Awali baca nya dengan basmalah dulu ya
Bab ini mengandung ilmu, ambil baiknya dan abaikan jika ada keburukkan di dalamnya
🍫🍫🍫
Langit tampak cerah dengan dihiasi oleh awan putih disekitarnya, tak lupa pancaran cahaya matahari yang hangat membuat suasana alam terasa lebih hidup dan menambah semangat makhluk bumi untuk beraktivitas.
Pagi menjelang siang ini para At-Tabligh sudah sampai di desa tujuan mereka untuk berdakwah, dakwah kali ini pun tentu takkan mudah. Mengingat bahwa penduduk di sini merupakan golongan orang-orang, atheis.
Di sebuah lapangan yang cukup luas di pedesaan ini, sudah berkumpul para penduduk desa dan para pemuda At-Tabligh. Dengan sedikit usaha dan bujukan, akhirnya para At-Tabligh berhasil mengajak para penduduk untuk mendengar dakwah mereka.
"Bismillah ... " lirih Raynan, sebelum mulai berbicara.
"Selamat pagi para warga sekalian. Perkenalkan sebelum nya, kami adalah para pemuda At-Tabligh yang kini memiliki niat untuk menyampaikan dakwah di desa ini. Sebelumnya saya benar-benar berterimakasih kepada para penduduk, yang sudah memberikan kami kesempatan untuk berdakwah di sini."
Tampak kini para penduduk begitu fokus mendengarkan kata pembukaan yang diucapkan oleh Raynan.
Zakil ikut maju bersama Raynan. "Baiklah, sebelum itu kami juga ingin menyampaikan niat maupun tujuan kedatangan kami ke sini, yaitu untuk ... "
"Mengajak para penduduk untuk memeluk agama kami, Islam." Sambung, Raynan.
Zakil berdehem. "Kami berharap, para penduduk di sini bersedia untuk mau masuk dan memeluk agama Islam."
"Tidak semudah itu anak muda." Sahut seorang pria tua.
"Tidak semudah itu kami mau masuk dan mengikuti aliran agama kalian, karena kami sudah sangat meyakini bahwa Tuhan itu gak ada." Lanjut bapak itu, tegas.
"Benar!"
"Setuju!"
"Berhentilah beromong kosong, Tuhan itu gak ada!"
"Dan aliran yang kalian percaya itu sesat!"
Sahutan demi sahutan terjadi setelah pria tua itu berbicara.
"Bagaimana jika keyakinan kalian itu salah? Dan nyatanya, keyakinan kami yang benar." Kata Azka, yang berdiri di samping Zakil.
"Gini ya anak muda, jika Tuhan itu beneran ada, mana buktinya? Kenapa ia tidak pernah menunjukkan rupanya? Kalian itu payah karena mempercayai sesuatu, yang wujud nya saja tidak ada." Lontar seorang laki-laki, sebut aja namanya Warto.
Seluruh mata pemuda At-Tabligh mengarah pada Athallah, seolah mereka mengatakan 'bagaimana ini', ketujuh pemuda At-Tabligh tampak terdiam membisu.
"Baru mulai aja, pertanyaannya udah susah banget ya Allah!" Batin Azka dan Zakil.
Athallah tersenyum tipis. "Pak, sebelum kita menjawab pertanyaan yang diajukan, boleh saya tanya bapak terlebih dahulu?"
"Boleh, silahkan."
"Bapak lihat handphone yang di genggaman saya ini." Athallah mengangkat tangan kanan yang memegang handphone.
"Iya."
"Kira-kira jika tidak ada yang menciptakan handphone, apakah handphone bakalan ada di dunia ini?"
"Ya tidak lah, handphone ada kan karena ada pencipta nya." Jawab pak Warto, secara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Pembawa Jodoh 2
Short Storysequel Tasbih Pembawa Jodoh -di kala takdir menuntun mu pada ku-