Sinar matahari yang lembut menembus jendela pesawat, menyinari wajah Farel dan Aluna yang duduk berdampingan. Suara mesin pesawat yang stabil membawa suasana tenang di antara mereka. Farel menatap Aluna yang tengah membaca buku, wajahnya tenang. Namun ada kilauan kebahagiaan yang tak bisa dia sembunyikan.
“Kamu nggak capek?” tanya Farel, lalu meraih tangan Aluna—mengusap punggung tangannya lembut.
Aluna menoleh, kemudian tersenyum tipis. “Nggak kok. Kamu juga nggak capek?” Dia bertanya balik.
Farel tersenyum tipis. “Selama kamu di sampingku, nggak ada alasan untuk capek,” katanya.
Aluna tertawa kecil mendengar jawaban itu, lalu kembali melanjutkan membaca. Namun tatapan hangat Farel tak pernah lepas. Perjalanan ke Jepang ini adalah simbol kebahagiaan setelah melewati banyak badai dalam kehidupan.
Sesampainya di hotel, suasana Jepang yang elegan dan hangat langsung menyambut mereka. Keduanya memasuki kamar dengan senyum lebar, terkesima oleh keindahan interior yang memadukan gaya tradisional dengan modern.
Farel langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk, sedangkan Aluna berdiri di depan jendela, lalu memotret keindahan luar dari balik jendela kamar. Aluna mengunggah foto itu di akun sosial medianya.
“Kamu lagi ngapain sih?” tanya Farel.
“Lagi foto-foto,” jawabnya.
“Ayo, tiduran. Kita santai sebentar,” ajak Farel sambil menepuk kasurnya.
Aluna mendekati Farel dan tiba-tiba Farel menariknya, kemudian merengkuh Aluna dalam pelukannya.
Aluna berbaring di samping Farel. Mereka terdiam sejenak, menikmati momen kebersamaan yang hangat. Sesekali Farel mengecup keningnya.
“Aku bahagia banget bisa ada di sini sama kamu,” kata Farel.
“Aku juga,” jawab Aluna.
Tangannya membelai pipi Farel, mereka berbaring dengan tenang—tangan mereka saling menggenggam seperti dua jiwa yang tak terpisahkan.
**
Keesokan paginya, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di pantai. Langit cerah dan deburan ombak menjadi latar suara yang menenangkan. Farel dan Aluna berdiri di tepi pantai, tangan mereka masih saling menggenggam erat.
“Airnya sejuk ya,” ujar Aluna sambil mencelupkan kakinya ke dalam air laut yang jernih. Senyumnya tak pudar mengembang di wajahnya.
Farel ikut tersenyum, melihat betapa bahagianya Aluna. Dia menarik Aluna lebih dekat dan tanpa aba-aba, ia mengangkatnya tinggi-tinggi dan berjalan ke arah air yang lebih dalam.
“Farel! Turunin aku!” teriak Aluna.
Farel hanya tertawa, ia berputar hingga kepalanya terasa pusing. Setelah itu, ia menurunkan Aluna—membiarkan ombak kecil menyapu kaki mereka. Farel menyiram wajah Aluna dengan air pantai.
“Ih, Farel!” seru Aluna.
“Wlee,” ejek Farel sambil menjulurkan lidah.
“Awas aja ya kamu!” ancam Aluna.
Aluna mengejar Farel, sedangkan Farel berlari menjauh. Sesekali Farel menoleh ke Aluna dan menjulurkan lidahnya, Aluna mengerucutkan bibirnya—berusaha menangkap Farel yang berlari ke sana-kemari.
“Kalau ketangkap, aku lempari kamu ke laut dalam biar dimakan ikan hiu!” ancam Aluna.
“Nggak bakal,” tantang Farel.
Farel menggoyangkan pinggulnya, Aluna kembali mengejar Farel. Tiba-tiba Farel terpeleset dan tersungkur ke pasir, Aluna tertawa saat melihat wajah Farel yang kotor. Farel mendengus kesal, lalu membersihkan wajahnya.
“Makanya jangan nyebelin jadi jatuh, kan!” seru Aluna sambil menyipratkan air ke arah Farel.
Farel memonyongkan bibirnya, lalu membalas dengan mencipratkan air lebih banyak ke arah Aluna.
Mereka saling tertawa tanpa peduli dunia di sekitar mereka.
***
Di rumah keluarga Ghifari, suasana penuh semangat mulai mengisi ruangan. Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun pernikahan Revan dan Vani, semuanya tampak sibuk mempersiapkan diri untuk pergi ke studio foto.
Vani berdiri di depan cermin, menggunakan gaun elegan berwarna merah marun. Sementara Revan tengah merapikan rasinya.
Danial tersenyum sumringah, lalu mendekati Vani dan Revan yang tengah sibuk bersiap-siap.
“Aku punya hadiah spesial buat Ayah dan Mama,” kata Danial sambil menyodorkan amplop kecil.
“Weekend gateway ke luar kota. Aku udah pesan semua jadi kalian tinggal berangkat,” sambungnya.
Vani dan Revan saling melempar tatapan, kemudian mereka memeluk Danial dengan erat.
“Makasih, Nak. Seharusnya kamu nggak perlu repot-repot kasih hadiah, cukup doa aja,” kata Vani.
“Kalian pantas mendapatkannya. Anggap aja ini salah satu bakti Danial kepada kalian,” sahut Danial.
Danial membalas pelukan Vani dan Revan, sedangkan Alea dan Alyssa ikut memeluk kedua orangtuanya.
Tiba-tiba Aletta berdiri di ambang pintu, ia berlari masuk dan ikut memeluk orangtuanya.
“Kenapa pada pelukan?” tanya Aletta. Ia tak tahu apa pun karena baru tiba.
“Mama dan Ayah dikasih hadiah liburan ke luar kota,” jawab Vani.
“Sama siapa?” tanya Aletta lagi.
“Sama gue dong,” jawab Danial dengan nada bangga.
Aletta mengerucutkan bibirnya, ia merasa iri dengan Danial yang bisa memberi hadiah untuk orangtuanya. Sedangkan dia belum bisa memberi apa pun untuk mereka.
“Ma, Yah ... Maafin aku ya. Belum bisa kasih apa-apa ke kalian,” tuturnya. Suara Aletta terdengar lirih.
“Mama nggak minta apa pun sama kalian. Mama cuma mau kalian jadi anak yang berbakti,” ucap Vani.
Aletta menatap Vani dengan mata berkaca-kaca, perlahan air mata menetes ke pipinya.
“Aku berharap kita bisa kayak gini terus untuk selamanya,” tutur Aletta.
“Aamiin,” jawab mereka serempak.
Vani dan Revan melepas pelukannya, kemudian menatap Angga yang sejak tadi hanya terpaku di dekat mereka.
“Ga ... Ayah titip Aletta ya. Tolong jaga dia seperti Ayah menjaganya dan jangan kecewakan dia,” ujar Revan.
Angga mengangguk kecil. “Pasti, Yah. Angga nggak akan kecewakan Aletta.”
“Ya udah, yuk berangkat. Nanti keburu panas,” ajak Vani.
Mereka bergegas meninggalkan rumah dan ke studio foto yang berada di salah satu mal. Sesampainya di sana, mereka berpose layaknya keluarga bangsawan—mengenakan pakaian yang elegan dan mewah.
Setiap pose yang diambil dengan penuh keanggunan, mencerminkan keharmonisan dan kehangatan keluarga Ghifari yang tak tergantikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Farel
RomanceBANYAK KEKERASAN!! DILARANG JADI SILENT PEMBACA ATAU BOKONGNYA NANTI BISULAN Sekuel novel My Crush Only You (tahap revisi). Kisah cinta segitiga antara Aletta, Angga dan Farel masih belum berakhir. Setelah Aletta dan Angga menikah, banyak rahasia m...