"Apa yang kamu lakukan di restoran adik ku tadi?" Ucap Korn sembari menatap sinis ke arah Weir.
Saat ini Korn dan Weir sedang dalam perjalanan kembali ke kantor. Tentunya Weir yang memaksa untuk ikut dengan Korn karna tadi Weir pergi menggunakan taxi.
"Tentu saja makan siang, bukankah sekarang jam istirahat?" Ucap Weir.
"Kenapa ke restoran Singto?" Tanya Korn.
"Aku suka makanannya, tuan"
"Bukan karna ingin bertemu Krist 'kan!?"
"Aku bahkan tak tahu Krist juga di restoran itu" Ucap Weir.
"Cih"
"Tuan" Ucap Weir.
"Hmm"
"Bagaimana dengan tuan? Kenapa tuan disana"
"Itu restoran adik ipar ku 'kan?"
"Ya, tapi rasanya tak wajar"
"Kenapa?"
"Aku melihat kalian sangat dekat, lebih dari saudara ipar"
"...."
"Apa tuan--" Weir tak lagi melanjutkan ucapannya, rasanya dia terlalu jauh jika ingin tahu tentang itu. Weir memilih untuk diam sekarang, dia hanya tak mau terlalu ikut campur, atau Korn akan marah besar padanya. Akhir-akhir ini Weir sudah jarang di bentak oleh Korn, dia tak mau di bentak lagi.
Korn fokus menyetir mobil, sesekali dia mencuri pandang ke arah Weir yang terlihat fokus ke ponselnya, akhir-akhir ini Weir memang sudah jarang membuat Korn marah karna dia memang sudah tidak pernah lagi menggoda Korn seperti dulu, mungkin karna rasa penasaran pria itu sudah habis, tapi bagaimana dengan Korn yang mulai mencari godaan dari Weir yang sangat di bencinya dulu?!
"Weir..." Ucap Korn sembari memegang paha Weir sehingga membuat Weir menatap tangan Korn di pahanya.
"Ya, tuan?" Ucap Weir.
"T-tidak" Korn mengalihkan tangannya dengan memegang setir mobil.
Korn seorang pria dewasa, dia mungkin terlihat pendiam, tapi setelah merasakan seks waktu itu Korn jadi suka bermain sendiri menggunakan tangannya, sepertinya dia mulai ketagihan melakukan seks karna sekertarisnya.
Tiba di kantor, keduanya berjalan keluar dari mobil dan masuk ke dalam, berjalan beriringan di koridor kantor, Korn dengan wajah datarnya sedangkan Weir mengumbar senyum manisnya pada setiap orang yang di temuinya.
Mereka masuk ke dalam lift khusus CEO.
"Tuan..." Ucap Weir sembari memainkan dasi Korn.
Weir menatap mata Korn dan bibirnya langsung di lahap oleh Korn, Weir tentu dengan senang hati membalas lumatan Korn, dia mengalungkan tangannya ke leher Korn sekarang dan bersandar di dinding lift.
Lift terbuka, beberapa orang yang sedang lewat langsung mengalihkan tatapan mereka ke sembarang arah saat tak sengaja melihat itu. Pipi Weir memerah saat mengetahui banyak orang melihat mereka, sedangkan Korn kembali memasang wajah datarnya dan melangkahkan kakinya keluar dari lift.
"Ikut aku ke ruangan ku, Weir" Ucap Korn datar.
Baru saja pintu ruangan di kunci, Korn langsung menyambar bibir Weir, keduanya berciuman dengan panas dan berjalan ke sofa yang tak jauh dari mereka, kini Weir terbaring pasrah di atas sofa dengan Korn yang berada di atas tubuhnya, mencumbu setiap inci tubuh indah Weir sedangkan tangannya dengan cepat melepas kancing kemeja putih yang Weir kenakan.
*****
Di tempat lain saat ini, mobil Krist baru saja tiba di desa, lebih tepatnya di depan rumah tempat dia mengurung Namtan."Bagaimana bisa dia kabur!!" Ucap Krist marah pada beberapa orang yang di tugaskan untuk menjaga Namtan.
YOU ARE READING
Closer To You ✓
FanficKrist tahu betul dia sudah sangat keterlaluan, dan penyesalan memang selalu datang di akhir, dulu dia di cintai dengan hebat oleh Singto, sekarang Singto mati rasa karna ulahnya, di tambah dia harus bersaingan dengan saudaranya sendiri demi mendapat...