“Eunghh, ” Haechan melenguh akibat rengekan Queen yang membuatnya terbangun.
Ia kemudian menilik jam dinding, “Ah elah baru jam setengah enem,” dan pandangannya kembali pada Queen yang sedang merengek, ternyata si bayi merengek seba tak nyaman popoknya penuh.Tanpa menunggu lama lagi, Haechan membangunkan Mark dan menyuruhnya untuk menjaga Queen terlebih dahulu. Sementara dia menyiapkan bak mandi untuk Queen.
Selesai memandikan Queen, Haechan lantas memakaikannya pakaian dan semacamnya sembari menunggu Mark selesai cuci muka. Setelah beberapa saat, Haechan melihat si abang yang berkalung handuk kecil di depan pintu kamarnya, Haechan sontak berucap, “Udah kelar, Bang? ”
“Ya kayak yang lo liat aja, ” tutur Mark dengan santai.
Haechan pun mengamati lagi sosok pria yang memakai kaos lengan buntung dan celana pendek sepaha. Lalu kembali pada Queen dan berbicara seolah-olah Queen sudah mengerti.
“Queennn, pagi ini ikut Echi sama Mel jogging, ya? Biar Queen kena matahari juga pagi-pagi, ya? Huum? ”
Ucapan Haechan tersebut ternyata mendapat balasan senyum yang lucu dari Queen. Ia dan Mark kemudian pergi ke halaman depan sembari Queen menyusu pada dot.
Pemandangan pukul 6 pagi mereka disambut dengan view langit fajar. Hawa sejuk juga berhamburan beserta burung-burung yang melintas di atas sana.
“Lo nggak ikut jogging, Chan? ”
“Lo nanya? ”
Mark terkekeh, “Ihhh gemesss dehh, ” ia mengelus pipi Queen, “Queen cantik, abang jogging dulu ya biar nggak embem kayak orang yang lagi gendong kamu. ”
Senyuman yang awalnya terpampang pada wajah Haechan, seketika luntur dan membuat bibirnya tertekuk.
“Ihh! Udah sana pergi lo! Jogging muterin ni rumah 1000 kali! ”
“Buset, mati dong gue. ”
Selepas berucap yang tidak-tidak itupun, Mark jogging mengelilingi villa yang cukup luas di sana. Meninggalkan Haechan yang langsung duduk manis di kursi halaman depan sembari membopong Queen agar terkena sinar matahari yang mulai muncul.
Dua puluh menit kemudian tak terasa, Mark telah kembali di hadapan Haechan dengan napas yang ngos-ngosan. Disertai keringat yang bercucuran.
Mark lalu menggunakan handuk kecil di lehernya untuk menyeka keringat itu.
“Masuk, yuk, Bang. Gue mau bikin sarapan. ”
Mark mengangguk. Keduanya pun masuk ke dalam rumah.
“Queen sayang.. Karna Abang Mel lagi mandi dan Echi mau masak, jadi.. Queen di sini dulu, ya? ” ujar Haechan seraya meletakkan Queen pada rocking baby bed.
Klik!
Suara TV yang menyala itu dibuat oleh Haechan, ia memindah-mindah channel sampai tiba pada yang ia mau.
“Nahh, Queen anteng dulu ya, cantik.. Liat wini sepuh dulu ya, cantik.. ”
Ocehan Haechan itupun hanya dibalas Queen dengan mulut membuka. Seolah berkata iya. Haechan pun tidak kuat menahan gemas dan segera bergegas memasak. Ia membuka kulkas dan melihat isi benda persegi panjang itu masihlah komplit. Sayur, daging, susu, bumbu-bumbu, cabai, roti, selai—
“Mager ah, masak nasi goreng aja. ”^_^
Kira-kira begitulah ekspresi Haechan sekarang. Ya.. Kalau untuk sekadar sarapan, buat yang simpel-simpel saja 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Together With Baby
FanfictionImajinasikan kisah Jeno, Jaemin, Mark, dan Haechan dalam benakmu di sini! Dengan alur cerita yang dimulai dari sebuah ketidaksengajaan. Lalu datang hari-hari berikutnya yang tak kalah melelahkan dan menyenangkan. *** "Eh, Jaem- HEH LO BAWA ANAK SIA...