Aluna berjalan memasuki lobi kantor, ia melewati para karyawan yang melempar tatapan sinis padanya.
"Tuh orang nggak tahu malu banget. Pernah jadi simpanan Bos besar, sekarang malah deketin anaknya."
Aluna mendengar ucapan negatif seorang karyawan untuknya. Namun, ia mengabaikan dan terus berjalan hingga tiba di depan lift.
Aluna hendak menekan tombol lift. Tiba-tiba seseorang lebih dulu tekan tombol lift, Aluna menoleh dan melihat Farel berdiri di belakangnya.
"Baru datang?" tanya Farel.
"Iya, Pak,” jawab Aluna.
"Ayo, masuk."
Farel dan Aluna pun masuk ke dalam lift, kemudian disusul oleh bodyguard pribadi Farel yang bernama Elang.
"Tolong tekan tombolnya ke lantai sepuluh," titah Farel pada Elang.
Elang mengangguk, lalu menekan tombol nomer dua. Lift pun seakan bergerak membuat kepala Aluna terasa pusing. Aluna memegang kepala, lalu membuang napas kasar.
"Kamu kenapa?" tanya Farel.
"Nggak papa. Setiap naik lift kepala saya emang pusing," jawab Aluna.
"Oh," sahut Farel.
Farel terdiam, lalu memalingkan tatapannya dari Aluna. Tak lama pintu lift terbuka, Farel dan Aluna keluar secara bersamaan.
"Al ... Nanti tolong atur jadwal saya," titah Farel pada Aluna.
"Loh, kemarin saya udah atur jadwal bapak. Kenapa diatur lagi?" tanya Aluna memasang wajah bingung.
"Saya nggak bisa menghadiri meeting karena harus jemput Aletta ke kampus nanti siang,” jawab Farel.
"Emang Aletta ada masalah apa sampai harus dijemput sama kamu?" tanya Aluna dengan nada cemburu.
"Udahlah, kamu tinggal ubah dan atur jadwal saya. Nggak usah banyak tanya," jawab Farel.
Farel berjalan di depan Aluna, lalu Elang menyusul Farel yang masuk ke dalam ruangan kerjanya. Aluna meratapi Farel dari jauh.
"Lagi-lagi Aletta. Kenapa sih dia tuh selalu jadi prioritas?" tanya Aluna.
Aluna mendengus kesal, ia iri dengan Aletta yang selalu satu tingkat di atasnya. Aletta bisa mendapatkan pria yang diinginkan, sedangkan dia? Harus selalu mengalah dengan Aletta.
Aluna berjalan menuju ruang kerja Farel dengan langkah malas, tapi ia harus mengerjakan tugasnya sebagai asisten Farel karena hanya Farel yang berani memberi gaji besar walaupun hanya bekerja sebagai asisten pribadi.
**
Farel menghentikan pekerjaannya, ia merapikan berkas dan beranjak dari kursi. Farel melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 11.30 siang dan sebentar lagi kelas kuliah pagi Aletta segera berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Farel
RomanceBANYAK KEKERASAN!! DILARANG JADI SILENT PEMBACA ATAU BOKONGNYA NANTI BISULAN Sekuel novel My Crush Only You (tahap revisi). Kisah cinta segitiga antara Aletta, Angga dan Farel masih belum berakhir. Setelah Aletta dan Angga menikah, banyak rahasia m...