"Halo?"
"L-las, Zera hilang."
Ucapan Rissa membuat Laskar mengerutkan keningnya, "Maksud lo?" tanya Laskar bingung, apakah yang dimaksud pengumuman tadi adalah pos milik Zera?
"Zera hilang. K-kita udah nyampe finish tapi Zera gak nyampe nyampe, Las. HP nya juga gak aktif, g-gue gak tau harus gimana."
Semua anak Valerov kini menatap Laskar saat mendengar ucapan Rissa dibalik telepon itu, perasaan yang awalnya biasa saja kini penuh perasaan tak enak.
Isakan tangis Rissa membuat Laskar semakin gaduh dan khawatir akan keberadaan Zera.
Lelaki itu segera memutuskan panggilan itu dan memasukkan ponselnya kedalam sakunya.
"Las, lo mau kemana bego?!" cegah Rethan saat melihat Laskar berlari memasuki hutan yang kini telah dipasang police line.
"Nyari Zera, bangsat!" jawab Laskar penuh emosi yang kemudian menghempaskan tangan Rethan yang ingin mencegahnya.
"Lo bisa ngerti situasi gak? Zera bakal dicari sama panitia. Lo sabar, jangan gegabah!" jelas Rethan.
"Lo bilang sabar? Zera hilang. Minggir gue mau nyari Zera!" kini Laskar nekat merusak police line yang telah dipasang panitia.
"Las, lo sabar. Kita panitia sama osis juga baru usaha nyari Zera, gue mohon lo jangan buat masalah ini tambah gaduh!" jelas Nathan si ketua osis.
"Enak banget lo ngomong. Lo tuh ketos ngurus acara beginian gak bisa, panutan apaan lo?!" timpal Laskar yang kini telah terbakar oleh emosi.
"Lo pikir ngurus acara ini gak susah? Lo cukup sabar nunggu Zera, tim sar baru perjalanan kesini." ucap Nathan yang masih mencoba menenangkan Laskar.
"Otak otak goblok! Buang waktu nunggu tim sar kesini!" ucap Laskar yang kini berlari memasuki hutan yang sangat gelap itu.
...
"Kala!"
Sipemilik nama pun menoleh dan mengangkat kepalanya singkat seakan menanyakan 'apa'
"Laskar dimana? T-terus tim sar bakal kesini kan?" tanya Metta tak sabaran.
Kala menghela napas, "Laskar nekat masuk hutan, gue denger tim sar bakal otw." jelas Kala.
"Udah dong beb jangan nangis, nanti Zera juga ketemu." ucap Danzel yang mencoba menenangkan sang kekasih.
Minggu lalu Rissa dan Danzel resmi menjalin hubungan asmara, Danzel memang menyukai Rissa sejak awal memasuki bangku SMA.
"Gimana gak nangis, itu temen gue anjir." ucap Rissa yang sejak tadi tak berhenti menangis.
"Ya emang temen lo, bukan temen gue." timpal Danzel.
"Apasih udah, Zera nanti ketemu, Sa." ucap Danzel yang sejak tadi tak kuasa menahan suara tangis Rissa.
Namun Rissa masih tetap menangis, "Kal, lo ada lakban gak sih?" tanya Danzel kepada Kala.
Kala pun mengangguk, "Ada ditas gue, ambil aja sana." jawab Kala.
Melihat Danzel berdiri Rissa langsung menarik tangan Danzel, "Iya udah gak nangis." ucap Rissa, ia tau jika Danzel akan melakban mulutnya.
"Gimana? Tim sar udah dateng?" tanya Liana yang baru saja datang.
Rethan yang sedang menatap layar ponselnya pun menoleh, "Udah diparkiran." jawab Rethan yang mendapat pesan dari Tio.
Mendengar itu Rafael segera berdiri dan menepuk saku belakangnya yang terkena debu.
"Heh, Ael lo mau kemana?" tanya Danzel, mendengar itu Rafael pun memutar bola matanya, "Ya ikut tim sar lah." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Atlaskar! (JAY X NINGNING)
Teen FictionIni adalah alur antara aku dan kamu, antara rahasia kecil kita yang kini makin membesar. Harmoni kita yang akan selalu aku bawa untuk selamanya, dan dari banyaknya nada yang kita buat, aku tidak akan pernah melupakan nya, seperti kenangan yang kita...