Pak Daniel terbangun di tengah malam, keringat membasahi dahinya. Dalam mimpinya, Nara berdiri di bawah pohon rindang, tersenyum lembut."Nara, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan suara bergetar.
"Aku hanya ingin melihatmu sekali lagi," jawab Nara. "Jangan terlalu menyalahkan dirimu. Aku ingin kau tahu bahwa aku memaafkanmu, dan aku berharap kau bisa memaafkan dirimu sendiri."
Mimpi itu berakhir dengan Nara berjalan menjauh, meninggalkan jejak langkah di padang rumput yang tenang. Pak Daniel terbangun dengan perasaan aneh, seolah ada sesuatu yang belum selesai.
---
Keesokan harinya, di rumah keluarga Nara
Ibunya menemukan sebuah surat terselip di dalam buku harian Nara. Tangannya gemetar saat membukanya dan mulai membaca dengan suara pelan:
"Untuk semua yang kutinggalkan,
Aku tahu hidup ini tak selalu adil, tetapi aku ingin kalian tahu bahwa aku tidak pernah membenci siapa pun. Aku mencintai kalian, meski kadang aku merasa tidak dicintai.
Pak Daniel, jika kau membaca ini, aku ingin kau tahu bahwa aku bahagia pernah mengenalmu. Aku berharap kau bisa melanjutkan hidup dan menemukan kebahagiaan yang sejati. Jangan biarkan penyesalan membelenggumu.
Untuk keluargaku, aku tahu kita sering bertengkar, tetapi aku selalu merindukan saat-saat kita tertawa bersama. Aku harap kalian akan selalu saling mendukung, bahkan ketika aku sudah tiada.
Terima kasih untuk segalanya. Aku akan selalu ada di hati kalian._Salam Nara."
Surat itu membuat semua yang mendengarnya terisak. Pak Daniel menggenggam surat itu erat, air mata jatuh tanpa bisa ia tahan. Kini ia tahu, meski Nara telah pergi, cintanya tetap abadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia (END)
Teen FictionSinopsis Nara putri, gadis penyuka senja dan bulan. Dan ya jangan lupakan bahwa ia seorang introvert. Ia merasa bahwa Tuhan tidak pernah adil padanya dan Tidak pernah merasakan kebahagiaan walaupun hanya sedikit, menjalani hari-harinya dengan rutini...