Bab 5: Langkah Menuju Kegelapan

5 2 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Nara yang merasa tertekan disetiap detik dan keputusasaan yang mendalam. Kesulitan di rumah dan rasa kesepian yang menyelimuti dirinya membuat setiap hari terasa semakin berat. Meskipun dia berusaha untuk tampak kuat dan tidak menunjukkan kesedihannya di sekolah, dia tidak dapat lagi menyembunyikan dampak dari beban emosional yang dia tanggung.

Di sekolah, meskipun Pak Daniel terus memberikan perhatian dan dukungan, Nara merasa sulit untuk membuka diri sepenuhnya. Dia merasa seperti berada dalam jebakan antara harapan kecil yang diberikan Pak Daniel dan kenyataan pahit dari kehidupannya yang tidak berubah. Terasa asing dengan keputusan yang semakin menyelimutinya, dan dia mulai merasa seolah-olah tidak ada jalan keluar dari kesedihan yang mengikatnya ini.

Bel pun berbunyi saat pulang dari sekolah, Nara merasa aneh setiap dia merasa stres dan suhu panas yang meningkat ada cairan berwarna merah yang keluar dari hidungnya. Ia juga merasa bahwa  Tubuhnya akhir akhir ini terasa lemah dan sakit kepala yang menyiksa membuatnya sulit untuk berfokus. Namun, dia tetap berusaha untuk mengabaikan kondisinya. Dia merasa bahwa kedua orang tuanya tidak memperdulikannya,

So...jadi mengapa aku harus peduli dengan kesehatan tubuhku? Pikir Nara

mereka tidak akan mengerti atau peduli, dan ini membuatnya merasa semakin sendirian.

Di rumah, Nara mencoba mengalihkan perhatiannya dengan aktivitas sederhana seperti membaca atau menulis di buku hariannya. Namun, kesedihan yang mendalam dan rasa terasingkan yang dia rasakan membuatnya sulit untuk menikmati hal-hal yang biasanya dia sukai. Dia merasa bahwa hidupnya tidak berarti apa apa dan perasaan ini semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

Kehadiran Pak Daniel di sekolah terus memberikan sedikit cahaya di tengah kegelapan Nara. Pak Daniel sering kali memberikan dorongan dan pujian yang membuat Nara merasa lebih dihargai. Namun, Nara merasa semakin sulit untuk percaya bahwa seseorang benar-benar peduli padanya. Kegelisahan dan rasa tidak berdaya terus menggerogoti hatinya, membuatnya merasa semakin tertekan.

Malam hari dibawa cahaya bulan yang begitu indah, Nara duduk sendirian di kamarnya sambil melihat bulan, ia berpikir mengapa Tuhan harus membuatnya hadir dibumi ini jika kehidupannya seperti ini??. Dia merasa bahwa tidak ada yang benar-benar memahami atau memperhatikan penderitaannya. Kekecewaan dan putus asa semakin mendalam, dan dia mulai merasa bahwa tidak ada lagi harapan untuk masa depannya.

Hari-hari berlalu dengan Nara yang semakin tenggelam dalam kegelapan emosionalnya. Dia berusaha untuk mencari cara untuk mengatasi perasaannya, tetapi semuanya terasa sia-sia. Meskipun Pak Daniel terus berusaha memberikan dukungan, Nara merasa semakin sulit untuk menemukan cara untuk mengatasi beban emosional dan fisik yang dia hadapi.

Jangan lupa vote dan komen☺☺☺

TBC.

Aku ingin bahagia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang