novela JuvenilJeon Jungkookie, seorang gadis yang sedikit bersifat bar-bar. Dia siswi SMA awal. Di awal masuknya, dia sudah langsung merecoki seniornya yang tak lain adalah seorang ketua OSIS. Di saat yang lain tidak berani, justru dia tidak ada takut-takutnya. B...