Malam Riweuh

97 9 0
                                    

    “SUMPAH? LO BELI SEGINI BANYAKNYA, BJRR!? ”

   Mark yang baru 5 menit pulang dari kantor lantas terkejut bukan main. Huh! Adiknya itu benar-benar di luar dugaan!

   “Hehe, bantuin dong, Bang.. ”

   Terlepas dari mereka berdua, Jaemin hanya tertawa canggung dan segera menidurkan bayinya terlebih dahulu di kamar. Sebelum ia kembali ke garasi lalu membantu menurunkan barang-barang di sana.

   Hingga waktu terus bergulir, pukul 7 malam pun tiba. Mark, Jeno, dan Jaemin baru saja hendak memulai suapan pertama mereka untuk makan malam, tetapi Haechan tiba-tiba saja pulang dan melengkingkan suaranya.

   “HAH!? INI BARANG-BARANG TELEPORT DARI MANA, NJING? ” Haechan membelakkan matanya, sebab barang-barang yang berbau bayi itu menumpuk di ruang tengah.

   Jaemin menghela napas kasar, seraya meletakkan kembali sendoknya, “Enak aja lo telapart teleport! Itu barang Jeno yang beli, belum ditata aja. ”

   Haechan menoleh pada Jaemin, “SUMPAH? Beli sebanyak ini!? Ckckckckck. ”

   Lelaki berkulit-tan itu berkacak pinggang melintasi mereka bertiga, sok-sok si paling hemat padahal ia tergiur berapa uang yang dihabiskan Jeno untuk membeli barang yang benar-benar sebanyak itu.

𓃠𓃠𓃠

   Acara makan malam telah selesai, Jaemin menengok bayinya sebentar dan ternyata bayi itu masih terlelap nyaman.

   Jaemin pun kembali berjalan ke ruang tengah, menemui sohib-sohibnya yang sedang menonton televisi. Tanpa memperdulikan barang-barang yang masih menumpuk tadi.

   “E... Gue boleh minta tolong nggak..? ”

   “Nggak, ” jawab Haechan spontan.

   “Tai, lu, Chan! ”

   “Ya lagian lo mau apa tinggal bilang aja, njr. ”

   “Anu, minta tolong natain barang-barang bayi itu dong.. ”

   Mark dan Jeno lantas saling beradu pandang. Keduanya pun berdiri dan masing-masing mengambil pampers.

   Setibanya di kamar Jaemin, Jeno bertanya, “Ini mau disusun begimana, Jaem? ”

   “Terserah, sengide-ngide lu pada aja. ”

   Menit berikutnya pun, kakak beradik itu mulai merombak apapun yang ada di sana kecuali kasur. Jeno yang membenahi box bayi dan stroller, Mark menyusun peralatan bayi di lemari bayi, sementara Haechan..

   Membantu memakaikan popok bayi bersama Jaemin. Ya, kedua anak Adam itu berada di atas kasur, membiarkan dua yang lain berada di lantai. Hehehe. Kan yang cowok yang kerja. Eh?

   “Tadi lu mandiin, Jaem? ”

   “Iya.”

   Netra Haechan membelak.

   “Ya nggak pure mandi sih, cuma basahin doang. ”

   “Kok bisa!? ”

   “Nonton tutor yutub lah. ”

   Haechan hanya mengangguk sembari mulutnya membentuk kata "Wow".

   Sejak awal menata, si bayi memang anteng-anteng saja. Namun, semakin ke sini, si bayi nampak semakin menggeliat rusuh. Mungkin akibat suara berisik yang ditimbulkan dari pekerjaan Mark dan Jeno.

   Suara-suara kecilnya pun mulai ia perdengarkan bersamaan dengan tangan mungilnya yang mengusak-usak pipinya sendiri tiada henti.

   Jaemin sudah mulai was-was..

Together With BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang