8. Jatuh Cinta Pandangan Pertama

5 1 0
                                    

Farel memberhentikan mobilnya, ia melihat mobil mewah terparkir di pekarangan rumah Aletta.

"Itu mobil tadi. Tapi kenapa mobilnya kosong? Aletta ke mana?" tanya Farel.

Farel keluar mobil dan berjalan mendekati mobil mewah itu, langkah Farel terhenti ketika melihat Aletta mengobrol dengan seorang pria.

"Aletta ..." panggil Farel.

Aletta menoleh ke belakang dan menatap Farel, sedangkan Farel berdiri di samping Aletta.

"Dia siapa?" tanya Farel menunjuk pria yang berdiri di hadapannya.

"Namanya Aldebaran Willy Nugroho. Dia dosen gue,” jawab Aletta.

Farel memandang Willy dari ujung kaki hingga kepala, Willy membalas tatapan Farel dengan mata sinis.

"Saya pulang dulu ya, Ta. Kamu hati-hati," ujar Willy.

"Iya, Pak."

Willy tersenyum, lalu masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya. Aletta meratapi mobil Willy hingga menghilang dari penglihatannya.

"Lo harus hati-hati sama dia. Gue takut dia jahat," kata Farel.

"Pak Willy baik kok. Buktinya dia antar gue ke rumah," elak Aletta.

"Tapi—"

"Udahlah, Rel. Gue capek, mau tidur. Lo pulang sana," sergah Aletta.

Aletta meninggalkan Farel dan masuk ke dalam rumah, Aletta menutup rapat pintunya. Farel terpaku di pekarangan rumah, ia tidak menduga Aletta lebih percaya dengan orang lain dibandingkan dirinya.

"Aletta berubah banget, padahal dulu dia selalu percaya sama ucapan gue. Tapi sekarang? Dia lebih percaya sama dosennya," gumam Farel.

Farel berbalik dan kembali ke dalam mobilnya, ia memundurkan mobil lalu masuk ke pekarangan rumahnya. Farel memberhentikan mobil dan keluar, kemudian ia masuk ke dalam rumah dan menutup rapat pintunya.

Danial mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia menatap jalanan yang sepi dan gelap gulita. Sesekali matanya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 22.30 malam dan sebentar lagi pintu rumah akan dikunci Mamanya.

"Tolongggggg."

Terdengar suara teriakan, Danial mengedarkan pandangan dan mencari sumber suara. Tak lama ia melihat seorang wanita tengah dikerumuni oleh sekelompok pria.

"Siapa tuh? Kayaknya mereka mau macam-macam sama cewek itu, gumam Danial, lalu menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil.

"Lepasin tuh cewek," titah Danial.

Danial berdiri di belakang kelompok pria yang diduga begal, sedangkan mereka menoleh ke belakang lalu berbalik menghadap Danial.

"Siapa lo? Jangan ikut campur sama urusan kita," katanya pada Danial.

"Cupu banget beraninya sama cewek. Nggak malu sama tampang kalian yang kayak jagoan?" tanya Danial dengan nada mencibir.

"Banyak bacot! Serang!" pekik salah satu dari mereka.

Kawanan pembegal itu menyerang Danial, tetapi Danial menangkis serangan mereka. Sedangkan wanita itu mematung memandang Danial.

Danial sangat mahir bela diri dan dalam waktu singkat dia berhasil mengalahkan kawanan begal itu tanpa terluka sedikit pun.

Kawanan begal itu menaiki motor mereka dan meninggalkan Danial yang merapikan kerah kemejanya.

"Makasih ya," kata wanita itu.

Bintang Untuk FarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang