Bab 14: Keterasingan dan Keberanian

3 1 0
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.

Seiring berjalannya waktu, Nara merasa semakin terbebani oleh tekanan di sekolah dan di rumah. Kesehatan fisiknya yang terus memburuk semakin memperparah rasa tidak nyaman yang dia rasakan, dan perasaan terasing semakin dalam. Meskipun Pak Daniel masih sering menghubunginya, dia merasa ada jarak yang mulai terbentuk di antara mereka.

Nara mulai merasa seperti dia berada di tengah-tengah situasi yang tidak terkendali. Sementara di sekolah, teman-temannya tampak tidak menyadari betapa sulitnya situasi yang dia hadapi. Lisa, teman sekelasnya, terus mendapatkan perhatian istimewa dari guru-guru, dan ini hanya memperburuk perasaan Nara tentang ketidakadilan yang dia alami.

Suatu hari, saat istirahat, Nara duduk sendirian di sudut taman sekolah, berusaha mencerna perasaannya. Saat itu, salah satu temannya, Reza, mendekatinya. Reza terlihat prihatin dan duduk di samping Nara.

"Nara, kamu terlihat tidak baik. Ada yang bisa aku bantu?" tanya Reza dengan nada penuh perhatian.

Nara tersenyum lemah. "Aku hanya merasa sedikit tertekan. Ada banyak hal yang sedang aku hadapi dan kadang-kadang rasanya sangat berat."

Reza mengangguk. "Aku bisa mengerti. Jika kamu butuh teman untuk berbicara atau jika ada sesuatu yang bisa aku lakukan, aku di sini untukmu."

Percakapan dengan Reza memberikan sedikit kelegaan bagi Nara. Dia merasa bahwa ada seseorang yang benar-benar peduli dan siap mendengarkan. Namun, di balik kelegaan itu, perasaan cemas tentang hubungan dengan Pak Daniel tetap menghantui pikirannya.

Nara berusaha untuk tetap positif dan berfokus pada hal-hal kecil yang bisa membuatnya merasa lebih baik. Namun, perubahan perlahan mulai terasa dalam hubungan mereka. Pak Daniel yang sebelumnya selalu memberikan dukungan penuh kini tampak lebih jarang menghubungi Nara. Kesibukan dan perubahan suasana hati Pak Daniel membuat Nara merasa terabaikan.

Sementara itu, Nara terus berjuang melawan rasa kesepian dan rasa tidak adil yang dia rasakan. Dia mulai merasakan ketidakpastian yang semakin dalam tentang masa depan dan tentang hubungan dengan Pak Daniel. Meskipun dia masih berharap bahwa semuanya akan membaik, ketidakpastian itu semakin membebani pikirannya.

Jangan lupa vote dan komen☺☺☺



TBC.

Aku ingin bahagia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang