Keesokan paginya, mentari menyambut dengan penuh ceria. Mungkin, itu akibat semalam ketika langit ditunggui bulan justru deras tiada tara.
Ceklek!
Jeno sayup-sayup berjalan membuka pintu kamar Jaemin. Ia bangun lebih dahulu ketimbang si manis yang habis menidurkan Queen hingga jam 4 pagi.
Bersamaan dengan keluarnya Jeno, dari kamar Mark yang berhadapan dengan kamar Jaemin juga terpampang sosok Haechan yang tengah dituntun oleh Mark. Terlihat seperti.. Uh—kesusahan berjalan?
Netra Jeno sontak membelak, “HAH? Lo berdua habis ngapain anjr!? ”
Yang ditanyai hanya menampilkan gigi putihnya sembari terus fokus pada acara menuntunnya.
“Hehe, ” sahut mereka bersamaan.
Jeno pun terdiam, netranya tidak bisa berhenti memandang kedua sejoli itu.𓃠𓃠𓃠
Selepas Jeno keluar dari kamar mandi, ia menelisik ke sudut tengah ruangan. Nampak, Mark yang sedang memijat kaki Haechan yang diluruskan di atas pahanya.
“Heh, sejak kapan lo berdua? ” ucap Jeno sembari berjalan menyambangi mereka.
“Dari tadi malem. ”
“Njir, berapa jam lo maen, Bang? ”
Mark dan Haechan sontak mengernyit. Mereka tidak mengerti, apa yang dibicarakan anak itu?
“Lo ngigo apa sih, anjing? ”
“Yeu, Chan! Jelas-jelas lo jalannya aneh begitu, terus tadi keluar kamar heha hehe mana ditanyain jawabnya dari tadi malem. Kalian pasti habis ngent-”
“Anjing! Gue sama Bang Mark kagak ngapa-ngapain bgst! Otak lo kebanyakan nonton jav, anjr! ”
Jeno mendesis, ya.. Haechan tidak salah juga sih.
“Jen.. Jen.. Jadi tadi malem itu kan hujan, Haechan mau ambil minum di dapur, eh malah kepleset. Gue liat kan, orang habis dari kamar mandi. Terus gue bantuin sekalian tidur bareng aja di kamar gue. ”
Jeno tersenyum geli, “Njrrrr tidur bareng apa tidur barenggg???? Yakin cuma tidur doang?? ”
CTAKK!!
“Anjing! Sakit gblk! ”
Mark yang baru saja menyentil dahi Jeno lantas memperlihatkan senyum kemenangan.
“Rasain lo, ngent-”
Drtt!! Drtt!!!
Gawai Jeno bergetar. Ia membaca sejenak nama yang tertera pada layarnya.
“Halo, Jaem? Gimana? ”
“Bantuin gue, gue nggak bisa jalan. ”
“Hah? Kok nggak bisa jalan? ”
Sedetik kemudian, Mark dan Haechan bertatap-tatapan, seolah tahu apa yang dimaksud satu sama lain.
“Punggung gue sakit, Jen. ”
“Loh? Kok punggung lo sakit? ”
“Anjing! Lo langsung ke sini aja bisa nggak sih bgst! ”
Tutt!!
Panggilan diputus sepihak. Jeno yang mendengar deheman dari dua orang di hadapannya lantas bertanya, “Keselek macan lo pada? ”
KAMU SEDANG MEMBACA
Together With Baby
FanfictionImajinasikan kisah Jeno, Jaemin, Mark, dan Haechan dalam benakmu di sini! Dengan alur cerita yang dimulai dari sebuah ketidaksengajaan. Lalu datang hari-hari berikutnya yang tak kalah melelahkan dan menyenangkan. *** "Eh, Jaem- HEH LO BAWA ANAK SIA...