"Ze, lo gak apa apa kan?"
Laskar menyuruh teman teman Zera untuk mengurus wanita itu, tidak mungkin Laskar meninggalkan Zera sendiri di tenda darurat itu.
Rissa pun memeluk Zera, "Kasian banget temen gue satu ini, teriak teriak gak jelas di hutan pasti." ucap Rissa yang membuat Zera terkekeh.
"Tapi lo beneran gak apa apa kan, Ze?" pertanya Metta yang diangguki oleh Zera, "Gue gak apa apa." jawab nya.
"Gue suapin ya?" tawar Liana saat melihat satu porsi bubur dimeja.
Zera pun mengangguk, "Kalo besok belum sembuh, gak usah ikut acara, di tenda sama gue aja." ucap Metta.
Zera terkekeh mendengar ucapan Metta, "Besok paling juga udah baikkan." jawab Zera.
"Terus Laskar gimana?" tanya Liana.
Senyuman dari bibir Zera tiba tiba menghilang, wanita itu sedikit menundukan kepalanya.
Melihat itu Rissa mengerutkan keningnya, "Lo ada masalah ya sama Laskar?" tanya Rissa, namun kemudian Zera menggeleng.
Rissa mengangguk, "Kalo ada apa apa ngomong sama gue, Ze. Biar si Laskar gue tendang." ucap Rissa.
Karena setuju dengan ucapan Rissa, Metta pun mengangguk, "Cerita aja, tuh cowo emang ngeselin." ucap Metta.
Zera kembali menggeleng, "It's okay, girls." ucapnya yakin, ia tak seharusnya bercerita masalah ini kepada teman temannya, karena ini adalah kesalahan Zera sendiri.
Rissa mengangguk, "Yaudah kalo lo gak mau cerita, tapi kalo emang beneran mau cerita, cerita aja." ucap Rissa.
Zera tertawa mendengar itu, betapa beruntungnya ia memiliki teman seperti mereka, "Sialan, Rissa malah nabur bombay." ucap Zera.
"Ih temen gue nangis masa." ucap Rissa saat melihat Zera mengeluarkan air mata nya.
...
"Gue denger hari ini jadwalnya bakal kosong karena kejadian Zera kemaren. Tapi malem nya bakal ada acara band gitu, buat akhir kita disini."
Mendengar itu Metta menoleh ke arah Liana, "Berarti besok pagi kita udah balik gitu? Lo tau dari mana, Li?" tanya Metta tak sabaran.
Liana mengangguk, "Nathan ngasih tau ke gue." jawab Liana.
"Cie, akhir akhir ini gue liat lo deket sama Nathan deh." ucap Metta tiba tiba.
"Nathan ketua osis maksud lo?" pasti Zera.
Metta mengangguk, "Kemaren gue liat dia adu bacot sama Laskar anjir." ujar Rissa tiba tiba.
Ucapan Rissa membuat Metta menoleh, "Gue juga nonton gila." ucap Metta.
"Tapi bisa juga, lo sama Nathan cocok anjir." ucap Rissa.
Kini seribu tomat subur di pipi milik Liana, "Apaan ege, gue cuma deket. Gak lebih." jawab Liana.
"Noh merah kayak sambel nya Bu Yuni." ejek Metta, "Eh tapi gue kangen bakso nya Bu Yuni." ucap Metta kembali.
"Baru juga dua hari." ujar Zera yang merasa aneh dengan tingkah alay teman nya itu.
"Dua hari gigi lo, sabtu sama minggu libur, udah empat hari gila." ucap Metta.
Liana merotasikan kedua bola matanya, "Ya udah sih, besok tinggal beli. Brisik banget." ucap nya kepada Metta.
"Gue mau ketoilet bentar." ucap Zera tiba tiba.
Rissa menoleh, "Mau kita anter gak?" tawar Rissa. Zera terkekeh tak bersuara, "Gak usah, deket banget kok." tolaknya.
Mereka pun mengangguk dan mempersilahkan Zera kekamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Atlaskar! (JAY X NINGNING)
Roman pour AdolescentsIni adalah alur antara aku dan kamu, antara rahasia kecil kita yang kini makin membesar. Harmoni kita yang akan selalu aku bawa untuk selamanya, dan dari banyaknya nada yang kita buat, aku tidak akan pernah melupakan nya, seperti kenangan yang kita...