Mengusir ⚠️

84 3 0
                                    

Mark ketempelan.

Ya, itulah situasi yang bisa digambarkan saat ini. Bagaimana tidak? Sepanjang perjalanan dari mulai pintu masuk kantor sampai pintu masuk ruangan Mark, dirinya terus dibuntuti oleh Haechan. Tak hanya dibuntuti, lelaki itu juga mendapat gandengan tangan dari Haechan. Dengan posisi tangan Haechan masuk ke sela-sela lengan dan tubuh Mark.

Hingga tiba di dalam ruangan Mark, ketika pintu di sana sudah dikunci, Haechan justru menempelkan kepalanya tepat di punggung Mark. Si tan itu tertunduk lesu dan enggan berbicara.

"Hahh.. Chan, gue mau duduk dulu. "

Haechan pun hanya diam. Berdiri masih dengan kepala menunduk, sedang Mark sudah duduk di kursi kerjanya.

"Sini, " Mark berucap seolah menyuruh Haechan untuk mendekat padanya.

Puk!

Namun apa yang dilakukan si tan itu? Ia kini justru duduk di atas paha Mark. Lalu dengan percaya dirinya, ia bawa kepalanya turun ke bahu yang lebih tua.

Mark sontak terkejut. Netranya membulat, tetapi ia mencoba tenang untuk tidak gegabah mendorong Haechan. Ia pun memilih untuk mengelus rambut Haechan sembari mendengar degup jantung si tan itu.

Semakin Mark dengar, semakin kencang pula detak jantung Haechan. Yang lebih tua pun nampak mulai khawatir. Setelah menghela napas panjang, Mark lantas berbicara, lelaki itu menanyai apa sebab Haechan menjadi seperti ini.

"Chan.. Lo kenapa? Tadi pagi lo sensi, terus tiba-tiba ngerengek ke gue. Gimana ceritanya, hm? "

Yang ditanyai tidak menjawab. Ia justru memejamkan matanya sembari melenguh manja memanggil Mark,
"Ennggg, Abang... "

Kringg!!

Kegiatan keduanya sontak terdistraksi akibat suara dari telepon kantor itu. Mark lalu dengan cekatan mengangkatnya.

"Halo? "

"Ya elah, Bang! Lo lagi ngapain sih, njing! Gue telpon ke nomer HP lo nggak diangkat-angkat, giliran pake nomer kantor aja diangkat! "

"Ennghh, Abang.. " suara ambigu dari Haechan itu tiba-tiba saja hadir sebab kepala si tan itu bergerak gusar di bahu Mark. Entah maksudnya apa, tapi yang jelas, si tan itu nampak semakin murung. Huh! Tidak tahu saja kalau hal itu membuat si abang panik bukan main. Sebab-

"Anjirrr, Bang.. Lo lagi ngapain? "

"Alah berisik lo! Buruan mau bilang apa, njing? "

"Ck, lo balik jam berapa nanti? "

"Set 8."

"Yaudah, ntar jam 8 gue ajak ke rumah Hyunjin, ya. "

"Ngapain njir? "

"Abang Markk.. Hnnghhh.. "

"HAH? APAAN TUH? "

"Bacot! Lo mau ngapain anjing ntar malem!? "

"Ada lah pokoknya. Langsung aja nanti pake mobil sendiri-sendiri, ketemuan di parkiran kantor lo aja. "

"Ok-"

"Btw anuannya divid-"

"ANJING! "

Tut!!!

Mark mengembalikan telepon itu dengan tidak sabaran. Ia kemudian menilik kembali Haechan yang posisinya masih tertunduk di bahunya.

Together With BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang