Assalamu'alaikum, bagaimana kabar kalian? Sudah tersenyum hari ini?
Oh iya, gimana? Udah siap menuju end?
Buna harap apapun nanti alur nya, kalian dapat menerima nya ya, jadi sekarang baca nya pelan² aja, soalnya ini sudah bab terakhir cerita ini.
Selamat menikmati bab terakhir cerita Tasbih Pembawa Jodoh 2!!!
📿📿📿
Azka, Zakil, dan Alzhaf, menghela nafas lega saat mereka baru saja menyelesaikan tugas untuk membersihkan masjid di desa rambutan.
Ketiga nya benar-benar tak habis pikir melihat kondisi masjid yang seperti tak layak pakai, sampah di mana-mana, debu-debu menempel di dinding masjid, serta lantai kamar mandi yang sudah berlumut. Kondisi masjid yang pertama kali mereka lihat benar-benar seperti sudah lama dibiarkan dan tak terpakai.
"Eh, udah waktunya ashar. Yuk wudhu, terus shalat." Ajak Alzhaf, melirik jam di tangannya.
Selesai berwudhu, mereka pun bergegas masuk ke dalam masjid, dari mulai sampai hingga sekarang, ada hal yang masih menjadi tanda tanya tentang masjid ini. Halaman masjid, kamar mandi, serta dinding semuanya kotor, tetapi anehnya mikrofon, toa dan keran air masih berfungsi dengan baik.
Tak lupa pula yang paling sangat dipertanyakan oleh ketiganya, kenapa ada bekas botol minuman haram di dalam masjid. Bukan hanya satu, tetapi cukup banyak dan berserakan dimana-mana.
Zakil pun mulai mempersiapkan diri untuk mengumandangkan adzan. Lagi dan lagi keanehan menyapa mereka, meskipun adzan sudah selesai dikumandangkan, tak ada satupun warga yang datang ke masjid ini.
📿📿📿
"Apa yang terjadi, kenapa tok Kasa terlihat sangat khawatir dan panik seperti itu?" tanya Mamad, terus mengayuh sepeda nya mengejar Raynan yang sudah berada di depan.
"Kamu bertanya kepada saya?" tanya Athallah, memastikan.
"Tidak. Aku bertanya pada jin qorin mu," jawab Mamad, sarkas.
"Saya juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat ini, tetapi tok Kasa terlihat panik saat mendengar adzan yang dikumandangkan oleh sahabat saya." Beritahu Athallah, yang sedang duduk di kursi sepeda belakang.
"Astaghfirullah! Kamu kenapa?" kaget Athallah, saat Mamad mengerem mendadak.
"Jadi adzan itu dikumandangkan sahabat mu!?"
Athallah mengerutkan alis. "Iya. Kenapa? Apa itu masalah?"
Mamad kembali mengayuh sepeda nya, kali ini jauh lebih kencang. "Ya, bahkan itu masalah besar." Jawab Mamad, dengan nada khawatir.
"Astagfirullah!" Kaget Mamad dan Athallah, ketika merasakan getaran dan suara ledakan besar.
"Mad, itu apa?" Athallah bertanya dengan gelisah.
Mamad menggeleng layaknya orang linglung, "Gak, gak mungkin, ini semua gak mungkin terjadi." Tutur nya dengan suara pelan.
"Apa yang gak mungkin terjadi, Mad?"
"Ya Allah, lindungi mereka, tolong berikan perlindungan mu terhadap saudara kami itu ya Allah." Dengan sedikit lirih Mamad, berdoa kepada Tuhan-Nya.
"Tok, itu suara apa!?" tanya Raynan, sedikit mengeraskan suaranya.
Tok Kasa tak langsung menjawab, dan kini sepeda yang Mamad dan Raynan kendarai sampai di halaman masjid.
Tok Kasa menatap bangunan dihadapan nya dengan penuh keputusasaan, "Kita terlambat." Lirih tok Kasa, menunduk penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Pembawa Jodoh 2
Short Storysequel Tasbih Pembawa Jodoh -di kala takdir menuntun mu pada ku-