Happy Reading
.
.
.
.
.Setelah pertengkaran dengan Pak Daniel, Nara merasa semakin terpuruk. Hari-harinya di sekolah seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Ia tak lagi memiliki kekuatan untuk bertahan. Rasa sakit karena dituduh kekanak-kanakan dan diabaikan oleh seseorang yang selama ini dianggapnya sebagai tempat berlindung benar-benar menghancurkannya.
Ketika Nara pulang dari sekolah, pikirannya melayang-layang, dipenuhi oleh rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Tanpa sadar, ia menyeberang jalan tanpa melihat sekelilingnya. Dalam sekejap, suara klakson mobil yang keras terdengar, dan tubuh Nara terhempas ke jalan. Orang-orang di sekitarnya berteriak, namun semuanya menjadi gelap bagi Nara.
Brak!!!
Suara dentuman mobil menghantam keras Tubuh Nara hingga terhempas jauh
Kecelakaan tersebut membuat banyak orang berkerumun disekeliling Nara...
“Cepat panggil ambulans!”
Suasana rumah sakit itu dipenuhi oleh kecemasan. Ambulans yang membawa Nara tiba dengan kecepatan tinggi, sirine yang meraung-raung seolah mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh semua orang. Nara terbaring tak bergerak di atas tandu, wajahnya pucat, dengan luka yang menghiasi tubuhnya akibat kecelakaan tragis yang baru saja menimpanya.
Keluarga Nara yang datang bersama ambulans tampak terguncang, terutama ibu dan ayahnya. Mereka berpegangan erat, berdoa dalam hati agar Nara masih bisa diselamatkan. Tak lama setelah tiba, dokter dan tim medis segera bergegas untuk memeriksa kondisinya, sementara keluarga dan teman-temannya menunggu di luar dengan perasaan campur aduk antara harapan dan ketakutan.
Waktu berjalan begitu lambat, hingga akhirnya, pintu ruang gawat darurat terbuka. Dokter keluar dengan ekspresi yang serius. Semua orang segera menghampirinya, berharap mendengar kabar baik. Namun, saat dokter mulai berbicara, yang terdengar hanyalah kata-kata yang menghancurkan harapan mereka.
"Maaf, kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi Nara mengalami benturan yang sangat parah akibat kecelakaan tersebut. Organ dalamnya mengalami kerusakan serius. Ditambah lagi, setelah kami periksa, kami menemukan bahwa dia juga mengidap penyakit..." Dokter terdiam sejenak sebelum melanjutkan,
"Kanker stadium lanjut, yang sayangnya sudah menyebar di beberapa bagian tubuhnya."Deg!
Keluarga Nara seketika terdiam, terkejut bukan hanya karena kecelakaan, tapi juga karena fakta bahwa anak mereka ternyata mengidap penyakit yang selama ini mereka tidak ketahui. Sang ibu menutupi mulutnya dengan kedua tangan, air mata mulai membanjiri wajahnya. Ayah Nara, yang selalu tampak tegar, kini tak kuasa menahan perasaan bersalah dan sedih yang mendalam. Bagaimana bisa mereka tidak menyadari hal ini? Bagaimana mungkin Nara bisa menyembunyikan penyakitnya selama ini?
"Apakah dia bisa selamat, Dok?" tanya sang ibu dengan suara bergetar, meskipun dalam hatinya, ia sudah tahu jawabannya.
Dokter menggeleng pelan. "Maaf, tetapi kondisinya terlalu parah. Kami sudah mencoba segala cara, namun Nara tidak selamat."
Kalimat itu menghancurkan seluruh dunia mereka. Ibu Nara jatuh terduduk di lantai, menangis histeris, sementara sang ayah hanya bisa meremas erat tangannya, menatap lantai dengan kosong. Semua yang mereka rasakan hanyalah kesedihan yang begitu dalam dan penyesalan yang menyesakkan dada.
Di tengah keramaian itu, Pak Daniel, yang juga ada di sana, terpaku mendengar pernyataan dokter. Tubuhnya terasa kaku. Pikirannya dipenuhi oleh semua momen yang telah ia lewati bersama Nara kesalahan-kesalahan yang ia perbuat, kata-kata yang tak pernah ia katakan, dan rasa sayang yang tak pernah ia tunjukkan. Kini semuanya sudah terlambat. Nara, gadis yang mencintai dia dengan tulus, telah pergi selamanya. Penyesalan pun menyergapnya, menghancurkan setiap perasaan yang tersisa di hatinya.
Hayoooo deg deng g nihh 😆😆 jangan lupa vote dan komen yaa ☺☺
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia (END)
Novela JuvenilSinopsis Nara putri, gadis penyuka senja dan bulan. Dan ya jangan lupakan bahwa ia seorang introvert. Ia merasa bahwa Tuhan tidak pernah adil padanya dan Tidak pernah merasakan kebahagiaan walaupun hanya sedikit, menjalani hari-harinya dengan rutini...