Ketika mereka melangkah ke dalam gua, suasana berubah drastis. Udara di dalam gua begitu dingin dan lembap, membuat mereka menggigil seketika. Cahaya matahari yang redup dari luar tidak mampu menembus kegelapan yang pekat, sehingga hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar menggema di antara dinding-dinding batu yang kasar.
"Suga, Jimin, kalian siapkan cerminnya," bisik Namjoon, suara tegasnya hampir tenggelam oleh bisikan angin dingin yang berhembus dari dalam gua.
Suga dan Jimin dengan cepat menempatkan cermin besar di hadapan mereka, memastikan posisi yang tepat untuk menghindari tatapan langsung Medusa. Cermin itu cukup besar sehingga semua orang bisa berlindung di baliknya.
"Medusa pasti sudah tahu kita ada di sini," kata Taehyung, matanya waspada menyapu sekeliling gua yang gelap. "Jangan lengah, satu tatapan saja sudah cukup untuk menghabisi kita."
Nayeon menggenggam tangan Tzuyu erat, merasa gugup dengan bahaya yang semakin mendekat. Sementara itu, Namjoon memimpin di depan, mengatur langkah dengan hati-hati.
Mereka melangkah semakin dalam, hingga akhirnya suara desisan samar mulai terdengar. Suara itu berasal dari jauh, tapi semakin jelas, seperti suara ular yang melata di sekitar mereka.
"Dia ada di sini," bisik Jimin, tubuhnya tegang.
Langkah mereka terhenti ketika dari kegelapan muncul sosok bayangan besar yang bergerak perlahan. Mata mereka terfokus pada bayangan yang semakin mendekat. Dalam bayangan itu, terlihat sosok tinggi dengan rambut yang berombak dan bergerak sendiri—ular-ular hidup yang melilit kepala Medusa, memancarkan aura kematian.
"Mundur! Jangan ada yang menatapnya langsung!" perintah Namjoon dengan suara penuh otoritas.
Suga dan Jimin segera mengarahkan cermin mereka ke arah Medusa. Refleksi Medusa yang tampak di cermin mulai terlihat jelas. Sosoknya menyeramkan; kulitnya bersisik dan berkilauan dalam cahaya redup, matanya memancarkan kilatan mematikan yang mampu membatu siapa saja yang melihatnya langsung.
Medusa bergerak semakin mendekat, suaranya mendesis, dan tatapannya mencoba mencari mangsa. Tapi dia berhenti sejenak ketika melihat pantulan dirinya di cermin. Ia tampak terkejut, tetapi kemudian memutar tubuhnya, seolah mencari celah untuk menyerang dari sudut lain.
"Dia pintar," bisik Taehyung. "Dia mencoba menyerang kita dari samping."
"Jangan biarkan dia memisahkan kita. Tetap di belakang cermin!" seru Namjoon, memastikan semua tetap fokus.
Tiba-tiba, Medusa menggerakkan tangannya, dan dari balik kegelapan, terdengar suara gemuruh. Batu-batu besar mulai jatuh dari langit-langit gua, membuat gua bergetar hebat. Mereka semua terpaksa mundur untuk menghindari reruntuhan, tapi Suga dan Jimin tetap berusaha menjaga cermin tetap pada posisinya.
"Dia mencoba menjebak kita!" teriak Nayeon, matanya lebar penuh ketakutan.
"Tetap tenang!" Namjoon memerintah, berusaha mengatur napasnya yang cepat. "Kita harus tetap fokus. Kita bisa mengalahkannya."
Medusa bergerak lebih agresif, ular-ular di kepalanya mendesis liar, dan dia mulai mengelilingi kelompok itu, mencoba menemukan sudut yang tepat untuk menyerang.
Taehyung mengangkat tangannya, memanggil Taeross kembali. Dalam sekejap, demon bersayap besar itu muncul di sebelahnya, sayapnya berkepak dengan kekuatan yang mampu mengguncang gua.
"Taeross, lindungi kami!" seru Taehyung.
Taeross mengeluarkan raungan kuat, mengirimkan gelombang energi yang menghancurkan batu-batu besar yang hampir jatuh menimpa mereka. Medusa terlihat terganggu oleh kehadiran Taeross, tapi dia tidak menyerah. Dengan tatapan licik, dia bergerak cepat, mencoba mengelabui cermin dan memojokkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Tailed and The Seven Knights
FanficJannabi menjadi korban ke brutalan raja Glovator yang menginginkan ke delapan kristal dunia. kristal yang bisa menjadi tonggak kehancuran para rubah serta lahirnya generasi bari dari kesembilan ekor rubah jannabi yang terputus. kesembilan ekor itu...