Ketika altar itu hancur, di dalam gua, sebuah perubahan terjadi yang tidak terduga oleh siapa pun. Dahyun, yang sedari tadi berdiri di dekat belakang, tiba-tiba terhuyung-huyung. Wajahnya yang semula penuh konsentrasi kini berubah pucat pasi. Nafasnya tersengal-sengal, dan dalam sekejap, tubuhnya bergetar hebat sebelum ia jatuh berlutut di lantai gua.
“Dahyun!” teriak Jihyo dengan panik, bergegas menghampirinya. Dahyun tak mampu menjawab, hanya merintih kesakitan, kedua tangannya gemetar hebat seolah seluruh kekuatan tubuhnya diserap keluar. Mata Dahyun, yang biasanya berkilau penuh energi, kini terlihat kosong dan sayu, sementara keringat dingin mengucur deras di dahinya.
Namjoon langsung menyadari ada yang salah, tapi dia tidak mengerti apa. Semua perhatian sekarang tertuju pada Dahyun yang terkulai lemah. "Apa yang terjadi padanya?" tanya Suga dengan cemas.
Jeongyeon berusaha merasakan energi di sekitar mereka, tetapi ada sesuatu yang tidak biasa. Dahyun, yang biasanya memancarkan aura yang kuat sebagai penjaga sihir tim, kini hampir tidak memancarkan energi apa pun. "Aku tidak bisa merasakan auranya," ucap Jeongyeon, bingung. "Kekuatannya... hilang?"
"Kau bercanda, kan?" Taehyung mencoba mendekat, memeriksa Dahyun lebih dekat, tapi begitu ia menyentuh bahunya, tubuh Dahyun tampak makin lemah. "Dia benar-benar kehilangan kekuatannya... tapi kenapa?"
Jungkook mendekat, menggenggam tangan Dahyun yang dingin. "Dahyun, bertahanlah! Kami di sini... apa yang terjadi?"
Namun, Dahyun hanya bisa menggelengkan kepala dengan lemah, mulutnya bergerak, berusaha mengeluarkan kata-kata, tapi suara yang keluar hanya bisikan lemah yang tak bisa dimengerti.
“Dia tidak bisa bicara,” bisik Jimin, yang melihat Dahyun berjuang untuk mengatakan sesuatu. “Kita harus cepat keluar dari sini.”
Tapi rasa cemas itu merasuk lebih dalam pada semua orang. Dahyun bukan hanya terluka; sesuatu telah terjadi padanya secara mendalam, seolah ada yang menguras esensi kekuatannya langsung dari jiwanya. Semakin mereka memperhatikannya, semakin jelas bahwa Dahyun tidak hanya kelelahan biasa.
Saat Jihyo dan Jungkook berusaha membantu Dahyun berdiri, sesuatu dalam diri Jeongyeon menarik perhatiannya. Pandangan Dahyun, meski lemah dan tampak jauh, tampak mengarah ke permata yang masih ada di tangan Namjoon. Saat Jeongyeon mengikuti arah pandangan itu, kesadarannya mulai menyadari sesuatu yang aneh.
"Dahyun... dia terhubung dengan permata itu," bisik Jeongyeon, suaranya gemetar. "Entah bagaimana, kekuatan di altar yang hancur tadi... ada hubungannya dengan permata ini. Dan Dahyun terpengaruh secara langsung."
Semua orang terdiam sesaat, mencoba mencerna ucapan Jeongyeon. Namjoon, yang memegang permata itu dengan erat, menatapnya dengan bingung. “Tapi bagaimana mungkin?” gumamnya. “Dahyun tidak pernah menyentuh permata ini sebelumnya.”
Jeongyeon menggeleng. "Bukan tentang menyentuh. Ini lebih dalam... seperti ada semacam ikatan di antara mereka. Ikatan yang bahkan Dahyun mungkin tidak sadari. Dan sekarang, karena altar yang terhubung dengan permata ini hancur, kekuatannya melemah."
“Kita harus melakukan sesuatu,” seru Jihyo, nadanya mendesak. "Jika dia terus seperti ini... dia bisa mati!"
"Tapi kita bahkan tidak tahu apa yang menyebabkannya!" balas Taehyung dengan frustrasi. “Apa kita harus menghancurkan permata itu juga? Atau justru malah memperburuk keadaan?”
Sementara semua orang berdebat, Dahyun berusaha keras mengendalikan tubuhnya. Dalam kelemahannya, ia mencoba menggerakkan tangan, tetapi tenaga yang ia miliki nyaris tak tersisa. Tatapannya semakin kabur, pandangannya mulai menggelap. Dalam benaknya, ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kehadiran yang pernah samar-samar, kini semakin nyata di dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Tailed and The Seven Knights
FanfictionJannabi menjadi korban ke brutalan raja Glovator yang menginginkan ke delapan kristal dunia. kristal yang bisa menjadi tonggak kehancuran para rubah serta lahirnya generasi bari dari kesembilan ekor rubah jannabi yang terputus. kesembilan ekor itu...