3. Gamon (Gak Mau Move-on)

5 1 0
                                    

Aletta membuka pintu rumah dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah. Tiba-tiba sebuah mobil truk berhenti tepat di samping rumahnya, Aletta memiringkan kepala dan memasang wajah bingung.

"Siapa tuh?" tanya Aletta.

Aletta berjalan keluar dan berdiri di depan pagar. Aletta memandang beberapa orang yang menurunkan barang-barang dari truk dan membawanya ke dalam rumah.

"Hai cantik ..." sapa seseorang dari arah samping kanannya.

Aletta menoleh ke sumber suara dan
melihat Farel berdiri di sampingnya.

"Lo ngapain di sini?" tanya Aletta.

"Pulang," jawab Farel.

"Maksudnya?" Aletta kembali bertanya, tak mengerti jawaban Farel.

"Aku beli rumah itu jadi mulai detik ini kita jadi tetangga," ungkap Farel.

"Apa?" Aletta tercengang, bahkan mulutnya terbuka lebar.

"Biasa aja kali. Aku udah bilang, kan? Aku bakal selalu jaga kamu meskipun kamu bukan jodoh aku. Anggap aja ini caraku menepati janji," kata Farel.

Aletta menelan saliva, ia merasa bersalah karena gagal menepati janji dan memilih menikah dengan Angga.

"Maaf," ucap Aletta.

"Maaf untuk apa?" tanya Farel.

"Aku mengingkari janji padahal aku bilang bakal tunggu kamu lulus S2 tapi aku malah nikah," kata Aletta.

"Itu bukan kesalahan kamu. Aku yang pilih mundur supaya kamu bisa kejar cinta sejati kamu," tutur Farel.

Farel menatap mata Aletta dengan lekat, ia meraih tangan Aletta dan menggenggam jari-jemari Aletta.

"Kita emang gagal jalin hubungan tapi kisah kita tetap abadi. Aku pastikan kamu adalah kenangan terindah yang takkan terganti," sambung Farel.

Farel tersenyum, sedangkan Aletta merenung memandang Farel.

"Rel..." panggil Aletta.

"Kenapa cantik?" tanya Farel.

"Bisa nggak kalau nanti kita jodohin anak kita?" Aletta bertanya balik.

"Aku belum tahu," jawab Farel.

"Kenapa?" tanya Aletta lagi.

"Nggak papa," jawab Farel.

Farel melepas genggamannya dan kembali tersenyum. Meskipun ia gagal menjadi pasangan Aletta, setidaknya dia bisa menjadi tetangga Aletta yang siap melindungi Aletta.

"Aku masuk dulu ya. Bye kenangan terindahku," ucap Farel.

Farel melangkah melewati Aletta dan masuk ke dalam rumahnya. Aletta meratapi punggung Farel hingga menghilang dari pandangannya.

"Ngapain sih kamu ngeliatin dia? Aku lebih ganteng dari Farel," kata Angga.

Angga berdiri di belakang Aletta dan memasang ekspresi datar. Aletta berbalik menghadap Angga.

"Aku nggak suka lihat kamu dekat sama Farel. Pokoknya kamu harus jauh-jauh dari Farel atau aku bikin Farel babak belur," ancam Angga.

"Apa?" tanya Aletta terkejut. Kepala Aletta mendongak dan menatap Angga dengan mata melotot.

"Sekarang kamu milik aku! Nggak ada seorang pun yang boleh sentuh kamu, selain aku termasuk Danial dan Ryan!" kata Angga dengan tegas.

Angga menggenggam tangan Aletta dan menariknya masuk ke dalam rumah. Angga menutup pintu, lalu menguncinya. Aletta terpaku, ia tidak mungkin membantah Angga.

"Aku lakukan ini supaya kamu nggak dekat sama Farel. Kalau menurut kamu keterlaluan, aku minta maaf. Tapi nggak ada suami yang rela istrinya dekat sama pria lain apalagi pria itu mantan terindahnya jadi aku harap kamu ngerti," tutur Angga.

"Iya sayang, aku paham perasaan kamu. Lagian aku udah janji kalau aku udah nikah, aku bakal jauhin semua temen cowok aku kecuali Danial, Ryan dan Gibran sih. Karena mereka Abang sepupuku dan suatu saat kita butuh bantuan mereka," sahut Aletta menjelaskan.

Angga mengangguk, mengusap puncak kepala Aletta dengan lembut. Kepala Angga menunduk untuk memandang kecantikan Aletta.

"Terima kasih udah pilih aku jadi cinta terakhir kamu," kata Angga.

"Sama-sama. Semoga kamu nggak selingkuh lagi," ucap Aletta.

"Gimana mau selingkuh coba? Kartu atm aku aja dipegang kamu. Berarti semua uang yang aku punya ya kamu yang pegang dan aku nggak punya uang sepeser pun," ungkap Angga.

"Ya siapa tahu tuh cewek cuma incar sempak kamu doang," sahut Aletta.

"Nggak mungkin sih. Udah rela jadi pelakor, masa nggak kuasai hartanya? Rugi dong dia," timpal Angga.

"Iya juga sih. Ya udahlah, aku capek. Mau istirahat, besok aku udah masuk kuliah," kata Aletta.

Aletta melangkah menuju kamar, tiba-tiba Angga menggendongnya dan berlari ke dalam kamar. Angga membaringkan Aletta di kasur dan menutup pintu dengan rapat.

"Firasat aku nggak enak," ucap Aletta.

"Hehehe ... Kita main yuk? Lima ronde aja," ajak Angga.

"Gila. Itu banyak," celetuk Aletta.

"Kemarin kamu kuat semalaman. Masa lima ronde aja nggak bisa sih?" tanya Angga sambil menggoda.

Aletta tersipu malu, ia menggigit bibir bawahnya dan memalingkan wajah. Angga menaikkan alis, kemudian menyergap Aletta layaknya mangsa.

"Kamu nggak mau punya Angga dan Aletta junior?" tanya Angga.

Aletta memandang Angga yang ada di atasnya. Ia merasakan embusan napas Angga yang membangkitkan hasratnya untuk bercinta.

"Hmm, mau nggak ya?" tanya Aletta. Ia mengerutkan alis dan pura-pura berpikir, Angga semakin mendekati wajahnya hingga berjarak sejengkal.

"Harus mau," ucap Angga.

"Yaudah deh," sahut Aletta.

Angga mencium leher Aletta dengan membabi buta, Aletta memejamkan mata dan meremas rambut Angga.

"Pelan-pelan," ujar Aletta.

Angga mengabaikan ujaran Aletta dan semakin membabi buta, bahkan meninggalkan bekas di leher Aletta.

Angga mencengkeram pergelangan tangan Aletta, kemudian memasukan king kobra miliknya dengan sekali hentakan. Mata Aletta terbelalak dan hendak mengeluarkan suara. Namun Angga mencium bibir Aletta.

 Namun Angga mencium bibir Aletta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bintang Untuk FarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang