"Nanti pulang sekolah, kita langsung packing ya, Ze. Biar besok kita gak perlu packing mendadak."
Zera mengangguk, "Yaudah, Ma. Zera masuk, keburu telat." pamit Zera yang kemudian mencium punggung tangan Linda.
Zera segera berjalan menuju kelas nya, ia tersenyum miris. Besok adalah hari terakhir ia sekolah di SMA Nusa Bakti, walaupun baru sebentar ia bersekolah disana, tapi ia merasa banyak sekali kenangan yang ia buat di sekolah ini.
"Jadi boloskan?" tanya Metta pelan pelan saat melihat Zera memasuki kelas.
"Ze, jadi kan?" pasti Rissa saat Zera telah menaruh tas nya.
Mendengar itu Zera mengangguk, "Bel istirahat pertama kita langsung lari lewat gerbang belakang." jelas Zera.
Kemarin mereka sengaja merancang acara untuk hari ini, seperti apa yang mereka bicaran, mereka akan membolos setelah istirahat untuk menelusuri mall bersama.
"Kenapa gak sekarang aja anjir?" tanya Metta.
Ucapan Metta membuat Rissa menoleh, "Lo gak tau? Jam jam segini Pak Gio pasti jaga gerbang belakang!" ucap Rissa.
Liana mengangguk, "Habis bel istirahat aja." ucapnya.
...
Kini bel istirahat pertama berbunyi nyaring di telinga Zera, wanita itu sedikit menutup kedua matanya akibat kebisingan itu.
"Baiklah, pelajaran ibu cukup sampe sini aja, kalian bisa istiharat." tutur sang guru yang kemudian keluar dari kelas Zera.
Dengan cepat Metta memasukan buku buku nya dan alat tulis nya ke dalam tas secara asal asalan, pasalnya wanita itu malas pada jam pelajaran berikutnya.
"Malah diem, cepet kemasin barang barang kalian!" ucap Metta yang kini sudah siap menggendong tasnya.
"Liat sikon, bego. Kelasnya masih ada orang!" jawab Rissa.
Jawaban dari Rissa membuat Metta berdecak sebal, "Lo semua yang ada dikelas mau gue traktir gak?!" tanya Metta.
"Traktir apa, Met?" tanya salah satu murid
Metta memutarkan bola matanya malas, "Traktir es teh tiga ribu Bu Yuni." jawab Metta.
"Mau, Met!" ucap salah satu murid lain.
Metta menyerahkan satu lembar uang berwarna merah muda untuk teman teman nya, alhasil semua teman teman nya pergi. Metta tersenyum puas, "Gampangkan? Cepet kemasin semua barang barang kalian!" perintah Metta.
Setelah selesai, mereka berjalan hati hati layaknya maling, satu langkah demi satu langkah mereka berjalan menuju gerbang belakang.
Rissa mengerutkan keningnya melihat Zera yang sejak tadi seperti mencari seseorang, "Ze, jalan lebih cepet. Lo cari siapa?" tanya Rissa pelan.
Zera langsung menoleh kearah Rissa, kemudian ia menggeleng, "Gue gak ca-"
"Laskar? Dia bolos." potong Rissa.
Mendengar jawaban dari Rissa, Zera mengerutkan keningnya, mengapa Laskar tiba tiba tidak berangkat sekolah?
"Kenapa?" tanya Zera.
Rissa menggeleng, "Gak tau, cepet lo panjat duluan." tunjuk Rissa pada gerbang yang cukup tinggi.
...
Kini mereka sedang menghabiskan uang untuk berkeliling mall, tak hanya membeli skincare yang menjadi rutinasi mereka, mereka juga membeli beberapa baju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Atlaskar! (JAY X NINGNING)
Teen FictionIni adalah alur antara aku dan kamu, antara rahasia kecil kita yang kini makin membesar. Harmoni kita yang akan selalu aku bawa untuk selamanya, dan dari banyaknya nada yang kita buat, aku tidak akan pernah melupakan nya, seperti kenangan yang kita...