8. Camping

104 19 2
                                    

"OKE SEMUA NYA SUDAH SIAP?!"

Suara Pak Yadi nyaring memasukki gendang telinga Zera, membuat wanita itu sedikit memejamkan matanya.

"Las, cewe lo?" goda Rafael.

"Cie, cewe baru." kini Danzel ikut memanasi Laskar.

"Bacot lo semua, mau gue kremasi?!" timpal Laskar. Zera yang mendengar itu sedikit tersinggung, apakah kehadiran nya membuat Laskar kurang nyaman.

Semalam Laskar sempat bicara dengan temannya tentang masalah Zera, ia meminta agar teman temannya tidak banyak bicara ataupun menggoda Laskar saat Zera bersama dirinya, namun itu sama sekali tidak mendatangkan perubahan untuk mereka.

"SEMUA SILAHKAN MASUK BIS!"

"E-eh koper gue."

Laskar membalikkan badannya, "Biar gue bawa." ucap Laskar yang diangguki oleh Zera.

Terdapat kurang lebih 10 bis yang terparkir di area SMA Nusa Bakti, banyak siswa yang berhamburan memasukki bis itu.

"Duduk." pinta Laskar.

"G-gue mabukan, kalo agak depan gimana?" tanya Zera.

Laskar tertawa kecil, "Cewe kaya lo bisa mabuk juga ya?" ucapnya yang kemudian berjalan mendahului Zera.

Selama perjalanan Zera hanya menatap jendela sedangkan lelaki bernama Laskar terus menatap layar ponselnya. Perlahan mata Zera tertutup dan Zera telah dibawa oleh mimpinya.

Cukup lama Zera tidur dan kini Laskar sadar jika wanita disampingnya tidur, ia segera membenahkan posisi Zera.

Karena tak sengaja menyenggol kepala Zera, wanita itu terbangun, "Ngapain lo?!" tanya Zera sambil memojok dijendela.

"Lo ngorok, brisik tau gak?" jawab Laskar asal.

Zera menatap Laskar tak terima, "Gue gak ngorok ya, sok tau!" ucap Zera.

"Terserah, yang penting lo tadi ngorok." tuduh Laskar, sebenarnya Zera tidak mengorok itu hanya alasan Laskar saja.

...

Zera berdecak sebal saat Linda terus meneloponnya, bahkan Linda sudah sempat menelepon Zera saat di dalam bis, kini waktu pembagian tempat tenda Linda masih saja meneleponnya.

"Siapa?"

Zera menoleh lalu menggeleng kecil, "Gak apa apa." ucapnya yang kemudian memasukan ponselnya di dalam saku.

"Mama lo kan?" tebak Laskar.

Wanita itu menggeleng kecil, "Bukan." bohongnya.

Laskar menghela napas, "Jawab, gue gak mau kalo gue dikira gak jagain lo." ucap Laskar.

Jujur ucapan Laskar sedikit membuat Zera sakit hati, apakah lelaki itu sengaja ingin menyindirnya?

Zera kembali mengambil ponselnya yang bergetar, "Iya, Ma?"

"Udah sampai? Laskar sama kamu kan?"

"Iy-"

"Iya, Tante. Laskar sama Zera 24 jam." canda Laskar.

Terdengar suara kekehan kecil dari ponsel Zera.

"Jangan 24 jam dong, pokoknya kalo Zera bandel bilang sama Tante."

"Siap, kalo Laskar jewer boleh kan?" ucap Laskar.

Zera tersenyum mendengar ucapan Laskar baru saja, lelaki yang biasanya sok dingin itu ternyata bisa bercanda.

"Boleh banget, yaudah sana lanjutin acaranya, have fun, anak anak Mama."

Panggilan itu segera dimatikan oleh Zera, "Tuh dengerin, gak usah bandel kalo dibilangin." ucap Laskar.

Hello, Atlaskar! (JAY X NINGNING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang