Sudah satu Minggu masa ujian dan sekarang adalah liburan setengah semester. Dan pastinya mereka akan memanfaatkannya dengan baik.
Begitupun dengan Yibo dan Zhanie, keduanya pulang ke China untuk melepaskan rindu mereka pada orang tua.
Seperti sekarang, seorang gadis cantik, imut dan manis sedang berdiri di depan rumah yang tidak begitu besar.
Helaan nafas terdengar begitu berat, dia menguatkan mentalnya untuk menyapa orang didalam rumah tersebut.
Tok
Tok
Tok
Karet
Pintu terbuka, menampilkan seorang lelaki yang sudah memasuki umur tua namun masih terlihat gagah dan tampan.
"Ayah".
Orang yang dipanggil 'ayah' itu hanya menatapnya datar, bahkan tidak ada wajah bahagia disana. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, apa ini keputusan yang tepat? Batinnya.
"Ayah-".
"Kenapa kau pulang? Siapa yang akan mencari uang jika kau pulang dan tidak bekerja"? Ujar seseorang yang dipanggil 'ayah'.
Gadis itu menghela nafasnya berat, berusaha agar tidak menjatuhkan air matanya dihadapan ayahnya. Dia tidak mau terlihat lemah.
"Aku mengambil libur, ayah. Aku merindukan kalian". Jawabnya setenang mungkin.
"Ck. Masuk".
Gadis itu tersenyum manis pada ayahnya. Dia masuk kedalam rumah yang terlihat sepi, mungkin mereka sedang keluar rumah.
"Ayah, kami pulang"!! Ujar seseorang dengan lantang.
Gadis itu membalikkan tubuhnya menghadap pintu masuk rumah. Hatinya berdenyut sakit ketika melihat ayahnya memeluk seseorang yang tak lain adalah adiknya dengan bahagia.
"Aku juga ingin sepertinya". Lirihnya dalam hati.
"Kenapa lama sekali"? Ujar sang ayah.
"Aku harus mencari barang yang murah, ayah. Uang yang diberikan olehmu tidak cukup untuk membeli yang mahal". Ujar lawan bicaranya.
Sang ayah, atau tuan Cha. Dia melirik kepada gadis yang berdiri tidak jauh darinya, lalu menatap seseorang anak laki-laki yang dihadapannya.
"Dia pulang". Ujarnya.
Lelaki itu menoleh kedalam rumah, dapat di lihatnya seorang gadis yang tak lain adalah kakak perempuannya, Jeon Jungkookie.
"Ck. Kenapa kau kembali"?
"A-aku merindukan kalian". Jawabnya terbatah karena menahan sesak didadanya.
Lelaki itu datang menghampiri kookie dengan wajah yang tak bersahabat. Kookie mulai berjalan mundur perlahan.
"Apa kau sayang denganku"? Tanyanya, berhenti dihadapan kakak perempuannya.
"Tentu! Aku sangat menyayangimu, Cha Yun. Begitupun dengan yang lainnya". Ujar kookie dengan semangat dan riang.
"Jika begitu, keluarlah dari rumah ini. Karena kami tidak memiliki banyak uang untuk membeli makanan untuk satu orang lagi". Bukan Cha Yun, melainkan seorang wanita yang baru saja masuk kedalam rumah.
Kookie melepaskan pegangannya pada kopernya. Tatapannya menjadi nanar mendengar ucapan wanita yang bersamanya selama ini.
Selama ini, kookie selalu mengirimkan uang hasil kerja di kota. Dan sekarang apa? Ibunya mengusirnya dengan begitu teganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim and Jeon (On Going)
Ficção AdolescenteJeon Jungkookie, seorang gadis yang sedikit bersifat bar-bar. Dia siswi SMA awal. Di awal masuknya, dia sudah langsung merecoki seniornya yang tak lain adalah seorang ketua OSIS. Di saat yang lain tidak berani, justru dia tidak ada takut-takutnya. B...