Assalamu'alaikum! Buna kembali membawa cerita ini
Bab ini lumayan sedikit, cuma sampai seribu kata doang, jadi hari ini buna double up
📿📿📿
Malam hari di kediaman keluarga Al-Kahfi, terdapat kelima anggota keluarga sedang berkumpul di ruang tamu. Sedangkan sang ibu, tidak ikut serta karena sudah tertidur di kamarnya.
"Bagaimana dakwah kamu semua kemarin?" tanya Alif, menatap ketiga putra nya yang sedang asik menonton.
Athallah menoleh. "Alhamdulillah, lancar yah."
"Iya yah, benar kata abang. Semua berjalan lancar, dan yang paling bagusnya yaitu, semua penduduk kini sudah meyakini dan mempercayai agama Allah." Jelas Abhizar, begitu antusias.
Alif tersenyum ketika melihat kebahagiaan tercetak di wajah ketiga putra nya. "Kalau begitu, siapa yang akan membimbing dan mengajarkan para penduduk di sana tentang IsIam?"
"Pihak pesantren yah. Saat itu kita mampir ke pesantren untuk menemui om Ali, alhamdulillah mereka mau membantu dengan mengirimkan para ustadz dan ustadzah di pesantren untuk membantu membimbing para penduduk di sana." Beritahu Abhian, kemudian ia kembali memakan cemilan yang ada di tangan.
"Oh iya, ayah mau tau gak? Kemarin itu bang Atha, mas Bhian, dan mas Ray, keren banget tau! Mereka tuh bisa membuat para atheis di sana bungkam dengan jawaban mereka." Abhizar dengan begitu antusias menceritakan kejadian dakwah mereka.
Athaya memutar bola matanya, ketika mendengar nama Raynan. "Biasa aja kali kak ceritanya, gak usah heboh gitu."
Abhizar dan Abhian seketika langsung saling tatap mendengar suara Athaya, keduanya saling melempar senyum seolah tau pikiran satu sama lain.
"Yaelah Ay, kamu bisa bilang gitu karena gak melihat langsung." Kata Abhian.
Abhizar yang duduk disebelahnya lantas mengangguk. "Iya tuh, kalau saja kamu liat. Pasti kamu akan terpesona melihat Raynan," Abhizar terkekeh di akhir kalimat.
Athaya menatap tajam pada keduanya. "Apasih mas, kak."
Mendengar suara Athaya yang kesal, bukan hanya membuat Abhian dan Abhizar yang tertawa, melainkan Alif dan Athallah pun ikut terkekeh mendengar nya.
"Aya, kenapa sih? Kok kayak gak suka banget sama Raynan?" tanya Alif, karena ia sangat tau bahwa Athaya dari dulu sangat tidak menyukai Raynan.
Athaya menyilang tangan di depan dada. "Ya soalnya mas Ray, itu adalah orang yang super nyebelin, rese, banyak banget tingkah nya yang buat Aya, kesal."
"Ay, dengar ya. Jangan terlalu benci deh sama Ray, nanti kalau jodoh gimana hayo ... " kata Abhizar, menoel pipi Athaya dari samping.
Athaya melirik tajam. "Gak akan."
Lalu ia berdiri dari duduk nya. "Udah ah, Aya ngantuk. Aya, balik ke kamar duluan."
Setelah mengatakan itu, Athaya bergegas membawa langkah nya menuju kamar atas.
"Dih, gitu doang ngambek ... " ledek Abhizar, kemudian tertawa.
📿📿📿
Hari masih pagi, namun suasana hati Alif sudah buruk. Bagaimana tidak, ia tadi berniat ingin pergi ke pesantren karena harus mengurus suatu hal , akan tetapi ia terburu-buru hingga tak sempat sarapan, dan kemudian tengah perjalanan mobil malah kehabisan bensin, dan sekarang masalah baru datang di mana mobil mengalami bocor ban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Pembawa Jodoh 2
Short Storysequel Tasbih Pembawa Jodoh -di kala takdir menuntun mu pada ku-