Hari-hari berlalu begitu saja, tak terasa usia kandungan Singto sudah memasuki 7 bulan sekarang.
Perut Singto semakin besar sehingga membuat dia kesulitan melakukan banyak hal, beruntung ada Korn dan mama mertuanya yang selalu siap siaga membantu Singto jika dia membutuhkan sesuatu.
Hubungan Krist dan Singto masih sama seperti hari-hari sebelumnya, Krist belum bisa menerima Singto dan masih sering menyakiti hati Singto dengan membawa Namtan ke rumah atau pergi keluar malam dan berkumpul bersama teman-temannya.
Sifat Krist juga belum berubah, dia masih suka mabuk-mabukan dan merokok, apa lagi mengikuti balapan liar, hanya saja sekarang Krist sedikit pintar melarikan diri dari kejaran polisi sehingga papanya tak perlu berusaha payah menebus dia di kantor polisi lagi.
Saat ini Singto sedang berada di dapur, memasak sesuatu untuk dia sarapan.
Namtan berdehem kecil sehingga membuat Singto menatap ke belakang."Krist tak ada di rumah" Ucap Singto yang paham dengan maksud kedatangan Namtan.
Memangnya apa lagi? Wanita centil itu pasti ingin mencari suaminya 'kan?
Singto sudah tak heran lagi saat melihat Namtan masuk ke rumah bak pemilik rumah karna memang ini bukan kali pertama Namtan melakukan itu.
"Dimana calon suami ku?" Tanya Namtan.
"Ke kampus" Jawab Singto singkat.
Singto juga tak tahu pasti Krist kemana, dia hanya asal menjawab agar Namtan segera pergi meninggalkannya.
"Kapan kalian bercerai?" Tanya Namtan sehingga membuat Singto menatap kesal ke arah Namtan.
"Aku tidak akan pernah mau bercerai dengan Krist." Ucap Singto.
"Oh, aku akan meminta Krist menceraikan mu nanti" Ucap Namtan sambil menatap remeh pada Singto.
Singto berjalan pergi dari sana mengabaikan keberadaan Namtan sehingga membuat Namtan semakin kesal karna di tinggal begitu saja oleh Singto.
Hampir 30 menit Singto di kamarnya, kini dia keluar dari kamar berjalan menuju dapur, di lihatnya makanan yang di masaknya tadi sudah dingin, Singto memindahkan masakannya ke dalam piring, kemudian duduk di kursi meja makan, mulai memakan makanannya itu.
Setelah makan, Singto berjalan ke kamarnya, saat Singto menaiki tangga dia merasakan perutnya kram, tiba-tiba celananya basah, Singto meringis kesakitan, pandangan matanya mulai buram kemudian dia langsung terjatuh, tubuhnya terguling dari tangga ke lantai dasar.
Maid yang melihat Singto terjatuh langsung menghampiri Singto, dan meminta bantuan sopir untuk mengangkat tubuh Singto.
Korn terkejut saat mendengar apa yang di katakan mamanya. Saat ini Korn sedang bicara dengan mamanya melalui panggilan telpon. Mamanya mengatakan jika Singto masuk rumah sakit.
Korn langsung membereskan pekerjaannya dan beranjak pergi dari ruangannya.
Tiba di rumah sakit, Korn berjalan ke ruang operasi karna mamanya mengatakan Singto langsung di operasi saat itu juga.
"Apa yang terjadi, ma?" Tanya Korn.
"Maid mengatakan Singto jatuh dari tangga, sekarang dokter sedang melakukan operasi untuk mengeluarkan bayinya" Ucap mama Anna.
"Kenapa bisa" Ucap Korn.
"Mama juga tak tahu Korn" Ucap mama Anna.
"Dimana Krist?" Tanya Korn.
"Di dalam menemani Singto, dokter meminta Krist masuk tadi" Ucap mama Anna.
Orang pertama yang di hubungi maid adalah Krist, itu sebabnya Krist yang pertama datang ke rumah sakit, dan Krist menandatangani surat persetujuan untuk melakukan operasi Caesar.
YOU ARE READING
Closer To You ✓
FanfictionKrist tahu betul dia sudah sangat keterlaluan, dan penyesalan memang selalu datang di akhir, dulu dia di cintai dengan hebat oleh Singto, sekarang Singto mati rasa karna ulahnya, di tambah dia harus bersaingan dengan saudaranya sendiri demi mendapat...