Dewangga memutar kursinya perlahan, melonggarkan dasinya yang terasa makin mencekik di leher, dan menatap keluar jendela, melihat langit yang mulai gelap di luar sana. Ia menatap Rendi dan Zaka yang sejak tadi menseleksi setiap nama yang hadir, entah kenapa dengan mereka berdua hari ini, pikir Dewangga.
"Kalian sebenarnya ngapain?" Ucapnya penuh tegas, seketika ruangan yang tadinya berisik menjadi sunyi.
Rendi dan Zaka melihat Dewangga yang sepertinya jengah berada di kursi itu sejak siang tadi. Memang setiap hari Rabu jadwal kelas mereka cepat selesai, dengan itulah Zaka dan Rendi menjalankan misi mereka."Ye kocak kami gini untuk lo." Dewangga mengerutkan keningnya, untuknya? Apa maksud Zaka?
"Kita mau nemuin cewe yang lo naksir itu Ngga," ucap Rendi to the point memang temannya ini jika soal percintaan sedikit lemot berbeda jika saat belajar, kecepatan jaringan 5G juga kalah dengan Dewangga. Kadang Rendi memikirkan bagaimana dengan kekasih Dewangga nantinya, apakah akan bahagia atau sebaliknya jika bersama Dewangga yang anti romantis itu. Harap saja akan bahagia dan Dewangga bisa memperlakukan kekasihnya dengan baik layaknya princess treatment.
"Lo berdua ga perlu cape-cape dah kalo emang dia buat gua bakal nemu sendiri, bahkan di belahan bumi yang tak terlihatpun jika memang untuk gua semesta pasti mempertemukan." Zaka dan Rendi memutar bola mata.
"Congormu Ngga-Ngga, usaha bro usaha buset dah lu."
Dewangga merapikan peralatannya ingin segera pulang dan meninggalkan ruangan ini. "Ya nanti, sekarang fokus memperbaiki diri dulu." Setelah itu dirinya nyelonong pergi menyisakan Rendi dan Zaka serta para Mahasiswa yang masih tertinggal.
"Udahlah Zak, gua nyerah. Sudah terverfikasi not found." Rendi melempar sebuah kertas yang berisi nama-nama seleksi. Zaka memperhatikan setiap nama yang ada, tersisa 8 nama lagi yang belum hadir. Dilihat dari namanya hanya 5 nama yang perempuan, maka diantara ini pasti ada cewe itu, batin Zaka.
Tangannya mencoret 3 nama Pria, lalu membaca satu persatu 5 nama lagi. "Anya, Karina, Mawar, Althea—" Zaka membuka lembaran berikutnya. "Dan— Raina." Ucap Zaka membaca halaman terakhir, 'tapi kayanya nama terakhir ga mungkin deh, soalnya pas-pas-an sama nama yang sudah di seleksi. Pasti Rendi lupa nyoret nama ini,' ujar Zaka berbicara sendiri. Pulpennya bergerak menyoret nama 'Raina' yang berposisi terakhir lembar, 'nah! pas nih sisa 4, jadi kan ga ribet lagi elah, emang gua pinter banget dah.' Ucap Zaka bangga pada dirinya.
"Pasti kali ini nemu!" Seru Zaka lalu keluar dari ruangan itu menuju parkiran untuk bergegas pulang.
♡♡♡
Keesokan paginya seluruh Mahasiswa seperti biasa memulai jam pertama untuk mata kuliah masing-masing seperti halnya kelas Dewangga, Zaka, dan Rendi.Dewangga tengah fokus mencatat materi baru yang diberikan oleh Pak Rahmat, namun sebuah bisikan datang dari Zaka di bangku belakangnya.
"Hari ini lo bakal tau nama gadis itu Ngga," goda Zaka ucapnya penuh bisikan, tapi masih terdengar oleh kuping Rendi yang berada duduk di sebelah Dewangga.
"Serius anjir lo berhasil nemuin Zak?" Zaka mengangguk bangga.
"Jelas Ren, Zaka ni no kaleng-kaleng." Zaka menyisir rambutnya ke belakang dengan senyum bangga, "jangan lupa pj kalo jadi ya Ngga."
"Serah lo pada dah," Dewangga memutar bola matanya, tangannya kembali melanjutkan catatan yang tertunda tadi.
Setelah semua mata kuliah selesai tiba waktunya jam pulang kuliah, Zaka dan Rendi sedang mencari Dewangga yang hilang begitu cepat dari kelas. Kaki mereka serentak keluar dari ruang kelas menuju ruang rapat, hentakan sepatu terdengar, seluruh mata tertuju pada Zaka dan Rendi. Pesona kating memang tidak bisa dilewatkan, selain Dewangga yang di puja-puji oleh seluruh Mahasiswi maka deretan berikutnya ada Zaka dan Rendi yang sama halnya menjadi incaran para Mahasiswi. Zaka, Rendi, dan Dewangga serta kating lainnya memang punya daya tarik masing-masing untuk memikat adik tingkat dan sejajaran gadis lainnya.
Kaki Zaka dan Rendi hampir sampai di pintu rapat, namun sosok Pria tidak asing bagi mereka keluar dari ruang rapat dengan wajah kesal dan ekspresi marah seperti tidak puas atas yang dilihatnya.
"Anjir dicariin rupanya udah di ruang rapat lu Ngga, gercep amat buset."
Dewangga melempar tatapan tajam pada Zaka dan Rendi membuat ke dua Pria itu mematung, "gaperlu ngumpulin atau seleksi lagi, dia ga ada di daftar nama yang kalian buat." Setelah mengucapkan itu Dewangga pergi. Zaka dan Rendi saling melempar tatapan 'kok bisa tidak ada?'
Zaka berdiri di depan pintu ruang rapat, setengah tersembunyi di balik dinding. Ia mengintip ke dalam ruangan. Di dalam, beberapa mahasiswi sudah hadir semua duduk di kursi masing-masing. Matanya tajam mengamati satu per satu 4 Mahasiswi itu, mencoba mengenali siapa saja yang datang. "Anjir cantik-cantik semua apa kagak ada yang di incar mata si udin itu cewe-cewe ini," ucap Zaka tak menyangka melihat paras 4 Mahasiswi itu.
"Lo juga ege Zak Zak kok bisa gada namanya sih?!" Gerem Rendi menarik absensi itu. Matanya menajam membaca satu per satu nama yang tertera, "seinget gua Raina belum ada gue seleksi Zak..." tangan Rendi berhenti di no terakhir, "kenapa lo coret?"
Zaka membatu seketika bibirnya ingin berbicara, namun begitu sulit. "Jangan-jangan..." bisik Zaka begitu kecil bahkan suaranya dapat dibawa angin, untungnya pendengaran Rendi begitu tajam hingga mengerti maksud Zaka.
"Gaperlu di panggil Zak, bener kata Dewangga. Tanpa saling mencari dan mengejar jika memang semesta mau mereka disatukan maka akan bertemu." Zaka mengerutkan dahinya berisyarat meminta penjelasan lebih oleh Rendi. "3 minggu lagi bakal ada pengumuman nama Mahasiswa yang terpilih dan disitu seluruh Mahasiswa maupun alumni dari organisasi kita di kumpulkan, dan gue inget nama Raina tertera dalam 10 nama terpilih itu, disitu kita lihat wajah gadis itu Zak." Zaka mengangguk, tatapan bangga terlihat dari binar mata Zaka kepada Rendi.
♡♡♡
Bener ga ya kira-kira kalo gadis yang membuat Dewangga tertarik itu adalah Raina??? Humm... apakah spek seperti Raina yang dicari-cari mereka atau malah salah orang lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN IN THE DARKNIGHT [END]
Ficção AdolescenteKisah yang bermula dari Dewangga jatuh cinta kepada adik tingkatnya hingga teman-temannya ikut terlibat untuk mengetahui gadis yang menjadi incaran seorang Dewangga Ravindra, sosok yang anti romantis dan bersifat dingin. Akankah kisah cinta itu berl...