30. Jebakan Untuk Haikal

5 0 0
                                    

Khusus untuk pembaca AU ini dari Tik-Tok, part ini tidak bisa saya publikasikan di Tik-Tok karena mengandung banyak unsur kekerasan dan saya tidak bisa menghilangkan scene kekerasannya karena ini adalah bagian inti dari plot cerita.

Untuk part sebelumnya bisa nantikan ya karena ini khusus untuk pembaca di Tik-Tok yang penasaran saja.

***

Setelah menghadiri pernikahan Farel dan Aluna, Angga Aletta, dan Velicia pulang ke rumah Angga. Semua terasa sunyi, hanya suara langkah kaki yang memecah keheningan.

"Kamu nginep di sini aja, Kal. Udah malam," ujar Velicia pada Haikal.

Haikal menghela napas berat. "Iya, Bunda," jawabnya terpaksa.

"Kamar di sini cuma dua jadi lo tidur di sofa ruang tamu," ucap Angga.

Haikal memasang wajah masam, lalu membaringkan diri di sofa. Sedangkan Angga, Aletta dan Velicia masuk ke kamar masing-masing.

Haikal menghidupkan televisi, berusaha menikmati sisa malam.

PRAK...

Sebuah batu besar menerobos jendela rumah, memecahkan kaca dengan suara yang mengejutkan.

"Astaghfirullah," teriak Haikal.

Haikal beranjak dan berdiri di depan serpihan kaca yang berserakan. Haikal memandang batu bata yang memecah jendela, terdapat sebuah tulisan kalian akan mati.

"Lo nggak papa, Kal?" tanya Angga. Membuyarkan lamunan Haikal.

Angga, Aletta dan Velicia langsung berlari mendekati Haikal. Kemudian mereka berdiri di samping Haikal.

Aletta mengernyitkan dahi, menatap serpihan kaca penuh kebingungan. "Siapa yang lakukan ini?" tanya dengan suara serak.

Angga memandang keluar jendela yang kini terbuka lebar. Di bawah cahaya lampu jalanan, ia melihat sosok yang sangat dikenalnya-Dico-berdiri dengan sikap menantang di depan gerbang rumah.

Tanpa berpikir panjang, Angga keluar rumah. Namun langsung Dico melarikan diri, Angga mencoba mengejar tetapi Dico masuk ke dalam mobil sedan berwarna hitam.

Suara deru mesin mobil memecah keheningan, Dico sudah pergi jauh menggunakan mobil itu. Sedangkan Angga meratapi kepergiannya.

Aletta, Velicia, dan Haikal menyusul Angga dan berdiri di belakangnya.

"Siapa pelakunya?" tanya Haikal diliputi amarah.

Angga menoleh, matanya membara. "Dico," jawabnya singkat.

Haikal langsung mengepal tangan, wajahnya memerah penuh emosi. "Kita harus temui dia sekarang! Kita nggak boleh biarin dia lolos begitu aja!" seru Haikal.

"Iya," ucap Angga.

Angga dan Haikal hendak masuk ke dalam mobil. Namun dengan cepat, Aletta memegang lengan Angga dan menggeleng pelan.

"Jangan! Aku nggak mau kamu terluka apalagi Dico pasti nggak sendiri," ujar Aletta.

"Iya, Nak. Jangan gegabah, kau harus ingat Aletta sedang mengandung anakmu. Nyawa kalian lebih berharga," ujar Velicia.

Meskipun amarah berkobar di dadanya, Angga akhirnya menuruti permintaan istri dan bundanya.

"Oke. Ayo kita masuk," ajak Angga.

Dengan berat hati, Angga menggenggam tangan Aletta dan mereka kembali ke dalam rumah-mencoba mengabaikan kejadian tadi.

***

Pagi hari...

Suasana sedikit lebih tenang, mereka duduk bersama di meja makan-menikmati sarapan sambil berbincang ringan. Velicia menatap Aletta dengan penuh kasih.

Bintang Untuk FarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang