Happy Reading
.
.
.
.
.
Nara merasa bahwa hari harinya semakin sulit. Kondisi kesehatannya semakin hari semakin memburuk, tetapi ia mencoba untuk positif thinking
Pak Daniel yang merasa aneh dengan Nara ia memanggilnya keruangan Pak Daniel setelah pembelajaran telah selesai.
"Nara, saya ingin bicara denganmu sebentar nanti Habis pembelajaran selesai, saya tunggu kamu diruangan saya" katanya dengan nada lembut. Nara sebenarnya merasa cemas, namun dia mengikuti permintaan Pak Daniel dan masuk ke ruangannya.
Di ruangannya yang tenang, Pak Daniel duduk di depan meja dan memandang Nara dengan penuh perhatian.
"Nara saya perhatikan kamu semakin sering terlihat lelah dan tidak sehat. Apakah ada sesuatu yang ingin kamu ceritakan atau berbagi?"
Nara merasa terjebak antara keinginan untuk terbuka dan rasa malu yang mendalam. Dia merasa canggung dan bingung harus mulai dari mana.
"Saya hanya merasa sedikit tidak enak badan, Pak. Tidak ada yang serius," jawabnya dengan ragu.
Pak Daniel menatap Nara dengan penuh pengertian.
"Kadang-kadang, berbicara tentang apa yang kita rasakan bisa membantu. Saya di sini jika kamu ingin berbicara atau membutuhkan sesuatu."
Nara merasa tersentuh oleh perhatian Pak Daniel, tetapi dia masih merasa sulit untuk membuka diri. Dia memilih untuk tidak membagikan perasaannya sepenuhnya dan hanya mengangguk.
"Terima kasih, Pak. Saya akan mencoba."
Setelah percakapan singkat itu, Nara kembali ke kelas dengan perasaan campur aduk. Meskipun Pak Daniel menunjukkan perhatian yang tulus, tetapi Nara merasa tidak mungkin untuk membicarakan sesuatu yang bersifat pribadi kepada orang lain.
Di rumah, suasana tetap tidak berubah. Orang tuanya masih terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan Nara merasa semakin terabaikan. Dia merasa semakin sulit untuk mencari dukungan atau pengertian di tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan.
Jangan lupa vote dan komen☺☺☺
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia (END)
Roman pour AdolescentsSinopsis Nara putri, gadis penyuka senja dan bulan. Dan ya jangan lupakan bahwa ia seorang introvert. Ia merasa bahwa Tuhan tidak pernah adil padanya dan Tidak pernah merasakan kebahagiaan walaupun hanya sedikit, menjalani hari-harinya dengan rutini...
