Hari ini, sudah pukul 3 sore. Teriknya matahari mulai meredup, pertanda toko roti WinSan juga akan tutup.
“Okaasan, aku sama Jeno pamit dulu, ya. Besok ke sini lagi, kok. Lumayan banget hari ini rame. ”
Winwin tersenyum, “Ini, okaasan bawain roti yang masih ada di dalem. Bukan sisa, ini masih enak. Okaasan juga sering nyemil ini. ”
Jaemin pun menerima roti itu. Ia kemudian melirik Jeno yang berada di sebelahnya. Pria itu, telah meninggalkan pekerjaannya demi menjemput Jaemin dan Queen.
Mereka pamit. Masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Winwin. Awalnya, Jaemin masih tersenyum menikmati lagu yang disetel dalam mobil Jeno. Ia memandang jalan raya yang biasa ia lewati. Namun, makin lama, Jaemin merasa ada yang berbeda. Seharusnya, mereka belok ke kiri di pertigaan ini, tapi.. Justru sebaliknya.
“Loh, Jen? Kita mau ke mana? ”
“Kayak yang gue bilang tadi, beliin lo martabak manis. ” (anggep aja udah ada yang jualan jam segini).
Jeno berucap dengan santainya. Seolah dia tidak meninggalkan sesuatu pekerjaan yang penting. Hanya demi si manis dan si mungil itu.
“Jen, harusnya lo nganterin gue pulang aja langsung. Kan habis ini lo balik ke kantor. ”
“Gue ke sana cuma ngecek doang, Na. Lagian nggak sibuk-sibuk amat. ”
Bohong! Jeno berbohong. Dirinya masih tetap ada pekerjaan yang lain. Akan tetapi, pria itu menomorsatukan si manis dan Queen terlebih dahulu. Masalah pekerjaan? Liat saja nanti malam.
“Gue kira lo cuma omong doang, Jen, ” Jaemin berujar dengan nada yang sedikit mengejek.
“Cih, orang ganteng kayak gue kok cuma omong doang. Gak levell. ”
“Nyesel, njing ngomong gitu ke lo. ”
Selesai membeli martabak manis, Jeno pun kembali melajukan mobilnya ke arah lain.
“Jen, jangan bilang lo beneran mau beliin Queen anting berlian? ”
“Lo mau sekalian? ” Jeno menoleh pada Jaemin.
Lelaki yang ditatap Jeno itupun sontak membelak, “NGGAK! Queen aja, Jen. Lo pikir berlian semurah itu, njir? ”
“Yaudah.”
𓃠𓃠𓃠
Jaemin tergiur.
Tergiur dengan bermacam-macam perhiasan di tempat yang sedang mereka sambangi. Uh, Jeno tahu betul toko perhiasan yang elit. Isinya tidak hanya emas, justru lebih banyak berlian.
“Ini toko yang biasa mama gue datengin buat beli diamond. ”
Jaemin menengok pada manusia di sebelahnya, ia hanya meneguk ludahnya kasar.
“Ini, Mr. Jeno. Satu-satunya anting anak yang dipasangi berlian Koh i nor asal Mughal, India. Berlian ini diambil langsung di sana dan dilapisi pelindung khusus di kotaknya. ”
Jeno hanya melirik pramuniaga itu seperkian detik.
“Karena ini hanya berupa potongan kecil dari berlian itu, maka harganya hanya 999 milyar. ”
Deg!
Jaemin tahu betul nama berlian yang disebut merupakan jenis berlian termahal nomor satu di dunia. Gila.
SYOK!
JAEMIN SANGAT SYOK!
Matanya membelak, benar-benar bulat hampir keluar. Demi apapun! Hanya sepasang anting yang biasa orang-orang cari yang berharga 100 ribuan, ini justru hampir 1 triliun!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Together With Baby
FanfictionImajinasikan kisah Jeno, Jaemin, Mark, dan Haechan dalam benakmu di sini! Dengan alur cerita yang dimulai dari sebuah ketidaksengajaan. Lalu datang hari-hari berikutnya yang tak kalah melelahkan dan menyenangkan. *** "Eh, Jaem- HEH LO BAWA ANAK SIA...