Bagian 2

178 24 6
                                    

Keduanya terus berjalan sampai berhenti di depan rumah kookie.

"Zhanie, aku sampai, ini rumahku. Apa kau mau mampir"? Tawar kookie.

"Kookie ini rumahmu, dan di sebelah rumahmu adalah rumah yang aku sewa". Ujar Zhanie dengan riang.

Kookie langsung menatap Zhanie dengan wajah terkejutnya.

"Demi apa? Kita bersebelahan? Aaaaaa!! OMG! Ini menyenangkan"!! Pekik kookie senang sembari memeluk tubuh Zhanie dan menggoyangkannya ke kanan dan ke kiri.

"Ya ya kookie, aku senang. Tapi, bisakah kau lepaskan pelukanmu? Tubuhku sakit". Pinta Zhanie yang rasanya sudah pusing karena tergoncang-goncang.

"Ah maaf maaf ya. Aku hanya terlalu bersemangat saja". Ujar kookie melepaskan pelukannya pada Zhanie.

"Hufff. Tak apa. Sudah, bukankah kau lelah, istirahatlah lalu nanti malam kita cari kebutuhan dapur, bagaimana"? Tawar Zhanie.

"Oke". Jawab kookie.

"Aku masuk Zhanie, istirahatlah". Lanjut kookie, Zhanie hanya mengacungkan jempolnya pertanda iya.

Seokjin dan Yibo berada di parkiran, tapi bukan mobil atau motor yang mereka bawa melainkan sepeda.

Yups, keduanya sangat suka bersepeda padahal keduanya termasuk orang yang berada. Kedua orang tua Seokjin sedang di Jerman untuk mengelola bisnis mereka.

Keduanya hendak pergi, namun seseorang menghampiri mereka.

"Kenapa"? Tanya Seokjin yang terdengar malas.

"Em boleh aku ikut, bukankah jalan kita sama"? Ujar gadis yang menghampiri Seokjin.

"Tidak bisa". Kata Seokjin.

Gadis itu melihat bagian belakang sepeda Seokjin, tidak ada boncengannya. Lalu melihat bagian depan sepeda, senyuman pun terpatri di wajahnya.

"Aku bisa duduk di depan kok". Ujar gadis itu kekeh.

"Tidak bisa. Ayok Yibo". Lalu pergi.

Yibo melirik pada gadis yang masih berdiam diri dengan kesal. Bukan sekali atau dua kali gadis itu ingin ikut dengan Seokjin, namun selalu di tolak.

Bae Suzy, dia seorang sekretaris OSIS. Dia berusaha mendekati Seokjin namun selalu gagal karena Seokjin terus saja menolaknya.

"Iss!! Menyebalkan sekali Seokjin! Awas saja, kau akan mengejar-ngejar aku sampai memohon-mohon". Sumpahnya dengan percaya diri lalu pergi dari parkiran.

*

Tepat pukul 7 malam, kookie dan Zhanie sudah di dalam minimarket di dekat kediaman mereka.

"Kau mau beli apa Zhanie"? Tanya kookie sembari memilih-milih buah-buahan.

"Entahlah, aku bingung juga". Jawab Zhanie dengan lesu.

Keduanya hanya memilih-milih buah-buahan segar dan membeli secukupnya. Mereka berjalan ke arah sayuran lalu cemilan untuk stok mereka.

"Kookie, kenapa tidak beli sayuran? Kau hanya makan mie instan saja"? Tanya Zhanie ketika melihat keranjang kookie di penuhi oleh mie instan.

"Hehehe aku sebenarnya tidak pandai memasak, jadi aku makan mie instan saja". Jawab kookie dengan cengir kudanya.

"What? Selama ini, kau hanya makan mie instan! Lalu, kau tidak pernah makan nasi"? Tanya Zhanie sedikit khawatir.

"Makan, tapi beli. Aku juga di sini baru seminggu Zhanie, jadi belum terlalu lama". Ujar kookie.

"Tidak bisa! Mie instan itu kurang baik untuk kesehatanmu. Sudahlah, nanti jika kau mau makan datang saja ke rumahku. Tanpa penolakan". Kata Zhanie.

"Uhh baiklah, aku akan kembalikan mie instan ini". Ujarnya lesu dan mulai mengembalikan mie instan pada tempatnya.

Kim and Jeon (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang